Buku_ku
Temporary (1)
Wahai saudaraku. Mari sekali lagi kita membahas tentang hakikat kehidupan ini secara lebih mendalam. Tentang siapakah diri kita dan bagaimana seharusnya kita bersikap? Dan hal ini perlu menjadi prioritas, karena dampaknya akan sangat besar. Baik untuk diri pribadi, juga orang lain dan lingkungan sekitar. Sehingga bagi siapapun yang dapat melakukannya dengan baik, maka baiklah jalan hidupnya. Hasilnya ia akan menjadi sosok yang istimewa dan pantas menyandang gelar sebagai Manusia paripurna.
Muhasabah Diri Sejati
Wahai saudaraku. Dalam tradisi kaum Sufi terdapat pemahaman yang berbunyi: من عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ (Man ‘arofa nafsahu faqod ‘arofa rabbahu) atau berarti siapa yang telah mengenal dirinya maka ia (akan lebih mudah) mengenal Tuhannya. Jadi, pengenalan diri itu adalah tangga utama yang harus dilewati seseorang untuk bisa mendaki ke jenjang hidup yang lebih tinggi dalam rangka mengenal hakikat dari Tuhan. Namun yang menjadi persoalan serius dan terus menghadang adalah bahwa kini manusia justru semakin kesulitan untuk bisa mengenali jati diri dan hakikat kemanusiaannya. Alasannya karena manusia itu memang senantiasa mengalami ujian hidup untuk dapat membuktikan kualitas pribadinya. Sementara itu, hanya dengan itu pula maka setiap diri manusia bisa dibedakan secara maqom (kedudukan) dan levelnya.
Jalan Hidup Kesatria
Wahai saudaraku. Temukanlah sesuatu yang berharga dengan hatimu sendiri – bukan dari katanya atau menurut anggapan orang lain. Sebab, bersamaan dengan itu pula kau bisa memunculkan sifat kesatria yang sejati pada dirimu. Jangan mengabaikan hal ini, karena ini pula yang dapat membuatmu hidup dalam arti yang sesungguhnya. Kau perlu bersungguh-sungguh dan jangan pernah berhenti dalam mengusahakannya. Dengan begitu jalan hidup yang mulia akan bisa kau lalui.
Menjauhi Penyakit Ujub
Wahai saudaraku. Teruslah waspada dari kecenderungan terhadap bagian-bagian dunia ini, yang akhirnya membuatmu condong kepadanya walaupun kadarnya sedikit. Bersihkan jalan hati dan pikiran dengan sungguh-sungguh hingga dapat mencapai perilaku hati yang murni, lurus tindakan, dan ucapan yang benar. Karena jika tidak begitu, maka pemahaman terhadap tujuan utama hidupmu menjadi tak menentu. Engkau terhalangi (oleh duniawi) walaupun itu sedikit. Sehingga akan menjauhkan dirimu atas pemahaman yang hakiki, dan menghentikan perilakumu (hati dan pikiran) untuk meraih kesempurnaan yang sejati.
- 1
- 2
- …
- 11
- Selanjutnya →