Ketika Kesedihan dan Kebahagiaanku Hadir

Posted on Updated on

Ketika kesedihanku lahir, segeralah ku sambut dengan suka cita. Aku merawatnya dengan baik, seraya melihatnya dengan tatapan yang lembut. Sementara kesedihanku adalah segala hal yang hidup, kuat, indah dan menyenangkan.

Tidak butuh waktu lama untuk kami saling mencintai, karena kesedihanku terus memotivasi untuk mencintainya. Dan karena kesedihanku memiliki perasaan yang halus dan hati yang baik, maka aku pun terpikat kepadanya. Sedangkan kami pun akhirnya sama-sama mencintai dunia dan apa yang ada di sekeliling kami dengan cinta yang besar.

Kami terus bersama dalam merenda hari-hari. Terus berdampingan, sehingga siangnya membuat kami terbang dan malamnya membuat kami terikat rapat. Mimpi kami pun sama, yaitu keindahan yang terungkap setelah tiba masa kemudahan.

Dan ketika aku dan kesedihanku berjalan baik siang ataupun malam, orang-orang melirik kepada kami. Mereka memandang dengan mata sayu sembari berbisik yang mengandung kata-kata keindahan. Bahkan ada segolongan dari mereka yang iri kepadaku dan kesedihanku, karena kami tetap bisa bersama dalam suka.

Aku pun bangga karena sikap mereka itu, sebab kesedihanku adalah sosok yang mulia. Terlebih ketika mereka hingga menundukkan pandangan kepadaku sebagai tanda hormat, atau saat mereka sudi memberikan senyuman manisnya.

Namun, kesedihanku akhirnya terserang penyakit lemah lalu ia mati sebagaimana semua yang hidup. Sehingga aku pun di tinggal sendirian dalam kesepian. Lalu disaat inilah datang sosok lain dalam balutan yang cerah dan menawan. Ia adalah kebahagiaanku yang baru saja dilahirkan.

Aku sangat senang menyambutnya, bahkan tanpa ragu-ragu lagi menggendongnya dengan lenganku. Inilah yang aku nantikan sejak kesepian di tinggal mati oleh kesedihanku. Sehingga setiap apa yang kebahagiaanku minta selalu dituruti. Terus saja seperti itu tanpa mengenal letih dan cukup. Bahkan setiap harinya selalu menambahkan apa saja yang ingin didapatkan, meski larut malam telah menyelimuti wajah hari.

Tapi ternyata kebahagiaanku menjadi pucat dan lemah, ia tidak lagi bisa bermain dan menemaniku dalam mengisi hari-hari yang sempit. Padahal tidak ada lagi bagiku selain bisa menggenggam cintanya. Aku telah mabuk dalam kesenangan kebahagiaanku. Dan ketika kebahagiaanku mati, aku hanya bisa menangis dan terus meronta-ronta.

Aku terus teringat dengan kebahagiaanku dan merasa begitu ceroboh dalam menjaganya. Tidak pernah ku perhatikan tentang kondisi kesehatannya, sehingga baru tahu bahwa ia sakit setelah wajahnya memucat dan tubuhnya lemah. Dan yang paling membuatku menyesal dan sedih adalah saat mengetahui bahwa ia telah mati dan jauh meninggalkanku dalam kesendirian.

Sehingga dalam penyesalan aku hanya bisa berguman; “Kebahagiaan adalah daun-daun di musim gugur, yang harus gugur ketika tiba waktunya. Sedangkan kesedihan adalah bunga-bunga di taman, yang akan mekar ketika datang musim semi”

Yogyakarta, 9 Juli 2012
Mashudi Antoro (Oedi`)

9 respons untuk ‘Ketika Kesedihan dan Kebahagiaanku Hadir

    Nuriya Sri Nuryati said:
    Juli 9, 2012 pukul 5:34 pm

    bagus banget mas tulisannya….penyesalan selalu datang terlambat…mengapa demikian?? karena di sa`at jaya sering kali orang” melupakan satu hal….mereka tidak prnh mau mensyukuri dan…..menjaga nikmat yg telah diperolehnya…bahkan sering kali mengabaikannya…..sehingga setelah jatuh yg tersisa hanyalah penyesalan dalam keputusasaan….begitulah kira” sinopsis dari goresan mas oedi di atas……..tapi bagi kita orang yg mau berfikir bijak segeralah menyadarinya dan bangkit kembali…..karena orang yang baik bukanlah orang yg tdk pernah melalukkan kesalahan….melainkan setelah kesalahan itu dia segera menyadari dan memperbaikinya…….
    itu memang sudah sifat dan qodrat manusia….tempatnya salah dan khilaf….karena kesempurnaan hanya milik Alloh Azza Wajalla saja….terima kasih ya mas oedi…semoga kita termasuk dalam golongan orang” yang beruntung….untuk selalu mawas diri dan ingat bahwa kemegahan dan kemewahan dunia ini hanya semu dan tak layak untuk di perjuangkan….amien insyaalloh….terus berkarya mas…oedi..karya2 mas membawa nur pencerahan bagi yg mau membaca dan mengamalkannya……peace ^_^

      oedi responded:
      Juli 10, 2012 pukul 2:08 am

      Subhanallah.. semua ini hanyalah karena Allah SWT, saya tidak berbuat apa2.. 🙂
      Yup, penyesalan itu akan selalu datang di belakang, sebab bila di depan itu namanya kesadaran… maka dari itu, jadilah sosok yg selalu menyadari apa2 yang sedang dan akan dilakukan, agar tidak menjadi seorang yang menyesal di kemudian hari… bersyukurlah atas apa yg telah di dapatkan, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yg diberikan sekarang, renda hari depan dg penuh semangat dan tidak lari dari garis syariat-Nya. Dengan begitu, maka keselamatan akan menjadi miliki kita…. Berpikirlah atas segala tindakan yang sedang dan akan dilakukan, terus pikirkan dampaknya, baik buruk harus selalu di timbang, agar kebaikan menjadi sesuatu yang bukan khayalan semata, tetapi benar-benar kenyataan dalam hidup kita…
      Satu lagi, jg jadikan pembenaran atas pemahaman bahwa “Manusia itu tempatnya salah dan khilaf” karena itu hanya sekedar pembeda antara seorang hamba dg Tuhannya… sehingga lebih bijaklah dalam bertindak, agar salah dan khilaf itu menjauh pergi dari sifat kita.. sebab, kekeliruan terbesar manusia dalam hal ini adalah sering berlindung dari slogan “manusia itu tempatnya salah dan khilaf” sehingga mereka selalu menganggap remeh bila melakukan kesalahan atau khilaf, sebab ia sudah “mencintai” istilah bahwa manusia itu biasalah bila melakukan kesalahan atau khilaf, yg menjadikan ia malas utk menjadi seorang yg jarang melakukan kesalahan atau khilaf.. karena merasa ada tamengnya, yaitu kata “manusia tempat salah dan khilaf”, jadi lebih hati2 lagi deh…
      Okey.. mbak Nuriya, makasih karena masih mau berkunjung di blog ini, semoga tetap bermanfat.. 🙂

    Tiimah said:
    Juli 10, 2012 pukul 2:32 am

    Subhanallah,,,
    lagi2 sebuah pencerahan kalbu mas,,,
    “Kebahagiaan adalah daun-daun di musim gugur, yang harus gugur ketika tiba waktunya. Sedangkan kesedihan adalah bunga-bunga di taman, yang akan mekar ketika datang musim semi”
    Kebahagiaan & kesedihan 2 hal dlm hidup yg tdk bs terlepas satu dgn ug lainnya, namun kitalah yg semestinya memahami saat mana keduanya bergantian menghampiri perjalanan hidup,,,

    Terimakasih banyak mas oedi,,,
    Selalu suka dgn karya2 tulis mas yg penuh nasehat & motifasi,,,
    Good luck & good job,,, 🙂

      oedi responded:
      Juli 10, 2012 pukul 2:38 am

      Alhamdulillah.. semua ini atas izin-Nya, saya tidak berbuat apa2 kok.. 🙂
      Yup, begitulah sebaiknya sikap kita, yaitu selalu mencermati kesedihan dan kebahagiaan dalam hidup ini… perhatikan dg seksama agar kita tidak salah bertindak dan selalu dalam kebenaran yg hakiki.. nikmati saja kesedihan bila ia datang menghampiri, dan tetaplah bersyukur atas kebahagiaan yg tengah di dapatkan.. jg mengabaikan hal ini, karena akan membawa kecelakaan dalam kehidupan..
      Okey.. mbak Timah, makasih juga atas kunjungan dan doanya, semoga tulisan ini tetap membawa manfaat.. demikian pula kebaikan dan keselamatan ku doakan untukmu.. 🙂

    Andika21 said:
    Juli 10, 2012 pukul 11:29 pm

    subhanallah…. tulisan yang penuh makna, kesedihan dan kebahagian sebuah pasangan yang tak bisa dipisahkan dimana ada kebahagiaan disitu ada kesedihan yang menggantikan. terkadang kesedihan bisa kita gunakan / rubah menjadi kebahagian dengan cara selalu bersyukur atas karunianya, selalu tawakkal “Terima dengan ikhlas dan jalani dengan sabar”

    makasi banyak mas ditunggu tulisan berikutnya semangat….. 🙂

      oedi responded:
      Juli 11, 2012 pukul 2:42 am

      Alhamdulillah.. makasih Dik untuk kunjungan dan dukungannya, semoga tetap bermanfaat.. 🙂
      Ya, begitulah kita seharusnya menjadi pribadi yang lebih cermat dan hati-hati dalam bertindak, baik kesedihan atau pun kebahagiaan, jalani keduanya dengan penuh kebijaksanaan dan jangan menyepelekan satu dari keduanya, karena hanya akan membuat celaka nantinya… bersikaplah seimbang, karena dengan keseimbanganlah maka akan hadir keserasian dan kebahagiaan.. 🙂
      Okey, silahkan di tunggu aja tulisan berikutnya, semoga mas masih diberikan kekuatan dan kesempatan oleh-Nya.

    hendra said:
    Juli 13, 2012 pukul 9:19 am

    tulisan yg ini yg paling aku suka,trims sahabat.~salamukhuwah~

      oedi responded:
      Juli 14, 2012 pukul 11:23 am

      Subhanallah.. alhamdulillah..
      Okelah kalau gitu, terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga tulisan ini bisa mendatangkan manfaat.. 🙂
      Wassalam..

    Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Kista said:
    Maret 24, 2014 pukul 7:44 am

    🙂 ,,,, bermakna

Tinggalkan komentar