Fakta Ilmiah tentang Kisah Ramayana

Posted on Updated on

Sri Rama Bridge_editTernyata sudah banyak peradaban modern sebelum masa kita sekarang. Masa sebelum 4000 SM yang dianggap sebagai masa pra sejarah dengan peradaban Sumeria sebagai peradaban tertua didunia ternyata dianggap salah. Adanya Teori Atlantis, Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti percakapan Plato mengenai dialog Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis.

Naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana dan dinastinya, Bharatayudha dan kerajaan Hastinapura, bahkan bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo yang berhasil ditemukan di Pakistan utara, Easter Island dan Pyramid Mesir maupun Amerika Selatan sedikitnya juga telah menunjukkan bahwa memang telah ada peradaban modern di masa ribuan atau bahkan jutaan tahun sebelum era Masehi.

# Dinasti Rama
Dinasti Rama diperkirakan berkuasa di bagian Utara India – Pakistan – Tibet hingga Asia Tengah pada tahun 30.000 SM hingga 15.000 SM. Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan tujuh kota utamanya “Seven Rishi City” yang salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).
Beberapa kemajuan peradaban masa lalu:

  1. Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada saat yang bersamaan antara 30.000-15.000 SM.
  2. Keduanya sudah menguasai teknologi nuklir.
  3. Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika yang canggih hingga memiliki pesawat berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis).
  4. Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), sesuai naskah Plato.
  5. Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi’s City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kota yang berhasil ditemukan adalah Mohenjo-Daroo.
  6. Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan perang yang menggunakan senjata nuklir.
  7. Para ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar.
  8. Dalam sebuah seloka mengenai Mahabharata, diceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur massal yang akibatnya mirip sekali dengan senjata nuklir masa kini.
  9. Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap menggambarkan bentuk dari “wahana terbang” yang disebut ‘”Vimana” yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini.
  10. Sebagian besar bukti tertulis justru berada di India dalam bentuk naskah sastra, sedangkan bukti fisik justru berada di belahan dunia barat yaitu Piramid di Mesir dan Amerika Selatan.

Singkatnya segala penyelidikan diatas berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000 SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat pula. Hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif yang kemudian berakhir dengan munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.

#  Penemuan jembatan Ramayana (Sri Rama Bridge)
Semua kisah tentang perjalanan hidup manusia kera dan Rama, terangkum dalam kitab suci Ramayana yang ditulis oleh pendeta Walmiki untuk mengenang kisah kepahlawanan Hanuman dan perjuangan cinta Sri Rama terhadap istrinya Dewi Sinta. Di dalam cerita Ramayana tersebutlah kisah bahwa ia hendak menyelamatkan istrinya “Dewi Sinta” yang diculik oleh Rahwana dan dibawa ke negeri Alengka. Saat Rama dan adiknya Lasmana beserta para tentaranya bersiap-siap menuju Alengka, mereka harus berhenti karena terhalang oleh luasnya laut yang membentang didepan.

Sri Rama dan pemimpin wanara lainnya akhirnya harus berunding untuk memikirkan cara menyeberang ke Alengka mengingat tidak semua prajuritnya bisa terbang. Keputusannya Rama menggelar suatu upacara di tepi laut untuk memohon bantuan dari Dewa Baruna. Selama tiga hari Rama berdo’a namun tidak mendapat jawaban, akhirnya kesabarannya habis, kemudian ia mengambil busur dan panahnya untuk mengeringkan lautan.

Melihat laut akan binasa, Dewa Baruna datang menemui Rama dan meminta maaf atas kesalahannya. Dewa Baruna menyarankan agar para wanara membuat jembatan besar tanpa perlu mengeringkan atau mengurangi kedalaman lautan. Nila pun ditunjuk sebagai arsitek jembatan tersebut.

Dibantu panglima kera Hanuman dan jutaan pasukan kera dari Raja Sugriwa, Sri Rama mengurug (menimbun) lautan dengan batu karang dan membangun jembatan selama bertahun tahun. Jembatan ini dibangun dengan menggunakan batu dan pasir apung, namun para Dewa mengatakan dikemudian hari batuan tersebut akan menancap ke dasar laut, yang akhirnya menciptakan rangkaian batu karang. Setelah bekerja dengan giat, jembatan tersebut terselesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan diberi nama “Situbanda”. (Apa hubungan dengan wilayah di Jawa Timur yang bernama Situbondo?). Kemudian berkat jembatan inilah pasukan Rama akhirnya berhasil menyeberang dan menaklukan kerajaan Alengka serta merebut Dewi Sinta dari Rahwana.

Begitulah singkat cerita tentang Kisah Ramayana, benar atau tidaknya masih dalam tahap penyelidikan. Namun belakang ini banyak bukti-bukti yang mengarah pada pembenaran akan kisah tersebut, diantaranya telah ditemukannya sebuah jembatan yang sangat unik di selat Palk antara India dan Srilangka. Jembatan misterius ini telah menghubungkan dua buah daratan yaitu antara Manand Island (Srilanka) dan Pamban Island (India). Sehingga ini pun dianggap sebagai bukti adanya jebatan dalam kisah Ramayana tersebut.

Jembatan yang satu ini memang unik da sangat jauh berbeda dengan jembatan-jembatan lain di dunia. Keberadaannya tidak di darat melainkan di bawah air laut sekitar 1.5 meter. Keberadaan jembatan ini baru akan nyata bila air laut sedang surut, khususnya tatkala bulan sedang tidak bersinar. Saat bulan tidak bersinar air laut akan surut dan jembatan ini bisa dilihat dengan mata telanjang. Tapi bila sedang bulan purnama penuh, air akan meninggi dan gelombang laut jadi besar sehingga jembatan sulit dilihat. Sehingga sering disebut sebagai “Mysterious Places in the World’s
Konstruksinya akan tampak lebih nyata bila kita lihat dari udara. Jembatan yang panjangnya 18 mil atau sekitar 30 km dengan lebar hampir 100 m ini tampak meliuk seperti seekor ular.

Berikut adalah foto-foto Sri Rama Bridge hasil pantauan NASA:

Sri Rama Bridge 1

Sri Rama Bridge 2

Sri Rama Bridge 3

NASA (badan antariksa Amerika Serikat) beberapa kali telah mengambil foto jembatan ini melalui pantauan udaranya. Dari gambar yang mereka peroleh terlihat bahwa jembatan ini liku-liku konstruksinya terdiri dari tumpukkan batu karang berbentuk balok ataupun tak beraturan. Namun satu sama lain berdiri kokoh seperti dalam satu ikatan, yang tidak ada tanda-tanda bekas kerusakan selama jutaan tahun.

Sampai sekarang para ahli arkeologi Sri Langka, tidak mengetahui berapa bobot tumpukan-tumpukan konstruksi batu itu. Hubungan antara batu karang yang satu dengan yang lain sulit dibongkar, persis seperti ikatan batuan di pyramid Mesir atau Tembok Cina. Kendati belum diketahui bobot timbangnya, namun ditaksir tidak kurang antara 10 ton s.d. 20 ton setiap baloknya.

Dirjen Archeologis Srilangka, SV. Deraniyagala, mengungkapkan perhatian dunia terhadap Sri Rama Bridge tahun 2009 berkembang lebih serius. Hal ini terlihat setelah pemerintahnya dengan bantuan PBB (UNESCO) memberikan bantuan berupa tenaga ahli dan dana untuk meneliti keberadaan jembatannya lebih mendalam. UNESCO mempertimbangkan penelitian Sri Rama Bridge ini sebagai mahakarya “purba”, yang tiada duanya di dunia dan masih dapat dinikmati oleh masyarakat hingga kini. Bahkan PBB memasukkannya ke dalam kelompok penelitian khusus, yang harus diteliti lebih mendetail sebagai salah satu maha karya dunia yang masih ada.

Sejak awal Januari tahun ini badan PBB (UNESCO) telah mengucurkan dana tidak kurang dari 100 juta dolar Amerika untuk melanjutkan penelitian lebih mendalam karya misterius ini. Pada tahap awal ini, pusat perhatian penelitian tertuju pada aspek-aspek yang lebih luas. Pertama, menelusuri aspek arkeologis, sambil menelusuri berapa tahun usia jembatan batu karang itu. Diduga kuat usianya lebih tua dari pyramid-pyramid Mesir yang dibangun oleh Fir`aun. Kedua, meneliti perkembangan antropologis jutaan tahun silam dan perkembangan kebudayaannya akan mengungkap tabir pengetahuan terhadap masa lalu secara gamblang dan mengungkap lebih jauh seluruh aspek yang secara baku sudah ada pada masanya. Secara lebih luas aspek tersebut, kini menjadi bahan dasar acuan komprehensif, penelitian-penelitian para ahli dari berbagai disiplin ilmu di dunia.

Sekarang dari segi arkeologis, para peneliti mencari tahu siapa sebenarnya arsitek yang membangun jembatan tersebut. Sebab dengan teknologi sekarang, pembangunan itu masih belum terjangkau oleh akal manusia. Tak terbayangkan bagaimana orang-orang dahulu membangun sebuah jembatan yang kokoh sepanjang 18 mil atau 30 km di atas permukaan laut yang cukup ganas ombaknya. Sebagaimana gambaran pembangunannya yang terekam dalam kitab suci umat hindu ribuan tahun lalu. Batuan karang yang rata-rata beratnya antara 10-20 ton itu tersusun rapi dan cukup kokoh hingga terbukti bisa menahan gelombang laut yang ganas selama berabad-abad.

Dalam kitabnya, Walmiki mengungkapkan Sri Rama membutuhkan bantuan jutaan ekor kera untuk mengangkut batu dan mengurug lautan. Bila melihat postur kera seperti sekarang, agak sulit diterima akal bila mahluk itu mampu berkolaborasi dengan manusia yang notabene jumlahnya saat itu masih terbatas. Bantuan pasukan kera itu datang dari Sugriwa, raja kera yang tengah berseteru dengan saudaranya Subali. Setelah ada kesepakatan, Sri Rama membantu merebut tahta Sugriwa dari Subali. Setelah berhasil, bangsa kera membantu Rama membangun jembatan penyebrangan dari Rameswaram (India) ke Sri langka.

Kemudian dari kisah tersebut maka yang menjadi bahan pertanyaan para ahli antropologi Srilangka dan Unicef adalah, benarkah sosok raja Sri Rama yang brilian itu pernah lahir di muka bumi dan membuat sebuah karya yang spektakuler? Kalau pernah ada, dari bangsa mana dan pada masa apa kehadirannya. Karena dalam kitab suci itu diungkapkan, bahwa Rama dibantu jutaan kera membangun jembatan penyebrangan ke Alengka. Dari hasil penelitian lanjutan terungkap, yang pasti Sri Rama bukan dari ras Homo Sapiens (bangsa kera), tapi diduga kuat dari peralihan homo Sapeinsis ke Australiensis. Ras ini memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi, yang mampu membuat sebuah mahakarya dunia yang tahan oleh hempasan waktu, dan gelombang laut yang cukup ganas selama beribu-ribu tahun.

Menurut S.U.Deraniyagala, Direktur Jenderal Arkeologi Srilanka yang juga  pengarang buku “The Early Man and The Rise of Civilization in Srilangka”, dari sejumlah bukti yang ada, baik berupa artefak dan peralatan hidup lainnya, sejak dua juta tahun yang lalu di Srilangka memang telah ada komunitas kehidupan yang aktif. Salah satu buktinya adalah, penemuan kerangka manusia raksasa yang diperkirakan hidup di periode zaman Satya (Satya Yuga). Memiliki postur tubuh jangkung dengan ketinggian sekitar 60 hasta atau setinggi pohon kelapa.

Ia juga mengatakan bahwa peradaban manusia telah muncul di Kaki Gunung Himalaya sekitar 2.000.000 tahun silam, walaupun menurut para sejarawan peradaban paling awal di daratan India adalah peradaban bangsa Ca, hal itu bukan merupakan suatu jaminan bahwa terdapat peradaban yang lebih tua lagi dari mereka sebelumnya. Para sarjana menafsirkan bahwa mungkin jembatan purba ini  (Sri Rama Bridge) dibangun setelah daratan Srilanka terpisah oleh India jutaan tahun silam. Ini bertujuan sebagai mobilitas migrasinya manusia ketimbang menggunakan jalur laut yang ombaknya ganas. Selama ribuan tahun, mereka bermigrasi ke seluruh daratan Asia terus sampai ke Timur jauh, sebelum kemudian jembatan itu ditenggelamkan oleh air laut akibat mencairnya es di Kutub Utara.

Data terakhir hasil penelitian para ahli badan dunia juga mengungkap soal umur dan penggunaan jembatan yang kini berada di bawah laut tersebut. Penggunaan “uji carbon” dalam penelitian tersebut hanya mampu mengungkap usia hingga 5.000 tahun. Namun untuk mengungkap lebih jauh lagi tentang usia dari karya dunia ini, maka para ahli Badan PBB ini menggunakan “Uranium Radio Isotop”. Dan ternyata dari hasil uji radio isotop itu cukup mengagumkan. Para ahli berhasil mengungkap bahwa usia jembatan “Sri Rama Bridge” mendekati usia hingga jutaan tahun.

Menurut DR. Vijaya Laksmi, profesor arkeologi dari Bharataduth University Colombo, bahwa dari hasil uji karbon sebelumnya terungkap usia Sri Rama Bridge ini sekitar 3.500-4.000 tahun. Namun dengan metodologi yang baru, terungkap bahwa usia obyek penelitian ini berkisar antara 1.750.000 – 2.000.000 tahun. Diungkapkan lebih jauh, bahwa berdasarkan cakram waktu Hindu, pembangunan jembatan Sri Rama ini berada pada kisaran waktu masa Sathya yaitu sekitar 1.728.000 tahun. Sementara masa waktu lainnya yaitu masa Tredha 1.296.000 tahun, masa Kali 4.320.000 tahun dan masa Dwapara 8.640.000 tahun yang lalu.

Srilankan Archeology Department juga telah mengeluarkan suatu statment yang menyebutkan bahwa usia Sri Rama Bridge mungkin berkisar diantara 1.000.000 hingga 2.000.000 tahun. Namun apakah jembatan ini benar-benar terbentuk secara alami ataukah merupakan suatu mahakarya manusia sampai sekarang hal itu belum bisa mereka terangkan secara lebih detil.

Entah mana yang benar?? Namun yang jelas salah satu peradaban manusia (Hindu) ternyata masih ada dan benar-benar terbukti sebagai warisan budaya dunia dari masa lampau. Warisan ini juga telah menunjukkan bahwa dimasa lampau manusia pernah memasuki masa keemasan dengan bukti adanya kemajuan ilmu pengetahuan mereka dalam pembuatan jembatan (Sri Rama Bridge) ini. Jagar ini harus selalu kita jaga dan lestarikan, karena Jembatan Sri Rama ini merupakan satu-satunya bukti fisik adanya kisah epos klasik dunia “Ramayana” dan juga menunjukkan kepada kita tentang keberadaan dan kemajuan peradaban meraka di masa lalu.

Namun sayang dengan alasan membuka jalur perdagangan laut, pemerintah India berencana membongkar jembatan ini. Sehingga banyak kalangan umat Hindu tidak setuju dengan rencana pemerintah India itu. “Umat Hindu dunia mesti menyelamatkan jembatan ini, karena ia tak saja merupakan warisan dunia, tapi satu-satunya bukti fisik yang diwariskan Ramayana,” papar Mrs. Kusum Vyas, dari Lembaga Esha Wyasam Houston, Texas, Amerika Serikat.

Berbicara di Bali-India Foundation, dalam  konperensi pemanasan global di Nusa Dua, Bali, Mrs. Kusuma Vyas (ilmuwan kelahiran Kenya, Afrika), menolak keras rencana pemerintah India untuk membuka jalur perdagangan laut di seputar Jembatan Setu Rama. Alasanya, Setu Rama adalah warisan peradaban zaman, situs bernilai tinggi dan satu-satunya dimiliki oleh dunia. Jika rencana itu diteruskan, Kusuma Vyas khawatir, ekosistem biota laut turut juga rusak, laut akan tercemar.

Dia juga mengatakan “Setu Rama adalah lambang peradaban Hindu. Hal ini tidak boleh dihancurkan. Menghancurkan, berarti menghilangkan jejak suatu peradaban yang berakar kuat dalam kepercayaan umat Hindu dunia. Kita tidak mau kehilangan warisan sejarah yang tak ternilai itu. Jembatan sepanjang 30 Km berusia 1,7 juta tahun ini harus diselamatkan umat dunia”

Bagaimana menurut Anda ?

Yogyakarta, 17 Juni 2009
Mashudi Antoro (Oedi`)

Disadur dari:
* http://www.id.wikipedia.org
* http://tech.ph.groups.yahoo.com/group/beta-ufo/photos
* http://id.wikipedia.org/wiki/Lumeria
* http://blitar.org/blitar/kab.php
* Hiram/Basten Article, Ancient Nuclear Wars
* Erabaru Article, Peradaban India Kuno yang Musnah
* Dedi Riskomar, wartawan Senior, dan menjadi member of IFAJ (International Federation of Agricultural Journalist) yang berpusat di Norwegia.

121 respons untuk ‘Fakta Ilmiah tentang Kisah Ramayana

    Surya Agus J said:
    Oktober 3, 2009 pukul 10:44 am

    Saya sangat tidak setuju kalo jembatan itu mau dibongkar walaupun dengan alasan apapun…

    Tommydibali said:
    Oktober 17, 2009 pukul 3:48 am

    Om swastyastu,
    Ini merupakan bukti bahwa peradaban sri rama memang benar ada atau nyata. Berdasarkan kitab suci Ramayana yang di tulis sedemikian detailnya oleh empu walmiki. Saya sebagai umat hindhu di bali mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarny kepada PBB (unicef) dan pihak terkait yang membantu melestarikan warisan peradaban dunia (sri Rama).
    Om santhi,santhi,santhi om

    okte said:
    November 18, 2009 pukul 1:08 pm

    wuih

    dums said:
    November 25, 2009 pukul 4:12 pm

    say noooooooooooooooooooo
    mana org yg mau ngancurin jembatan itu? gw kutuk dia biar jd kera wkwkwkwkw
    jgn laaaa, peninggalan terbesar di masa pra sejarah tuh, n yg kedua peningalan tambang nuklir di jepang. klo di ancurin , peradaban setelah kita, gk kan prnh mengenal peradaban sebelum kita.

      Moch.Ulul Azmy said:
      September 16, 2011 pukul 5:33 pm

      Jangan dikutuk jadi kera. Bala pasukan Sugriwa pun dibutuhkan buat mbangun Sri Rama Bridge ini. Seakan-akan jadi kera itu kutukan. Mending dikutuk jadi presiden aja, latihan mental dicaci-maki huehuehue

        oedi responded:
        September 17, 2011 pukul 3:33 am

        Yup… benar juga tuh… tapi menurut saya, “di kutuk menjadi kera” lain halnya dengan “manusia kera”, karena kalau manusia kera adalah manusia yang berperawakan seperti kera namun dia tetap berjiwa kesatria (seperti Hanoman dan Sugriwa), sedangkan orang yang di kutuk menjadi kera adalah mereka yang memang manusia normal namun berkelakuan seperi binatang kera, yang intinya gemar melakukan kerusakan dan kejahatan..
        Okey… makasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bermanfaat.. 🙂

    enggar said:
    November 27, 2009 pukul 7:52 am

    SAY JUGA GA SETUJU KLU JEMBATAN ITU MAU DIBONGKAR, KAN ITU PENINGGALAN SEJARAH TO???????
    SELAIN ITU YA KITA HARUS MENGHORMATI KEPERCAYAAN AGAMA LAIN DAN IKUT MELIDUNGINYA TOOOOOOOOOO. YA DAH GOD BLESS YOU WAE.

    crukcuk said:
    Desember 27, 2009 pukul 5:06 am
    agunk choir said:
    Januari 11, 2010 pukul 2:43 am

    ram………….
    om swastyastu. saya sbagai umat hindu berterima kasih kepada smua’a telah melestarikan jembatan situbanda (sri rama bridge)

      oedi responded:
      Mei 26, 2010 pukul 4:26 am

      Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya di tulisan ini…
      salam…

    ali said:
    Januari 21, 2010 pukul 6:23 am

    kalau kita mau menyadari dan mencari tahu, semua cerita legenda ada bukti nyatanya, baik kisah rosul, rama, atau kisah lainya.

      oedi responded:
      Januari 23, 2010 pukul 7:43 am

      yap betul sekali…. saya setuju dengan itu semua…

      satya said:
      Februari 1, 2010 pukul 3:01 am

      setuju

    prabu said:
    Januari 24, 2010 pukul 6:32 am

    wau !!!

      oedi responded:
      Mei 26, 2010 pukul 4:23 am

      Terimakasih…. salam

    Vrans said:
    Januari 25, 2010 pukul 4:24 am

    Setelah membaca artikel ini, Saya semakin menyadari bahwa ada begitu banyak misteri yang melingkupi sejarah kehidupan manusia di dunia yang belum diketahui dan atau dipahami. Wallahualam…

      oedi responded:
      Mei 26, 2010 pukul 4:25 am

      Benar sekali yang Anda katakan, dan begitulah kehendak dari Tuhan agar setiap manusia mau selalu instripeksi diri dan banyak belajar dari kesalahan yang telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu….
      terimakasih atas kunjungan dan dukungannya di tulisan ini…

    gus toplo (Bali) said:
    Maret 3, 2010 pukul 3:55 pm

    Om Swastyastu,

    Wah… keren!!!

    makasi buat pihak” yg dah mau melindungi peninggalan yg langka ini, makasi jg pada penulis tulisan ini. tulisan ini berguna bgt untuk generasi” penerus umat Hindu (khususnya) dan umat manusia di dunia (pada umumnya)agar mereka mengetahui adanya bukti peninggalan mahakarya yg dibuat oleh pendahulu kita.

    (mahap jika ada kata” yg salah atau tidak berkenan di hati)

    Om santhi,santhi,santhi Om

      oedi responded:
      Maret 7, 2010 pukul 4:38 am

      Saya yang sebelumnya harus mengucapkan terimakasih karena Anda sudah mau berkunjung di blog ini dan terimakasih juga karena sudah mau membaca tulisan sederhana ini.
      Sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk tetap menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah pendahulu kita di masa lalu. Terlebih itu adalah sebuah maha karya yang tidak ternilai harganya karena telah menunjukkan kehebatan mereka dulu. Bahkan itu harus dijadikan motivasi untuk kita lebih baik dan maju dari saat sekarang.
      SEMANGAT….

    putu novi said:
    Mei 5, 2010 pukul 6:14 am

    saya sebagai umat hindu merasa sangat tidak setuju kalau sri rama bridge itu di bongkar.
    kita harus melestarikan kebudayaan hindu

      oedi responded:
      Mei 7, 2010 pukul 1:21 pm

      yap betul sekali opini Anda, kita harus melestarikan warisan dunia ini…. karena situs ini tidaklah kalah bila di bandingkan dengan Pyramida di Mesir,
      jd memang harus di lestarikan dan di rawat dengan baik….
      terimakasih atas kunjungan dan komentarnya….
      chayooo

    agus hermawan said:
    Mei 5, 2010 pukul 4:46 pm

    tulisan yang bagus

      oedi responded:
      Mei 7, 2010 pukul 1:22 pm

      Syukurlah bila Anda beranggapan demikian….
      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya….

    babah fawwaz said:
    Mei 21, 2010 pukul 4:04 am

    dari bacaan disini timbul pertanyaan “lalu sampai dimana cerita teori evolusi apakah evolusi hanya sebatas dongeng belaka apa bila jutaan silam manusia sudah sepintar ini,,,mungkin lebih pintar dari manusi jaman sekarang,,tapi aneh mengapa hari gini teori evolusi masih dipelajari di universitas.

      oedi responded:
      Mei 25, 2010 pukul 11:41 am

      Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya di tulisan ini.
      setau saya teori evolusi sudah di mentahkan oleh teori yang jauh lebih benar. contohnya saya Harun Yahya dkk yang dengan gentol mematahkan setiap teori yang di ungkapkan oleh para evplusioner. tetapi tetap saja masih banyak manusia yang ingkar terhadap kebenaran adanya Tuhan yang menjadi asal usul adanya penciptaan.

    dudung said:
    Mei 25, 2010 pukul 1:04 pm

    Assalamualaikum,
    Tulisan yang sangat bagus. Baru kali ini saya tahu tentang jembatan Sri Rama di Srilanka.
    Bahkan di wordpress ini juga saya mengetahui mengenai Al Insan dan Al Basyar dari Alquran, yang menunjang teori lahirnya kembali peradaban manusia setelah sempat musnah jutaan tahun lalu. Saran saya, sebaiknya tulisan Pak Oedi ini Bapak sebarluaskan di berbagai forum, seperti K*skus, d*tikforum, sehingga pengetahuan masyarakat banyak juga ikut bertambah.
    Wass.

      oedi responded:
      Mei 26, 2010 pukul 4:14 am

      Wa`alaikumsalam…
      Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya di tulisan ini…. semoga bermanfaat.
      Saya mengucapkan banyak terimakasih atas saran dan usulannya, itu sangat bagus namun karena beberapa pertimbangan maka akan saya pertimbangkan terlebih dulu…
      salam…

    KraKen said:
    Juli 12, 2010 pukul 2:30 pm

    ijin copy edit gan, saya awalnya ingin mencari sumber berita pertama kali, dan saya landing disini.Sepertinya ulasan diatas bisa jadi patokan untuk mencari kebenaran data data yang disebutkan.

    salam

      oedi responded:
      Juli 12, 2010 pukul 2:39 pm

      Okey… silahkan saja, asalkan tolong sertakan juga sumber tulisan saya ini di dalam referensi tulisan Anda nanti, karena terus terang saya butuh mengkaji dan menyimpulkannya cukup lama ttg kisah Ramayana ini sebelum menuliskannya dalam sebuah artikel dan mengaploudnya di blog ini…. Terimakasih.
      Salam…

    KraKen said:
    Juli 12, 2010 pukul 2:47 pm

    oke gan,…saya pasti pasang linkbacknya,..oh dikit ralat.

    UNICEF adalah badan dunia yang menaungi permasalahan anak anak dan pendidikan untuk anak didunia.

    UNESCO adalah badan dunia yang mencatat dan mencari cagar budaya dunia.

    Jadi UNESCO lah yang harusnya dicantumkan diatas gan.
    CMIIW

      oedi responded:
      Juli 14, 2010 pukul 4:20 am

      Okey… makasih utk kesediannya….
      makasih juga utk koreksinya, itu…. segera saya perbaiki….

    KraKen said:
    Juli 13, 2010 pukul 3:08 pm

    Subuh tadi jam 02:39am, saya rampung menulis tentang kebenaran kisah jembatan Adam dari Wikipedia,..

    ini linknya,

    http://tinyurl.com/2bpkkkx

    semakin banyak referensi yang saya dapatkan, semakin mudah untuk mencari pembenaran atau justru bantahannya.

    Salam

      oedi responded:
      Juli 14, 2010 pukul 4:37 am

      okey…. makasih utk infonya….
      setelah saya baca tulisan Anda, sepertinya ada bbrp hal yg harus dikaji ulang dan dicari data pastinya (khususnya mengenai kisah Adam), sebagai upaya melengkapi tulisan yg pernah saya muat sebelumnya….
      chayoo…
      salam.

        KraKen said:
        Juli 30, 2010 pukul 2:07 am

        Selamat pagi gan,…

        apa kabarnya,.wah templatenya bagus..fresh!

        saya sudah menulis tentang misteri jembatan Adam dan saya juga sudah mengulas misteri Puncak Adam yang juga di Sri Lanka, bisa dibaca disini.
        http://anotherpaths.blogspot.com/2010/07/legend-puncak-adam.html

        Namun masih ada dua topik lagi yang sedang saya caritahu kebenarannya, saya kesulitan menemukan pembuktian/artikel yang membahas tentang penggalian arkeologi di Sri Lanka yang anda sebutkan

        7.”Para ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar”.

        dan yang ini,
        “penemuan kerangka manusia raksasa yang diperkirakan hidup di periode zaman Satya (Satya Yuga). Memiliki postur tubuh jangkung dengan ketinggian sekitar 60 hasta atau setinggi pohon kelapa”.

        Jika sudi, tolong kasi linknya sumber ke form contact me saja. Saya ingin menelusuri penelitian dan penggalian mereka, Salam

        oedi responded:
        Juli 30, 2010 pukul 12:05 pm

        Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya di tulisan ini.
        Saay sudah membaca tulisan Anda sebelumnya, tulisan Anda itu sangat menarik untuk diketahui, memberikan informasi yang luas.
        Jujur, dalam hal ini saya hanya mengumpulkan dan meyimpulkan dari beberapa tulisan yang ada mengenai kisah Ramayana, mulai dari pakem wayang hingga penelitian ilmiah terbaru. Banyak tulisan yang saya sadur dari tulisan rekan-rekan, untuk itu Anda bisa melihatnya di alamat link di bagian terbawah dari tulisan ini.
        Chayoo…

    alit said:
    Oktober 10, 2010 pukul 1:30 am

    nice n very goog

      oedi responded:
      Oktober 11, 2010 pukul 9:32 am

      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.

    i wayan subyfrin said:
    Oktober 27, 2010 pukul 1:21 am

    ne be….
    nyen sing nawang bali!!!!!!!!!!

      oedi responded:
      Oktober 29, 2010 pukul 7:59 am

      Terimakasih atas kunjungannya, moga bermanfaat.

    dicky fb said:
    Januari 21, 2011 pukul 5:15 am

    hahahahaa mas.. sepertinya bukan epik ramayana deh, tapi mahabrata.

    jadi, tentang perang nuklir itu kalau atlantisnya itu cerita dilebih lebihkan dan dibandingkannya dengan epik perang mahabrata versi indonesia

    ( perang mahabrata ada 2 versi, yang pertama versi india atau yg asli disebut perang kurukshetra dan indonesia disebut perang bharatayudha ).

    dalam perang kurukshetra terbagi ke dalam 18 hari perang, dan versi indonesia terbagi dalam 3 babak, nah 2 babak dari 3 babak versi indonesia inilah yang dibuat2 atau tidak sesuai dengan cerita aslinya.

    berikut saya berikan kisahnya :

    Pada epik Mahabarata, perang Bharatayudha bagian pertama diterjemahkan seperti berikut ini:

    “Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Vimana* dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa* yang sekali tembak dapat menghanguskan wilayah musuh. Seperti hujan lebat yang kencang, mengepung musuh dengan kekuatannya yang sangat dahsyat.”

    “Dalam sekejap mata, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk diatas wilayah Pandawa; angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup disertai dengan debu pasir, burung-burung menjadi panik, seolah-olah langit runtuh, dan bumi merekah.”

    “Matahari seakan bergoyang di angkasa, panas membara mengerikan yang dilepaskan senjata ini membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang di kawasan darat yang luas, binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan, udang dan lain-lain semuanya mati.”

    “Saat Gendewa meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat pasukan musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar hangus.”

    Gambaran pada perang yang kedua diterjemahkan seperti ini :

    “Pasukan Alengka menaiki kendaraan yang cepat, meluncurkan sebuah rudal (mungkin sejenis peluru kendali) yang ditujukan ke kota musuh. Rudal ini seperti mempunyai segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah.”

    “Mayat terbakar sehingga tidak mampu dibedakan lagi. rambut dan kuku terbakar mengelupas, perkakas tanah liat retak, burung-burung yang berterbangan terbakar oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari kematian, para pasukan terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya.”

    ini NYANG ASLI silahkan dibaca sendiri
    http://id.wikipedia.org/wiki/Baratayuda

    ini perang 18 hari kurukshetranya
    http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_di_Kurukshetra

    jadi perang nuklir itu hanyalah HOAX semata gan, maap ga bermaksud mengecewakan agan :D. tapi jangan kecewa, dalam cerita perang 18 hari di kurukshetra ada cerita arjuna menghancurkan pasukan sebesar 100 ribu orang dalam 1 serangan. tapi masih terlalu cepat untuk disebutkan bukti ilmiah perang nuklir

    kemudian masalah radioaktif, segera diperiksa lagi, benar bahwa ada sisa reaksi radioaktif tapi itu berasal dari uji coba nuklir di jaman modern, bukan jaman dulu. dan reaktor kuno berumur 2 milyar itu juga sebenarnya bisa dibuktikan oleh sains bahwa tidak lebih dari kejadian alam saja 😦

    gua ini salah satu peminat tentang peradaban masa lalu, dan gua yakin masa lalu itu sangat canggih

    becos gua muslim dan kisah nabi sulaiman dalam kitab suci al-quran menceritakan betapa tingginya teknologi manusia pada jaman itu. namun bukti ilmiahnya belum ada.

    kalau sekarang gua lagi memperdalam kebudayaan sumeria, yang konon bangsa yang ditenggelamkan oleh tuhan, (sesuai kisah nabi nuh dalam al-quran). nah sumeria ini seperti yang kita tau, pengetahuan akan astronominya sangat tinggi, sangat akurat, dan sangat aneh untuk masyarakat pada jamannya. masa mampu mengukur jarak antar planet dengan tepat????? untuk apaa?
    klo atlantis atau lemuria gua kurang tertarik karena bukti arkeologinya belum cukup deh, masa patokannya hanya berasal dari cerita yang berusia ribuan tahun yang lampau? kalau ga ada bukti konkrit engga deh, puyenk yang ada hehe 😛

    kalau ada fakta fakta tentang sumeria tolong di lempar ya gan, apa aja ane terima 😀 sekarang lg mencari semua terjemahan artifaknya, blm dapet 😦

    NB: jangan mau diboongin artifak ttg annunaki, ingat, mereka disapu banjir karena mereka kafir, karena mereka tidak mau mengakui tuhan, jadi cerita bahwa tuhan lah yang menyapu mereka tidak diakui “subhanallah” … dan tuhan yang menciptakan mereka juga tidak diakui (dikatakan karena perselisihan antar dewa x_x mai gad terkutuklah mereka )

    thanks… dicky

      oedi responded:
      Januari 22, 2011 pukul 7:15 am

      Terimakasih atas masukannya…
      Saya sedikit terusik dengan pernyataan Anda khususnya mengenai gambaran pada perang yang kedua diterjemahkan seperti ini : “Pasukan Alengka menaiki kendaraan yang cepat,…..”.
      Loh bukannya Alengka itu sebuah kerajaan yang dimiliki oleh para raksasa dengan rajanya Rahwana? jadi tentu salah bila Anda memasukkannya sebagai cerita dalam perang Mahabharata karena Alengka adanya di dalam kisah Ramayana. “Jadi mana yang benar nih?”

        Iya said:
        Desember 2, 2012 pukul 3:47 pm

        Ilmu pengetahuan yg demikian banyaknya akan sulit dipelajari oleh seorang manusia hanya dalam satu kali masa hidup manusia. Apa mungkin niat orang tadi mau menghemat waktu. Jadi dia cuma mengambil hal2 yg dia anggap bisa dijadikan bahan. Sehingga dia tak sadar kalau yg dia sebutkan sejak awal ada yg keliru tapi tetap meneruskan pendapatnya. Biarlah waktu berjalan. Kalau ingin mengungkap lebih cepat sebaiknya para ilmuan lebih ‘bekerja keras’ 🙂

    Keymicky said:
    Juni 8, 2011 pukul 3:53 am

    Memang sulit membuktikan mana cerita yg benar, apalagi berasal dari cerita yg berusia ribuan tahun.
    Tapi dengan banyaknya bukti2 yg ditemukan di dunia, contohnya relief mesir yang berbentuk pesawat dan helikopter, meskipun refief tersebut beraal dari kebudayaan yg telah sangat tua.
    Yang bisa kita lakukan adalah mensyukuri warisan yang masih bertahan dan menjaganya.

    Dan bila direnungkan lebih dalam, ada satu pertanyaan yang muncul dalam benak saya,
    “dengan teknologi yang luar biasa, bagaimana peradaban2 hebat itu bisa msnah?”
    tentu lah ini merupakan takdir Tuhan (karena sifat tamak dan takabur manusia) untuk dijadkan contoh bagi manusia zaman selanjutnya.

      oedi responded:
      Juni 8, 2011 pukul 1:35 pm

      Yup.. saya sependapat dengan Anda, dan mari sebagai generasi sekarang kita selamatkan peradaban kita dengan tidak mengulangi kesalahan mereka dahulu…
      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.

    Komang Erik said:
    Juni 17, 2011 pukul 4:30 am

    Luaarr Biasa…
    tulisan yang sangat menarik….ini merupakan tugas sebagai manusia bahwa masih banyak lagi peradaban peradaban purba yang belum tersentuh oleh jangkauan pengetahuan kita saat ini..apalagi dengan ditemukannya Struktur jembatan sri rama ….yang merupakan warisan peradaban purba yang secara akal sehat sangat sulit bagi kita untuk mennganalisa metode yang seperti apa yang mungkin bisa diterapkan dalam membangun Jembatan ini, dan juga sampai saat ini keberadaanya sebagian masih sangat misterius…
    Untuk P Oedi..agar tulisan ini bisa di upgrade sesuai dengan berita mengenai perkembangan dari program untuk meneliti keberadaan jembatan ini….terimakasih

      oedi responded:
      Juni 17, 2011 pukul 8:33 am

      Terimakasih juga atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.
      Oke, bila ada tambahan informasi terbaru maka saya akan segera mengudate nya…. yg sekarang masih belum ada karena UNESCO sendiri masih belum melaporkan hasil dari penelitian lebih lanjut mereka tentang situs bersejarah ini…. semoga saja ada dalam waktu dekat, karena saya sendiri menantikan itu…

    I Nyoman Suparsana said:
    Juli 27, 2011 pukul 1:44 pm

    Ini bisa menjadi bukti ilmiah bahwa Ramayana itu Nyata adanya.(Itihasa:begitulah adanya).
    Hal ini sesuai dengan apa yang dimuat dalam epos Ramayana. Tak bisa dipungkiri bahwa sudah ada jaman sebelum jaman kita sekarang ini. Dalam prinsip Siklus Abadi Kehidupan yang dalam ajaran Hindu disebut Tri Kona( Lahir-Hidup-Mati / Utpeti-Stiti-Pralina / Penciptaan-Pemeliharaan-Penghancuran ) akan terus terjadi sepanjang masa. Dalam kitab Ramayana dinyatakan berlangsung 1-2juta tahun yang silam, ini boleh jadi mendekati bahkan tepat dengan hasil penelitian para ahli tentang usia Jembatan Ramayana.

      oedi responded:
      Juli 27, 2011 pukul 2:01 pm

      Ya. Saya pribadi sangat menyakini kebenaran kisah Ramayana ini, bahkan feeling saya malah terjadi di antara India (Ayodia) dan Nusantara (Alengka). Namun kehidupan di alam mayapada ini adalah sama dengan roda pedati yang saat berjalan akan selalu berputar, yang atas terkadang harus dibawah begitupun sebaliknya…. begitupun kemampuan dan keahlian dari manusia, dahulu kala – di zaman Sri Rama – manusia pun telah mencapai puncak peradabannya, namun karena ulah mereka sendiri semuanya hancur dan hanya menyisakan bukti yg sedikit dan terkadang menimbulkan tanda tanya besar.
      Okey.. terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    Bantock Sutawana said:
    September 7, 2011 pukul 3:42 pm

    wowwwww……tulisan yang hebat
    Dalam kepercayaan agama hindu kehidupan ini dibagi menjadi 4 jaman yang disebut “catur yuga” yaitu Satya yuga,Treta yuga, Dwapara yuga dan Kali yuga. Dalam artikel tentang Awatara Wisnu disebutkan Rama muncul pada jaman Treta Yuga yaitu jaman kedua. Berarti masih ada peradaban sebelum era Ramayana…. Kira2 ada gak bukti2 peninggalan dari jaman Satya yuga….
    Selamat…. saya suka tulisan bapak…

      oedi responded:
      September 8, 2011 pukul 6:18 am

      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat… 🙂
      Sepengetahuan saya, memang ada peradaban sebelum zaman Ramayana, seperti zaman kehidupan Sang Hyang Adama, Sang Hyang Sys, Sang Hyang Nurcahyo, Sang Hyang Nuruso, Sang Hyang Tunggal, Sang Hyang Manikmaya (Batara Guru/raja para dewa => zaman kadewan). Namun untuk peninggalannya, saya juga belum tau masih ada apa tidak karena minimnya informasi dam berkaitan dengan rentan waktu yang sangat lama (jutaan – milyaran tahun), hingga semua menjadi hilang di telan bumi.
      Trus apa yang Anda sebutkan mengenai pembagian zaman “catur yuga” itu benar adanya, dan Wisnu itu akan menitis sebanyak sepuluh kali yang di sebut sebagai Avatara, dan hingga kini sudah sebanyak sembilan kali beliau menitis, sehingga tinggal satu kali lagi dimana beliau akan menitis menjadi Kalki Avatara (yang akan menegakkan keadilan di muka bumi). Sepertinya di zaman kita ini lah beliau akan turun sekali lagi karena melihat kondisi yang umum terjadi di masyarakat dunia (rusaknya akhlak dan menjauhnya kehidupan dharma dari diri manusia), dan memang saat-saat ini adalah masa akhir dari zaman kali yuga, kemudian akan di gantikan dengan zaman kali sengoro (zaman kemuliaan)…

        Bantock Sutawana said:
        September 9, 2011 pukul 3:51 pm

        Ternyata hukum kehidupan “lahir-hidup-mati” juga berlaku pada sebuah peradaban.. Peradaban baru kan lahir lalu berkembang sampai masa keemasan, lalu surut dan akhirnya musnah… Selanjutnya akan muncul lagi peradaban yang baru dan mengalami siklus yang sama juga… Berarti teori evolusi-nya Darwin otomatis gugur dong…. Keyakinan saya dengan adanya peradaban2 yang lalu, bahwa manusia diciptakan sebagai manusia seutuhnya, bukan berkembang dari jenis kera…. Tapi yang berevolusi adalan daya pikir serta panguasaan teknologi untuk mendukung kehidupan peradaban tersebut… bukan monyt berkembang jadi manusia…. tul gak…

        oedi responded:
        September 11, 2011 pukul 6:26 am

        Yup, benar sekali yang Anda katakan, dan memang demikianlah cakram kehidupan umat manusia di muka bumi ini, yang selalu berputar (kadang diatas dan kadang di bawah) sesuai dengan waktu-Nya… inilah penjelasan nyata tentang “Konyolnya” teori evolusi Darwin dan saya sepakat bahwa yang berevolusi itu bukan manusianya tetapi daya pikir dan kemajuan peradabannya…

    Gede Artha Dana said:
    Januari 8, 2012 pukul 2:30 am

    Jembatan ‘situbanda’ mau dihancurkan??? Saya malah gak yakin bisa hancur, itu kan mahakarya ‘awatara’ (Tuhan) ngancurinnya pakai apa…pasti gak bakalan bisa!!!

      oedi responded:
      Januari 16, 2012 pukul 12:13 pm

      Ya itu wacana yang berkembang… belum benar-benar dilaksanakan kok…
      Wah saya pun sangat tidak setuju kalau mau dihancurkan, lagian itu tindakan yang konyol dan tolol… semoga saja tidak pernah terjadi deh…
      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat… 🙂

    joko said:
    Januari 23, 2012 pukul 9:24 pm

    Mencermati apa yang anda tulis, hati saya merasa tersentuh. kalau dizaman sekarang saja yang sangat teramat modern dikala kita beraktifitas masih merasakan kelelahan, kwalahan bahkan mengeluh, padahal semua telah bergantung dengan kehebatan serta kecanggihan teknologi yang sulit dibayangkan, pulang dan pergi terbantu oleh roda empat atau dua bahkan juga terbang (pesawat), butuh mereka (keluarga/ kawan/ kekasih pujaan) yang padahal secara lokasi jauh nun di seberang laut tetapi kita hanya butuh menekan tombol-tombol mungil (hp) dan ternyata langsung seketika itu pula kita bisa berinteraksi. Lalu bisa dibayangkan bagaimana dan betapa sulitnya KEHIDUPAN DI ERA SRI RAMA yang tak satupun bisa terjamah barang-barang modern. DISINILAH PERLUNYA KITA BERTAFAKUR SERTA MERENUNG DENGAN KELEBIHAN YANG TERNIKMATI OLEH KITA. Oiya P Oedi, kalo boleh tanya adakah hubungannya antara SRI RAMA denga SEMAR (tokoh arif dalam pewayangan) dan siapakah yang lebih dulu hidup di mayapada ini??? Thanx……..Joko

      oedi responded:
      Januari 24, 2012 pukul 7:21 am

      Yup, sekarang ini kita memang harus banyak bertafakur… agar tidak sekedar menjadi budak dunia dan terhina di akherat…
      Hmm.. sepengetahuan saya, silsilah Semar adalah sebagai berikut:
      Sang Hyang Adama (Nabi Adam AS)-> Sang Hyang Sis (Nabi Sis AS) -> Sang Hyang Nurcahyo -> Sang Hyang Suroso -> Sang Hyang Wenang -> Sang Hyang Tunggal.
      Sang Hyang Tunggal memiliki tiga orang anak, yaitu:
      1) Sang Hyang Antogo (Togok)
      2) Sang Hyang Ismoyo (Semar)
      3) Sang Hyang Manikmoyo (Bhatara Guru)
      Nah, dari silsilah di atas maka jelas sekali bila Semar lebih dulu hidup di alam dunia ini bila dibandingkan dengan Sri Rama. Karena ia termasuk generasi awal dari umat manusia, sedangkan Sri Rama sudah berada jauh dari masa Semar, alias tidak sezaman. Bahkan sepengatahuan saya, tokoh Sang Hyang Ismoyo (Semar) tidak disebutkan di dalam kitab kisah Ramayana oleh penulisnya (Begawan Walmiki). Atau memang di masa ini ia tampil dalam wujud yang lain? Sehingga dapat disimpulkan sementara bahwa sulit dikatakan bahwa keduanya memiliki hubungan erat, kecuali dalam urusan kebatinan.
      Namun, sebagai bukti bahwa Sang Hyang Ismoyo ini hidup kekal dan mengemban tugas sebagai yang mengayomi para Kesatria (manusia berhati mulia), maka terbukti bahwa ia kerap muncul di beberapa kisah sejarah. Seperti pada masa kerajaan Astinapura di dalam kisah Mahabharata sebagai punokawannya Pendowo, di masa kerajaan Kediri di zaman Prabu Joyoboyo sebagai penasehat batin, dan di masa kerajaan Majapahit di saat rajanya yaitu prabu Brawijaya (raja terakhir Majapahit) sebagai penasehatnya.
      Sebagai tambahan informasi, dulu Sang Hyang Antogo (togok) dan Sang Hyang Ismoyo (Semar) pernah berseteru memperebutkan tahta Kahyangan dari bapaknya Sang Hyang Tunggal, sedangkan yang bungsu (Sang Hyang Manikmoyo) tidak ikut-ikutan. Mereka berdua akhirnya bertaruh, barangsiapa yang bisa paling banyak menelan gunung lalu bisa memuntahkannya kembali akan menjadi raja. Pertama Sang Hyang Antogo menelan gunung, tapi mulutnya robek sehingga gagal. Kedua Sang Hyang Ismoyo menelan gunung, tapi malah tidak bisa ia muntahkan sehingga menetap di dalam perut, dan akhirnya juga gagal. Melihat kejadian ini, bapak mereka (Sang Hyang Tunggal) murka, sehingga keduanya disabdakan tidak akan bisa menjadi pewaris tahta Kahyangan karena sikap serakah yang dimiliki. Lalu yang akan menjadi pewaris (raja) Kahyangan adalah adik bungsu mereka, yaitu Sang Hyang Manikmoyo. Mereka akhirnya diperintahkan turun ke dunia dengan mengemban tugasnya masing-masing lengkap dengan sifat “kedewaan/hidup kekal”. Sang Hyang Antogo harus mendampingi para manusia yang mempunyai sifat angkara murka (jahat) untuk mengingatkan agar tidak larut dalam kekeliruan, sedangkan Sang Hyang Ismoyo harus mendampingi para manusia yang berjiwa kesatria (baik) untuk memberikan wejangan tentang kebenaran sejati. Sehingga sampai kapanpun mereka berdua ini akan terus muncul bila sudah tiba waktunya. Ya seperti sekarang ini. Untuk menegakkan aturan Gusti Kang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Kuasa).
      Semoga ini bisa menjawab… 🙂

        Joko said:
        Januari 24, 2012 pukul 7:45 pm

        Saya suka dengan jawaban anda tadi, sepertinya masih ada satu hal lagi dibenak pikiran saya tentang perkiraan usia jembatan Sri Rama Bridge meskipun belum saya dapatkan referensinya, Hemat saya jika para ahli memperkirakan 1.000.000 – 2.000.000 tahun usia jembatan yang dibangun oleh Sri Rama kemudian memperhatikan ulasan wacana masa era dinasti Rama yang telah anda beritakan dimuka yaitu berkisar tahun 20.000 SM – 15.000 SM, lalu sebegitu jauhkah tumpang tindih pemberitaan perihal waktu tersebut. PADAHAL JEMBATAN ITU ADA KARENA MEMANG SRI RAMA YANG MEMBUAT (LEBIH DAHULU SRI RAMA KEMUDIAN BARU JEMBATANNYA) tapi kenapa usia jembatannya lebih tua dibanding Sri Rama bila meninjau kembali pencantuman tahun yang dikeluarkan para ahli serta mukaddimah tulisan anda di atas. Bisa kita amati, sekarang saja kita berada di era 2012 M, artinya jika tahun 20.000 SM dan kita hitung mundur dari sekarang yang sudah masehi, berarti era Sri Rama itu sekitar 22.012 tahun yang lalu. Lalu sekiranya pengaitan itu dihubungkan kepada teori evolusi dan revolusi, secara sederhananya saja evolusi = perubahan pada wujud manusianya, sedangkan revolusi = perubahan pada ilmu pengetahuannya. evolusi berjalan dengan lambat sedangkan revolusi berjalan dengan cepat. Nah abad pemikiran yang yang diabsahkan oleh para ahli adalah sekitar abad 17, dimana tahun tersebut sudah menginjak Masehi. Lalu mendasari dugaan para ahli serta uji coba uranium isotop yang telah dilakoni bahwa usia Sri Rama Bridge adalah jutaan tahun sesuai versi ahlinya, bukankah itu artinya LELET SEKALI pola ilmu pemikiran manusia. Kenapa demikian saya mengatakan, bisa sama-sama kita tela’ah 2.000.000 tahun silam (tahun versi para ahli) Sri Rama dengan kemanualan alat yang dimilikinya sudah sebegitu hebatnya mengkontruksi dan penataan keindahan jembatan tersebut, lalu haruskah membutuhkan 2.000.000 tahun untuk bisa menerobos pada peralatan kemodernan seperti yang kita lihat sekarang ini, hal itu ditinjau melalui kaca mata pengamatan TEORI REVOLUSI. Mari kita tengok Revolusi industri di Inggris yang membutuhkan puluhan tahun untuk mendapatkan pembaharuan sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, puluhan tahun berarti belum mencapai ratusan tahun, hal itu dianggap cepat oleh kaca mata revolusi, abad 17 M (abad pemikiran) hingga kini ditahun 2012 M berarti kisaran waktu tersebut kurang lebih 3 – 4 abad (300 – 400 tahun).

        Nah kita bisa membuka lebar-lebar mata dan telinga kita hanya dengan 400 tahun saja alangkah dahsyatnya perubahan total juga pernak-pernik ragam kecanggihan perteknologian yang bisa kita alami sekarang.

        Maka pertanyaannya : Wahai para ahli bagaimana jika begitu???
        benarkah jutaan tahun???

        Thanx gan atas waktu anda melihat coret-coretan saya.!!!
        Maaf jika tak bereferensi namun itu bagian dari uneg-uneg sisa sumber yang masih nyangkut di kepala saya waktu dulu SMA.

        By2…..good luck for U

        oedi responded:
        Januari 24, 2012 pukul 8:10 pm

        Saya yang mestinya berterimakasih, karena Anda masih terus mau mengunjungi blog ini..
        Ya siapa saja boleh berkomentar dan berpendapat, tidak ada yang boleh melarangnnya kok, benar atau salah tergantung dari sudut mana ia dilihat… namanya juga pendapat, bisa benar tapi bisa juga salah… begitu pun saya dalam hal ini, hanya berusaha menelaah dengan segala kekurangan yang ada, dan jika terdapat kekeliruan, mohon dimaklumi… 🙂
        Khusus tentang kisaran hidupnya Rama, saya jelas telah menuliskan dengan kalimat: “Dinasti Rama diperkirakan berkuasa di bagian Utara India – Pakistan – Tibet hingga Asia Tengah pada tahun 30.000 SM hingga 15.000 SM”. Jadi jelas sekali maksudnya bahwa itu baru sebatas perkiraan saja (dan memang semuanya baru sebatas anggapan), belum bisa dipastikan. Ya kalau mau yang benar dan tepat, kita harus punya mesin waktu dan bisa kembali ke zaman Sri Rama untuk ngecek kapan dia hidup. hehe… 🙂
        Dan bila dikaitkan dengan semua tulisan di atas, saya hanya mencoba untuk memberikan dua sudut pandang yang berbeda dalam melihat sejarah. Agar terjadi banyak diskusi dan penggalian sejarah secara lebih mendalam dan akurat. Dan jika nanti membuahkan hasil yang memadai, maka akan dijadikan tambahan materi bagi tulisan ini. Semoga tidak merepotkan semua pembaca.

    kraken said:
    Januari 27, 2012 pukul 7:54 am

    Waaah! Masih byk yg komen bro. .Saya tuker hobby, udh jarang nulis lg, beralih ke jepret2 . .

    Salam sukses!

      oedi responded:
      Januari 28, 2012 pukul 5:33 pm

      Iya alhamdulillah masih…
      Wah asyik tuh jeprat-jepret.. tapi kalau bisa jangan berhenti dunk nulisnya… kan minimal bisa nulis tentang fotografi? hehe.. 🙂
      Okey bro, sukses juga untuk hobi barunya.. makasih masih mau berkunjung… 🙂

    Jean said:
    Februari 1, 2012 pukul 8:58 pm

    Hmm… saya tertarik dengan kisah ramayana dan mahabarata. Cuma ada satu hal yang menggelitik pikiran… yaitu pertanyaan: Kisah Mahabarata dan Ramayana, aslinya dari mana?

    Mungkin banyak orang menganggap pertanyaan ini lucu, karena orang2 sudah bersepakat bahwa asalnya dari India (di sini saya jangan diketawain ya bang hehe… :p) tapi justru asumsi ini saya landaskan pada KEMUNGKINAN. So, saya pikir, boleh2 saja kan berspekulasi, meskipun secara amatir karena saya bukan peneliti profesional.

    Seperti halnya Atlantis yang dikisahkan oleh orang Yunani, padahal negeri Atlantis sendiri bukan di Yunani (menurut perkembangan spekulasi yang ada sekarang, misalnya oleh Santos).
    Pertanyaannya, apakah kisah Ramayana/Mahabarata yang dikisahkan oleh orang India, lantas–konon–terjadi di India? Apakah mungkin berasal dari negeri lain, misalnya Nusantara (karena cerita ini pun populer dan melekat di Nusantara/Indonesia)?

    Ada sebuah hikayat unik yang saya baca (belum selesai, soalnya bukunya tebel banget, hehe…) dari buku “Kerajaan Bima dalam sastra dan sejarah; oleh Henri Chambert”

    Sebagai gambaran, buku ini mengisahkan tentang asal-usul kerajaan Bima, yang juga menyinggung sedikit mengenai kerajaan lain di nusantara seperti kerajaan Luwu di Sulawesi (cikal bakal kerajaan2 di Sulsel), lengkap dengan silsilahnya. Tokoh2 seperti Khidir dan Sultan Iskandar Dzulkarnain pun ikut tercantum di dalam cerita. (Duh…tambah pusing @_@ )

    Buku online ada di : http://books.google.co.id/books?printsec=frontcover&vid=LCCN2004395865&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

    Sedikit ringkasan cerita ada di situs ini : http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2584/jan-manjan-jin-dan-dewa-dewa-dalam-pengetahuan-suku-bima-nusa-tenggara-barat

    Well… emang aromanya mitos banget… tapi toh, saya juga belum pernah lihat atau baca mengenai adanya bukti2 bahwa kisah Ramayana/Mahabarata benar2 pernah terjadi di India. (terlepas dari artikel yang bang Oedi posting di atas).

    Saya jadi ingat waktu masih SMP kelas 1, berkunjung ke Fort Rotterdam, Makassar. Di situ dipajang replika mahkota kebesaran kerajaan Gowa. Pikiran bocah saya waktu itu, “Loh koq mahkotanya rada2 mirip dengan mahkota di serial mahabarata di TV?”

    Saya harap Bang Oedi atau abang2 yang lain mau berbagi pengetahuannya yang lebih banyak mengenai Ramayana/Mahabarata. Kalo mau dibantah juga tidak apa2, tapi kasih alasan yang rasional, supaya saya tidak tambah penasaran… hehehe… makasih sebelumnya… ^_^

      oedi responded:
      Februari 3, 2012 pukul 9:11 am

      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂
      Hmm… sebenarnya saya pun memiliki asumsi yang rada unik – terlepas dari artikel saya di atas – tentang kedua kisah besar ini (Ramayana dan Mahabharata), karena bahkan saya pribadi menyakini sesungguhnya dua kisah tersebut tidak hanya terjadi di wilayah India saja, melainkan juga terjadi di wilayah Nusantara. Untuk kisah Ramayana, maka kerajaan Ayodia memang berada di India, tapi kerajaan Alengka berada di pulau Jawa, tepatnya di sekitar Bromo dan Semeru, kabupaten Malang, Jawa Timur. Peperangannya pun terjadi di sekitar sana… Sedangkan untuk kisah Mahabharata, maka saya menyakini bahwa kerajaan Astinapura (pihak kurawa) itu berada di India dan Kerajaan Amarta (pihak pandawa) itu di pulau jawa, di sekitar jawa timur dan jawa tengah.
      Begitu menurut tinjauan sementara saya, tinggal menunggu waktunya saja, ttg kapan semua buktinya bisa terungkap…

        i gede yogi said:
        Juni 7, 2012 pukul 4:34 am

        bos
        Tapi kalo menurut saya
        Kerajaan alengka pura tu ad di sri lanka,,
        Soalna ad persamaan kata,
        Dan jmbatan rama tu menyambung india dan srilangka,
        Di ceritanya kan rama mw ngambil istrinya dewi sita ke alengka,
        Jadi argumen saya alengka=sriLANGKA,
        Kalo alengka adanya di jawa,
        Berarti jmbatan situbandanya sampe ke jawa donk,
        Hehe
        Maaf kalo ad salah,
        Salam kenal

        oedi responded:
        Juni 16, 2012 pukul 1:20 am

        Hmm… gini masnya, dulu di zaman Ramayana kawasan Alengka itu bisa di katakan di mulai dari SriLangka sekarang sampai ke tanah Jawa, terlebih di zaman ini daratannya masih bersatu; tidak seperti sekarang ini yg terpisah-pisah. Jadi Alengka itu ya meliputi Srilangka-Jawa. Sehingga jembatannya tidak perlu menyeberang hingga ke tanah Jawa, dan memanglah seperti yang ada dan ditemukan sekarang ini di selat Palk, sebagaimana artikel ini.
        Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    djeung said:
    Februari 3, 2012 pukul 11:25 am

    wah, amazing tenan kog tulisane bro oedi ki, lanjutkan!!! smg sukses selalu ^_6

      oedi responded:
      Februari 9, 2012 pukul 4:58 pm

      Okey bro.. makasih atas kunjungan, dukungan dan doanya.. semoga bermanfaat.. 🙂

    Jean said:
    Februari 3, 2012 pukul 5:36 pm

    Hmm… makasih masukannya bang… ini bisa saya jadikan sebagai dasar tambahan untuk penelusuran selanjutnya…spekulasi abang rada mirip dengan kisah dalam buku yang saya sebutkan di comment sebelumnya. Ada banyak peristiwa yang terjadi di berbagai tempat di belahan dunia… semakin dibaca, dunia rasanya menjadi semakin sempit, hehehe… Hebat ya, saya saja belum pernah keliling nusantara padahal transportasi sudah canggih :p

    Seandainya saja ada peneliti, yg lebih kompeten di bidangnya, yang meneliti khusus mengenai kisah ini dan diterbitkan menjadi sebuah buku (artinya, bisa dipertanggungjawabkan)… yaa, seperti Santos mengenai Atlantis. Meskipun teori Santos mendapatkan tantangan dari berbagai pihak, tapi paling tidak ada langkah serius dan nyata untuk memecahkan misteri. Dedikasi yang patut dihargai 🙂 …

    Well, kalo ada berita mengenai temuan2 baru, diposting ya bang… semoga sukses ^_^

      oedi responded:
      Februari 9, 2012 pukul 5:14 pm

      Iya sama2, semoga tetap bermanfaat.. 🙂
      Okey… kalau ada yang baru lagi, tentu akan saya posting di blog ini…
      Iya nih, saya bercita-cita bahwa suatu saat nanti (bila perlu secepatnya) pemerintah kita mengumpulkan para ahli di bidangnya dan membentuk sebuah badan riset yang khusus bertugas untuk menelusuri dan menggali sejarah bangsa Nusantara ini. Hasilnya nanti dijadikan acuan dan semangat untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang maju dan tiba di puncak kejayaannya lagi.. 🙂

      oedi responded:
      Februari 9, 2012 pukul 5:14 pm

      Iya sama2, semoga tetap bermanfaat.. 🙂
      Okey… kalau ada yang baru lagi, tentu akan saya posting di blog ini…
      Iya nih, saya bercita-cita bahwa suatu saat nanti (bila perlu secepatnya) pemerintah kita mengumpulkan para ahli di bidangnya dan membentuk sebuah badan riset yang khusus bertugas untuk menelusuri dan menggali sejarah bangsa Nusantara ini. Hasilnya nanti dijadikan acuan dan semangat untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang maju dan tiba di puncak kejayaannya lagi.. 🙂

    ukiak said:
    Februari 18, 2012 pukul 11:27 am

    mo nanya nih mengenai srirama bridge, mas oedi dapat infonya dari mana…,apakah info tentang
    srirama bridge itu sumber informasinya bisa di percaya?…
    kok keberadaannya baru di ketahui sekarang …

      oedi responded:
      Februari 18, 2012 pukul 3:38 pm

      Hmm.. jika Anda lebih cermat membaca tulisan ini, maka semua pertanyaan yang Anda tujukan sudah terjawab di tulisan ini…
      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    Ahmad Samantho said:
    Februari 21, 2012 pukul 2:17 am

    Reblogged this on Bayt al-Hikmah Institute and commented:
    bahan penelitian lanjut tentang peradaban Atlantis-Lemuria dan Rama

      oedi responded:
      Maret 4, 2012 pukul 4:19 am

      Okey.. terimakasih atas kunjungan, dukungan dan informasinya… semoga bermanfaat.. 🙂

    ukiakk said:
    Maret 11, 2012 pukul 3:40 am

    mas Oedi, saya jadi ingin lihat discovery chanel mengenai srirama bridge ini & mungkin juga dokumenter tentang kerajaan dvaraka sri kresna yg tenggelam itu, kalau memang pening
    galannya masih bisa dipublikasikan berarti cerita itu kan benar-benar terjadi……

      oedi responded:
      Maret 11, 2012 pukul 5:18 am

      Amiin.. semoga Anda bisa cepat melihat discovery nya.. tar kalau ada tambahan info, semoga mau berbagi dengan saya untuk pelengkap tulisan ini… 🙂
      InsyaAllah cerita Ramayana ini benar kok.. karena tepatnya mereka hidup di zaman Dirganta-Ra, sebuah periode zaman ketiga dari kehidupan manusia di dunia sejak zaman Nabi Adam AS dulu…
      Okey.. terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    sangut said:
    Mei 20, 2012 pukul 4:52 pm

    bukti bahwa kualitas yang diutamakan dibandingkan kuantitas. coba lihat statistik populasi manusia 1500 tahun terakhir sejak diturunkan wahyu dari langit.

    sangut said:
    Mei 20, 2012 pukul 4:53 pm

    bukti bahwa kualitas yang diutamakan dibandingkan kuantitas. coba lihat statistik populasi manusia 2000 tahun terakhir sejak diturunkan wahyu dari langit.

      oedi responded:
      Mei 23, 2012 pukul 8:03 am

      Hmmm… ??
      Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    i gede yogi said:
    Juni 7, 2012 pukul 4:40 am

    saya seorang siswa smp yang memiliki argumen
    bahwa hindu dan islam ad persamaan,,
    Saya melihat dari sejarah nabi nuh yang saya anggap
    ad persamaan dengan cerita matsya awatara 1.cerita matsya awatara,
    Diceritakan ketika pemerintahan raja manu, seekor
    ikan kecil jatuh dari tempat air suci,
    Sang raja kemudian menaruh ikan tersebut di
    tempayan
    Namun beberapa saat kemudian ikan kecil tersebut sudah memenuhi tempayan,
    Kemudian ikan tersebut dibuatkan kolam
    Tetapi 3hari kemudian ikan itu sudah memenuhi
    kolam itu,
    Kemudian sang raja memindahkan ikan tersebut ke
    sungai gangga Dan ikan tersebut menunjukan rupanya ya itu dewa
    wisnu,
    Kemudian dewa wisnu berkata bahawa ada air bah
    yang akan menenggelamkan bumi yang diakibatkan
    oleh hujan yang lamanya 100 tahun,
    Sang raja disuruh membuat perahu besar yang tahan terhadap ombak,
    Yang dapat menampung stiap jenis mahluk hidup,
    Akhirxa dewa wisnu pun lenyap dari hadapan sang
    raja,
    Singkat cerita perahu tersebut sudah selesai dibuat
    Dan akhirxa terjadilah seperti apa yang dikatakan dewa wisnu tadi,,
    Ketika perahu telah mengapung di atas air bah,
    Muncullah sang matsya awatara beserta naga basuki,
    Naga basuki disini berperan sebagai tali
    Sedangkan matsya awatara sebagai penarik perahu
    Beliau membawa perahu tersebut ke tempat yang tinggi
    Dan akhirnya umat manusiapun dapat dislmatkan Kemudian cerita nabi nuh,
    Maaf kalau terjadi kesalahan,
    Nabi nuh mengatakan bahwa akan ada air bah yang
    menenggelamkan bumi,
    Maka dia memerintahkan umat manusia untuk
    membuat perahu raksasa Dan diisi dengan manusia, dan hewan masing2
    1pasang jantan dan betina,
    Akhirxa perahu raksasa itupun selesai
    Dan akhirxa umat manusia bisa diselamatkan
    Konon perahu tersebut berada di tempat yang tingi,, Anda sendiri bisa melihat di mana persamaanya,
    Mohon maaf bila saya melakukan kesalahan,

      oedi responded:
      Juni 16, 2012 pukul 1:40 am

      Hmm.. di karenakan agama Hindu diyakini sebagai agama Samawi, maka tentulah ada kesamaan antara Islam dan Hindu, meski tidak seluruhnya, karena keduanya berasal dari wahyu namun berbeda zamannya… Dan apa yang Anda katakan di atas yaitu tentang kisah Matsya Avatara dan Manu, maka saya pun sependapat, karena saya pun telah mencoba melakukan penelitian dan beranggapan demikian, lantaran secara garis besar memang ada kemiripan ceritanya. Tentang adanya banjir besar yang melanda bumi, pembuatan perahu besar dan penyelamatan sebagian makhluk hidup, di zaman dulu kala.
      Semoga dengan adanya kesamaan ini, maka menjadi kiat dalam mempererat hubungan antara kedua agama besar ini, sehingga kian harmonislah hubungan sosial kedua penganut agama ini… meski memang masalah keyakinan tidak bisa di paksakan, karena ia adalah hak asasi setiap manusia.
      Okey.. terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    Ruby Ririn Ririn said:
    Juni 7, 2012 pukul 3:08 pm

    welehhh….jossss….pokok e iki tulisane

      oedi responded:
      Juni 16, 2012 pukul 1:41 am

      Wokey.. makasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    marto samin said:
    Juni 11, 2012 pukul 4:29 am

    Sbg orang awam, ak sangat terkesan dg tulisan. dan aku dpt satu kesimpulan dr semua ini (yg mgkn salah), bhw :
    – kehidupan alam dan isinya ( termasuk manusia ) itu terbagi dalam bbrpa masa.
    -dalam setiap masa kehidupan (khususnya manusia) akan mengalami bebrapa perubahan peradaban, mulai dari primitif, smp pada peradaban yg plg canggih.
    -pada saat akhir masa manusia dan seluruh peradabannya akan musnah oleh kecanggihannya, sbg akibat dr ketamakan dan kesombongan atas pencapaiannya.
    -akhirnya manusia akan memasuki masa yang baru, yang akan dimulai dr peradaban primitif lagi krn peradaban dari masa sebelumnya sudah tak tersisa.
    -demikian seterusnya ………
    trimS gan oedi atas semuanya….

      oedi responded:
      Juni 16, 2012 pukul 2:08 am

      Terimakasih juga agan Marto atas kunjungan dan dukungannya, semoga bisa bermanfaat.. 🙂
      Wah.. Anda berbakat untuk menjadi seorang ahli hikmah.. hehe… karena yang telah Anda simpulkan di atas memang benar adanya, saya pun sependapat dengan itu… dan memanglah kehidupan manusia itu seperti roda pedati, yang selalu berputar kalau berjalan… dan akan terus berulang-ulang hingga roda itupun rusak atau hancur… 🙂

    artajaya said:
    Agustus 20, 2012 pukul 2:50 pm

    sering kali sudah kita menghancurkan alam ini dengan kesombongan dan ke egoaan kita, sudah waktunya semua itu dihentikan dengan memulai menjaga alam ini termasuk peninggalana para leluhur kita…………….salam

    fuad alfarisi said:
    Agustus 26, 2012 pukul 12:05 am

    makasih gan atas infonya…..bener2 fakta sejarah peradaban manusia…..merinding juga bacanya!!!!

    dewakusuma said:
    September 28, 2012 pukul 8:15 am

    mantap benar…sangat informatif. Suksma ya.

      oedi responded:
      September 28, 2012 pukul 12:02 pm

      Subhanallah… syukurlah bila senang dg tulisan ini, terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

        wayansuparja said:
        November 12, 2012 pukul 3:45 pm

        ini adalah informasi yang hebat, saya baru tahu tentang adanya jembatan Rama Bridge.
        Ternyata sejarah manusia itu tidak terlepas dari hukum alam (Rta) Lahir, Hidup dan Mati begitu juga Zaman Kehidupan tidak terlepas dari lingkaran proses Penciptaan, Masa Kejayaan dan akhirnya musnah Pralaya, makanya bukti kejayaan suatu Zaman perlu kita jaga agar dpt. dipelajari zaman peradaban manusia berikutnya.
        Buat Pak Oedi, trims atas infonya dan saya tunggu info kelanjutan tentang penelitian dari UNESCO mengenai Rama Bridge

        oedi responded:
        November 15, 2012 pukul 11:26 am

        Baiklah.. terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat…
        Ya begitulah adanya, semoga bagaikan roda pedati yang terkadang di atas dan terkadang harus di bawah… muncul dan tenggelam adalah biasa dalam kehidupan peradaban manusia… tinggal apakan generari yang tengah menjalankan kehidupannya saat sekarang bisa mengambil pelajaran dari masa lalu…
        Okey.. silahkan di tunggu aja info berikutnya…. 🙂

    Anak Agung Gde Aditya Khrsna said:
    November 5, 2012 pukul 1:45 pm

    Saya salah satu putra hindu bali sangat bangga dan berterimakasih kepada penulis artikel ini, dan saya sangat tidak setuju apabila jembatan purba itu dibongkar hanya karena alasan perdagangan. Ini harus tetap dilestarikan, ini salah satu peninggalan kebesaran HINDU di dunia.

      oedi responded:
      November 15, 2012 pukul 11:50 am

      Terimakasih juga atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂
      Ya. Tentu ini harus dilestarikan dan harus dipertahankan bisa benar ada pihak-pihak yang akan merobohkan jembatan ini… ini tidak bisa dibiarkan karena situs ini adalah warisan dunia..

    Ir. gani, MT said:
    November 11, 2012 pukul 9:32 am

    Assalam mualikum, saya sangat setuju bila jembatan Sri Rama itu di lestarikan. Karena yang diceritakan kisah cinta Srima dan Sinta itu merupakan karya besar di dunia.

      oedi responded:
      November 15, 2012 pukul 11:35 am

      Wa`alaikumsalam….
      Ya. Peninggalan peradaban dunia ini memang harus dilestarikan dengan baik, tidak ada yang berhak merusaknya, karena ini adalah peninggalan peradaban dunia yang luarbiasa… dan merupakan gambaran dan pelajaran bagi kita semua tentang arti kehidupan, cinta dan keilmuan..
      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    X-yuga said:
    Maret 2, 2013 pukul 6:08 pm

    Semoga saja semua baik2 saja, dan peninggalan sejarah sastra weda segera di ketemukan semuanya.

    Nuriya Sri Nuryati said:
    Mei 26, 2013 pukul 3:39 pm

    Assalamu’alaikum…wah telat mas oedi bacanya,hemm sungguh tulisan yg fantastis,sukses trs mas oedi,izin share supaya kawan” yg lain juga tahu ttng penemuan yg amazing ini “JEMBATAN RAMA BRIGDE”

    Kangeryu said:
    Juli 16, 2013 pukul 2:40 pm

    wah, bener-bener mantap artikelnya mas, setelah aku baca dari atas sampe komen bawah ternyata sudah lewat beberapa jam 😀
    Tapi keren banget bisa nambah wawasan tentang sejarah dunia ini.
    aku juga pengagum sejarah bumi, dan pemikiranku sih dahulunya bumi ini memang sudah pernah memiliki masa yang mencapai kejayaan ilmu pengetahuan dan teknologi..
    tapi ada beberapa hal yang masih membingungkan tentang peradaban bumi ini..
    dan aku ingin bertanya pada mas Oedi :

    Pada teori Astronomi kuno, mereka menyimpulkan bahwa manusia yang ad pada saat ini adalah “anak-anak” dari Alien yang berada di planet yang lain, karena mereka menemukan tekhnologi yang sangat canggih pada peninggalan2 masa lalu seperti Pyramid Mesir dan menara2 tinggi yang mereka simpulkan adalah sebagai pemancar manusia purba zaman dahulu untuk berhubungan dengan nenek Moyang kita yang ada di luar angkasa”

    Pertanyaannya: Sampai kapan kita harus menunggu semua mistery kehidupan ini terpecahkan 😀

    yaah, sbenernya si masih banyak pendapat mereka yang gak bisa aku tulis semuanya, hanya saja masih mengganggu pikiran 😀

    kalo dilihat dan diperhatikan sih memang semua kisah2 di setiap agama ataupun epic2nya sepertinya memiliki hubungan dan aku yakin cerita yang disebutkan memang benar-benar terjadi dan begitu adanya..

    Ayo tunjukan rasa Respect antar umat manusia dan kita buka jendela sejarah ini selebar2nya agar rasa penasaran ini segera bisa kita hilangkan, semangat untuk para ahli yang telah meneliti dan mas Oedi yang telah mengkaji dalam artikel ini..

    Mohon ijin untuk copy edit dan share di blogku mas, maaf jika ada salah kata, terimakasih..

    kurt sugita.. said:
    November 23, 2013 pukul 7:16 pm

    jwb buat komen Saudara JOKO, dan sahabat yg lainnya,, Jembatan Sri Rama dianalisa ole Para Ahli Archeology begitu kono atau purba jgn heran, itu bukan pakai orang membangunnya
    menurut pendapat Saya, coba liha Candi Brobudur,, lokasinya sangat sulit.. jmn itu blm ada Crown derek..bisa batu sebesa itu bertumpuk, jadi saya fikir pada jmn itu Manusia gk spt Manusia pada jmn sekrang, bedanya jauh karna jmn purba itu banyak Mahluk para Dewa dkt hubungan dgn Tuhan dan Dunia Ghoib, dan Manusia sekarang hanya hubungan dgn Dunia nyata..Ilmu manusia sa’at itu betul2 magic powernya sangat ampuh, orang bisa terbang tanpa sayap, Srima bisa printah mahluk bangsa Jin, atau minta bantuan di Dunia Ghoib bikin jembatan buat pengikutnya.. Raja2 itu pinter tanpa belajar dpt ilmu Laduni dari Tuhan yg Maha kuasa.. jadi jgn heran, dgn kehebatan dan keajaiban pada jmn purba itu..sekarang aja masih banyak magic di Indonesia, di TV anak kecil sakit di ambil xray ama Dokter drmh sakit, tahu2 ada banyak paku besi dikakinya.. yg jadi pertanyaan gmn paku itu kok bisa ada banyak didalam.? itu contoh aneh tapi nyata..

      oedi responded:
      November 24, 2013 pukul 9:39 am

      Ya, saya setuju. Janganlah kita selalu mengaitkan apa yang terjadi pada masa lalu adalah sama dengan di masa sekarang, karena memang banyak yg di pandang aneh jika di masa sekarang justru biasa saja di masa lalu, begitu pun sebaliknya.. Pada setiap zamannya, pola dan model peradaban manusia berbeda-beda dan kita jangan pernah menyamaratakannya, terlebih bila kita selalu menyamakannya dg keadaan sekarang, karena lain dulu lain pula sekarang… Orang dulu senang tirakat, olah raga (beladiri, kanuragan) dan olah batin (kadigdayan), bahkan bertapa (kasapuhan) sekian lama – bahkan ribuan tahun, sehingga wajarlah bila mereka dulunya sakti mandraguna dan bisa melakukan hal2 yg luarbiasa.. mereka tentunya bisa berkomunikasi – bahkan memerintahkan – dengan makhluk di alam goib, agar bisa membantu mereka membangun gedung2 dan jembatan.. Sedangkan kita sekarang mana? Sangat jarang yg masih mau olah batin dan mati raga, paling cuma olah raga (sepak bola, basket, dll) aja yg masih ada, itupun tidak terlalu banyak dan sifatnya hanya senang2 doang..
      Okey terimakasih atas kunjungan, dukungan dan komentarnya, semoga bermanfaat.. 🙂

    agusto77 said:
    Januari 25, 2014 pukul 3:28 pm

    Ternyata begitu ya… baru tau…. maaf bos… saya pernah baca… bahwa rama berperang dengan bangsa atlantis. Gimans menurut bos? Saya suka bc komen2 nya minim menghina dan menghujat…. dak seperti di blog sebelah… isinya.. meninggikan diri dan merendahkan yang lain….

      oedi responded:
      Januari 26, 2014 pukul 8:09 am

      Hmm.. apa yang saya tuliskan di atas murni mengambil dari beberapa teori dan pendapat yang berkembang saat ini, sebagian saya percayai tetapi tidak sedikit yang saya tidak yakini.. karena memang saya pun masih terus menggali kebenaran dari sejarah ini.
      Nah tentang pertanyaan Anda mengenai peperangan keduanya, itu termasuk dalam hal yang tidak saya setujui… Menurut saya pribadi hal itu tidak pernah terjadi dengan alasan bahwa kehidupan keduanya sebenarnya berada di zaman yang berbeda dan di tempat yang berjauhan pula.. Sehingga tidak sampai terjadi pertikaian yang menyebabkan peperangan besar… loh bagaimana bisa berperang kalau keduanya hidup di zaman yang berbeda..
      Menurut saya, rentang waktu peradaban keduanya sangat jauh, bahkan bisa dalam angka jutaan tahun, makanya di kehidupan Sri Rama kita mendapatkan kisah bahwa saat itu ada orang-orang sakti yang bisa terbang, mengeluarkan ajian dan memiliki senjata yang sangat hebat dari dewa, bahkan bisa mengangkat gunung.. Itu tandanya di zaman ini mereka masih lebih mengutamakan kesaktian meskipun tetap ada kemajuan teknologinya.. Sementara di zaman bangsa Atlantis, kita tidak pernah mendengar kisah heroik dan kesaktian yang luar biasa, karena justru mereka hanya mengandalkan kemampuan teknologi, sehingga memang tidak pernah ada cerita mereka ini juga sakti mandraguna sebagaimana orang2 di zaman Sri Rama.. Ini penting untuk dijadikan studi, sebab sebagaimana mestinya maka semakin hari manusia itu akan semakin berkurang daya kemampuan dirinya (kesaktian) seiring dengan semakin majunya teknologi yang ada… Hal inilah yang menurut saya jelas menunjukkan bahwa mereka ini (kaum Atlantis) hidup setelah zaman Sri Rama, sehingga mereka pun tidak mungkin pernah berperang dengan Sri Rama atau pun peradabannya…
      Okey mas Agusto, terimakasih atas kunjungan, dukungan dan pertanyaannya, semoga bermanfaat.. 🙂

        agusto77 said:
        Januari 26, 2014 pukul 8:22 am

        Siiippp ssiiippp….. saya menantikan tulisan masbro berikutnya…. lam kenall….

        oedi responded:
        Januari 26, 2014 pukul 12:09 pm

        Siaaap.. silahkan di tunggu aja deh, moga aja dalam waktu dekat saya bisa meng-upload tulisan yg baru tentang Sri Rama, yg tentunya dari sudut pandang yang sangat berbeda dari kebanyakan orang sekarang… karena sebenarnya peradaban manusia itu bukanlah baru “kemaren sore (sekitaran ribuan – puluhan ribu tahun aja)”, tetapi sudah jutaan bahkan milyaran tahun…
        Okey, salam kenal juga mas Agusto… 🙂

    Paulmonte said:
    Februari 1, 2014 pukul 10:09 am

    Apakah benar zaman dahulu kala ada manusia setinggi pohon kelapa, bilakah ada bukti -2 empiris menegenai hal tsb.

      oedi responded:
      Februari 2, 2014 pukul 6:58 am

      Hmm.. sebagai seorang Muslim saya meyakini bahwa dulu pernah ada manusia setinggi pohon kelapa, karena dalam sebuah hadist yang shahih dijelaskan bahwa Nabi Adam AS itu memiliki tinggi tubuh sekitar 60 hasta (25-30 meter)… berikut bunyi haditsnya:
      Dari Abu Hurairah RA, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Allah menciptakan Adam AS dalam bentuknya setinggi enam puluh hasta. Setelah menciptakannya, Allah berkata: Pergilah dan ucapkanlah salam kepada kelompok itu, yaitu beberapa Malaikat yang sedang duduk, dan dengarkanlah apakah jawaban mereka karena itulah ucapan selamat untukmu dan keturunanmu. Maka Adam AS pergi menghampiri lalu mengucapkan: “Semoga keselamatan menyertai kalian”. Mereka menjawab: “Semoga keselamatan dan rahmat Allah menyertai kalian”. Mereka menambahkan “rahmat Allah”. Maka setiap orang yang memasuki Syurga itu seperti bentuk Adam AS yang tingginya enam puluh hasta. Seluruh makhluk setelah Adam AS terus berkurang tingginya sampai sekarang” (HR. Muslim No. 5075)
      Jadi, dari keterangan hadits di atas maka jelas sekali bahwa dulu manusia pernah memiliki tinggi tubuh setara dengan pohon kelapa sekarang, namun sesuai pula dengan keterangan hadits di atas maka seiring dengan berjalannya waktu tinggi manusia pun menyusut hingga di zaman kita sekarang yang rata-ratanya hanya 165-170 cm saja..
      Nah tentang bukti, tentunya sangat sulit ditemukan. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti rentang waktu yang begitu lama (ribuan bahkan jutaan tahun) dari masa kita sekarang sehingga bukti2 tersebut hilang tak tentu arah, entah karena hancur menjadi tanah atau masih ada (menjadi fosil) tetapi terkubur di dalam tanah yang disebabkan bencana alam (gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dll)..
      Tetapi dari yang pernah saya baca, bahwa pernah ditemukan kerangka manusia “raksasa” di pedalaman India dan Sri Langka, dan juga di Yunani. Benar atau tidaknya informasi itu saya kurang tahu, tapi meskipun demikian saya tetap percaya bahwa manusia itu pada awalnya ada yg setinggi pohon kelapa, hal ini tidak hanya karena keterangan dari hadits di atas tetapi di dasarkan juga dari cerita kaket saya yang asli dari Jawa Timur yang mengatakan bahwa beliau dan bapaknya dulu suatu ketika – saat mencari kayu di hutan – pernah menemukan banyak bangkai peralatan perang (pedang, tombak, tameng, dll) dan kerangka manusia yang berukuran raksasa (4-5 meter) di sekitar pegunungan Kendeng, tepatnya lagi di kaki gunung Pandan.. seolah-olah di tempat itu pernah di jadikan lokasi pertempuran besar antar dua kerajaan di zaman dulu.. tapi sayang beliau bukanlah seorang arkeolog, apalagi beliau pun tidak mau mengganggu apa yg sudah terjadi, alias membiarkan yang ada di sana tetap di tempatnya semula tanpa mengambil satu barang pun… sehingga hal ini hanya sebatas cerita saja meskipun saya tetap menyakini bahwa yang beliau ceritakan itu adalah kebenaran…
      Okey.. terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    siapa saja said:
    Maret 8, 2014 pukul 5:37 pm

    Memang Banyak legenda dan cerita rakyat, ataupun kitab suci mempunyai kaitan dengan keadaan alam. Yang sering memjadi pertanyaan mana yang lebih dulu ada Benda2 tersebut apa cerita tersebut diambil dari keadaan benda2 tersebut? Suatu hal yang sangat kecil kemungkinannya adalah, peradaban maju mundur menjadi peradaban remdah..? Banyolankah?

      oedi responded:
      Maret 12, 2014 pukul 6:24 am

      Pada awalnya sesuatu itu adalah fakta, namun seiring berjalannya waktu maka fakta2 itu lalu di bumbuhi ddg kisah khayalan sehingga berubah menjadi legenda, nah semakin waktu berlalu maka fakta yg telah menjadi legenda ini bahkan terus dibumbuhi lagi kisahnya sehingga menjadi mitos yg mendekati kemustahilan.. jadi menurut saya, semua mitos yang ada di masyarakat itu tidak menutup kemungkinan sebenarnya dulu adalah fakta sejarah, hanya saja kisahnya sudah bergeser dari yg sebenarnya terjadi… Jadi menurut saya, tentu lebih dulu benda2 ketimbang cerita yang ada, karena cerita itu bisa ada ya karena keberadaan benda2 terlebih dulu dan bila benda2 tidak lebih dulu ada, maka apa yg akan diceritakan?
      Hmm.. itu bukan bayolan, karena menurut saya kehidupan peradaban manusia itu laksana roda pedati yang berputar, kadang di atas kadang pula di bawah.. jadi sebenarnya di waktu dulu manusia itu pernah mencapai puncak kejayaannya di segala bidang bahkan lebih maju dari kita sekarang, tetapi sebagaimana kodratnya maka peradaban itu pun harus hancur berantakan, yang tentunya disebabkan oleh sikap mereka sendiri, sehingga memaksa manusia untuk hidup dalam keadaan primitif kembali… itulah yg pernah terjadi hingga munculnya peradaban manusia di sekian ribu tahun belakang ini, yaitu yang berawal dari kehidupan primitif hingga pada yg moderen seperti sekarang ini..
      Oke, terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    sindhudarboyz said:
    Mei 4, 2014 pukul 5:35 pm

    Buat diexplore mas,,,,,,rahwana=pulau bali(nampak dari peninggalan & mitos2,mirip gelembung2 rahwana),,,,rama=nusantara(trmasuk india)akhirnya mnetap di sundaland(kota pahriyangan).berganti abad bnyak keturunan sri rama hijrah ke india,sering mnggunakan nama tmpat/kerajaan yg sama).sri-alengka(srilangka,untuk mnghormati nama leluhurnya yaitu rama).karna jauh dari rama(yg mmpertahankn sifat2 adiluhung(keTuhanan) maka sifat2 mereka jadi brutal(kurawa).karna tidak sepaham dgn kurawa maka pandawa hijrah(pulang kampung)ke tanah leluhurnya(nusantara).makanya banyak orang2 jawa ygasih mewarisi ilmu2 para pandawa(pancasona,bima kurdo,bolo sewu,aji geneng,rawa rontek,dll). Setelah itu baru terjadi perang baratayuda.sekian dulu saudara2. Semoga bs mmbantu!

      oedi responded:
      Mei 15, 2014 pukul 7:17 am

      Hmm.. saya pun berpikiran demikian mas, dan itulah yg sekarang sedang saya gali lebih dalam… tentang ternyata di Nusantara lah kisah Ramayana itu sebenarnya bermula lalu menyebar hingga daratan India. Memang ada kaitannya dengan India, karena di dua tempat ini pula kisah itu berlangsung.. tapi sekarang ini belum bisa saya share di blog ini, karena datangnya belum lengkap..
      Okey, terimakasih atas kunjungan, informasi dan dukunganya, semoga bermanfaat… 🙂

    DA'I said:
    Mei 12, 2014 pukul 3:43 pm

    saya ragu dengan tahun kejadiannya yang disebutkan terjadi pada 30.000 – 15.000 SM. Karena masa nabi adam aja 5872 SM-4942 SM.

      oedi responded:
      Mei 15, 2014 pukul 7:40 am

      Okey, terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.. 🙂
      Hmm.. silahkan menurut Anda demikian, tapi sekarang perkembangan sejarah dunia sudah kian pesatnya, banyak bukti yang sudah ditemuka, yang menunjukkan bahwa manusia itu – sejak Nabi Adam AS – sudah tinggal di muka Bumi ini selama jutaan tahun, bahkan ada yang beranggapan milyaran tahun..

    Rama agung said:
    Juni 24, 2014 pukul 4:28 am

    keren blognya

      oedi responded:
      Juni 26, 2014 pukul 8:37 am

      Terimakasih, syukurlah kalau senang dengan blog ini… semoga bermanfaat.. 🙂

    muhammad hakim said:
    September 16, 2014 pukul 1:14 pm

    kalau Sri Rama bisa membuat wahana terbang seperti Vimana, tentunya bisa membuat kapal perang yang juga canggih.. mengapa tidak menggunakan kapal perang atau kapal pendarat untuk menyeberangi laut ke Sri Lanka? mengapa musti membuat jembatan yang makan waktu bertahun-tahun? adakah itu karena bagian dari strategi perang ataukah ada alasan lainnya?

    Satria said:
    Oktober 15, 2014 pukul 9:28 am

    Ane mau tanya Gan…Kisah Ramayana & Mahabarata ini bener2 kisah nyata apa hanya sebuah dongeng….kisah ini sebelum para nabi2 atau sesudah para nabi2…jika sebelum para nabi..berarti orang terdahulu..hebat2 & sakti2…hehehehehhehe….binggung GAN..tolong kasih penjelasan GAN

      oedi responded:
      Oktober 17, 2014 pukul 10:01 am

      Hmm.. yang saya ketahui dan yakini, maka kedua kisah itu memang benar2 terjadi di masa lalu. Keduanya merupakan sebagian dari warna warni kehidupan anak manusia, yang tentunya harus menjadi pelajaran tentang kebenaran dan kebatilan, khususnya sekarang ini. Tentang waktunya, keduanya terjadi di antara kehidupan para Nabi yang di utus di muka Bumi ini, tetapi tidak sezaman dengan salah satu dari 25 Nabi yang disebutkan di dalam Al-Qur`an. Karena mereka hidup di zaman Nabi yang tidak termasuk yg 25 itu (Nabi yang lainnya). Dan untuk lokasinya, maka melingkupi seluruh wilayah Nusantara hingga kepulauan Solomon di Samudera Pasifik, Asia Timur, Asia Tengah hingga daratan India dan sebagian Timur Tengah serta benua Afrika bagian timur dan selatan. Lalu untuk kemampuan, mereka terkenal dengan kekuatan dan kesaktiannya.. karena memang begitulah model kehidupan di zaman itu, yang tentu sangat berbeda dengan sekarang…
      Itu yang saya ketahui dan yakini, semoga bisa sedikit menjawab kebingunan masnya… dan terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    muhammad shofwan said:
    November 8, 2014 pukul 12:52 pm

    Banyak para ahli tentang hindu mengatakan kitab WEDHA berasal dar Persia yang menjadi pegangan para penganut SANATA DHARMA di Persia. Tapi kenapa kisah MHABRATA dan RAMAYA kok berlokasi di INDIA. Apakah yang dimaksud PERSIA itu termasuk DARATAN INDIA. Mohonm yang mengetahui hubungan kedua hal ini ( KITAB WEDHA dari PERSIA tetapi kisah MAHABATA dan 5RAMAYANA kok ada di INDIA ). Terima kasih.

    muhammad shofwan said:
    November 8, 2014 pukul 1:11 pm

    Barangkali mas Oedi harus membaca karya sejarah ulama ulama islam. Seperti Imam Aththobary, Ibnu Ishaq, Ibnu Athir, Ibnu Katsir dan Imam Tanthowi Jauhari serta Sayyid Qutub. Di dalam Al Bidayah Wa Annihayah karya Ibnu Katsir di nyatakan bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam setelah itu banyak nabi nabi dan rosul. Nabi ada 124.000 tersebar di seluruh permukaan bumi dan rosul ada 313.000. Tapi yang wajib diketahui umat islam 25 nabi. Kalau dikatakan Ramayana dan Mahabrata yang dikisahkan dalam Wedha dan di anut oleh penganutnya SANATA DHARMA di PERSIA hidup tidak sezaman dengan nabi 25, lalu hidup di zaman siapa. Selain nabi nabi sejarah mencatat banyak raja raja. Raja pertama adalah Namrud keturunan Arfaksyad turunsn Sam bin Nuh. Sebelumnya ada raja mesir di zaman nabi Idris. Peninggalan peninggalan yang di duga bekas nuklir bisa jadi itu adalah bekas letusan gunung berapi yang banyak tersebar dimana dimana. Apa disangka di dalam perut bumi ini tidak ada radioaktif yang dapat menjadi ledakan nuklir. Ilmu Allah itu mliputi segala sesuatu. Ledakan nuklir secara alamiah adalah sangat mudah bagi Allah. Sesungguhnya dugaan tidak bisa mendatangkan kebenaran. Setiap kebenbaran harus berasal dari kebenaran. Di alam kitab Al Bidayah Wa Annihayah di ceritakan nabi nbi selain nabi yang 25 lengkap dengan lokasi dfan periodenya. Dalam karya ulama islam itu tidak ada disebutkan tentang kitab Wedha dan ajaran SANATA DHARMA. yANG ADA PENYEMBAH BERHALA DAN PENYEMBAH BINTANG YANG BERASAL DARI DAERAH dAMASKYS. kEMUDIAN DIIKUTI OLEH ORANG yUNANI YANG DIBAWA OLEH yUNAN CICIT NABI nUH AS. Lho kok jadi huruf kapital…..weleh weleh kepencet cap locks nya. Maf ya maklum tangan saya stroke jadi ketikannya spellingnya acak acakan. Sebenarnya masih panjang tapi gak kuat. Matur nuwun.

      oedi responded:
      November 9, 2014 pukul 7:49 am

      Oh begitu ya… terimakasih untuk masukannya… 🙂

    Potato said:
    Februari 3, 2015 pukul 5:40 am

    Yailah ngapain amat NASA neliti yg begituan

    Alfian said:
    September 3, 2016 pukul 10:46 am

    Kisah Rama menurut bbrp sejarawan adalah sejarah pendudukan bangsa Arya (Persia) atas Dravida (penduduk asli india yg berkulit hitam). Masuk akal juga krn jika Rama mmg renkarnasi Wisnu berarti dia tdk perlu menyuruh Sita untuk uji nyali kesucian krn Rama adalah Dewa, beliau punya kemampuan untuk melihat apa Sita sdh di sentuh Rahvan atau belum?

Tinggalkan Balasan ke oedi Batalkan balasan