Wajah Indonesia

Posted on Updated on

Tidak salah lagi bila pepatah Arab mengatakan bahwa “Indonesia adalah sejengkal tanah dari surga” atau dengan sebutan “Zamrud Khatulistiwa”. Karena betapa luas, subur, kaya dan indahnya negeri ini. Dari pulau Sabang di ujung barat hingga Merauke di ujung timurnya, dari ujung utara pulau Minyangas dan ujung selatan di pulau Rote. Dengan jumlah semua kepulauannya tidak kurang dari 17.000  pulau. Memperlihatkan bahwa tanah air yang dimilikinya tidak akan ada duanya di dunia ini.

Sungguh Indonesia merupakan negara besar serta memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat luarbiasa. Bahkan kemampuan yang dimiliki oleh bangsa ini tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain di dunia, buktinya candi-candi yang pernah dibangun, aksara yang dimiliki dan sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Nusantara (Sriwijaya, Majapahit, dll). Semuanya adalah bukti nyata akan kebesaran Indonesia dan sebagai motivasi bagi masyarakatnya untuk maju dan berkreatifitas.

Indonesia memiliki banyak keunggulan, dari letak geografis saja maka negara ini memiliki posisi yang sangat strategis karena terletak tepat di garis Equator (lintang khatulistiwa) sehingga hanya memiliki dua musim yaitu panas dan hujan. Selain itu kepulauan Indonesia terletak pada persilangan dunia karena sebagai tempat pertemuan antara tiga samudra yaitu Hindia, Fasifik, dan Atlantik, sehingga menyebabkan Indonesia menjadi ramai sebagai jalur perdagangan internasional. Dari segi budaya, sudah tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa Indonensia adalah “Gudangnya” seni dan budaya karena setiap daerah dan suku memiliki bahasa, adat istiadat dan seni mereka sendiri. Dari kemampuan masyarakatnya, maka telah banyak putra-putri Indonesia yang telah mengukir prestasi di kancah internasional, seperti kejuaraan Olympiade fisika, matematika Internasional dimana Indonesia kerap menjuarainya. Belum lagi prestasi yang telah diraih oleh para ilmuwan Indonesia yang tersebar di dunia (Eropa, Asia, Amerika, Australia). Ditambah lagi dengan yang telah dihasilkan oleh putra-putri Indonesia di dalam negeri, seperti pesawat terbang (N250) dan persenjataan (tank dan senjata mesin)

Sebagai gambaran, berikut diberikan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Indonesia. Diantaranya:

1. Pertanian dan perkebunan
Dikarenakan Indonesia terletak di garis Khatulisiwa maka bercocok tanam adalah hal yang sangat mungkin dilakukan, sehingga menjadikan negara ini sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia. Pola-pola pertanian dan perkebunan memang masih banyak dilakukan dengan cara tradisional, namun sebagian besarnya tetap bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, bahkan diantaranya telah mencapai swasembada pangan.

Contohnya saja peningkatan luas panen padi nasional dalam hektar tahun ini. Hal ini akan meningkatkan produksi padi nasional secara keseluruhan. Produksi padi tahun 2009 mencapai 69,93 juta ton, meningkat 1,13% atau 0,68 juta ton dibandingkan produksi tahun 2008. Dengan peningkatan ini, maka swasembada beras pasti terjadi dan kemungkinan wacana ekspor beras dapat dilakukan, sehingga perekonomian Indonesia akan semakin baik.

Gambar 1. foto: Hasil pertanian dan perkebunan Indonesia

Belum lagi dengan hasil dari perkebunan, maka sangat banyak hasil-hasil komoditi lokal unggulan yang telah merambah pasar internasional. Sehingga kedepannya jika semua pihak menempatkan posisinya masing-masing secara seimbang dan fokus pada kultur bangsa maka akan semakin membuka peluang keberhasilan.

2.    Pariwisata
a)    Bali

Gambar 2. Foto: Objek wisata si Bali

Bali memang objek wisata Indonesia yang sangat terkenal di dunia. Walaupun pariwisata Bali sempat terganggu karena tragedi Bom Bali I dan II, namun tetap saja Pulau Dewata mampu menyedot jutaan wisatawan asing. Januari-Maret 2009 saja sudah tercatat 162.898 turis mancanegara yang datang, belum termasuk jumlah turis domestik. Sedangkan untuk keseluruhan daerah di Indonesia, pada periode yang sama tercatat 511.300-an turis mancanegara yang datang.

b)    Pulau Komodo
Sesuai dengan namanya, Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang dikenal sebagai habitat asli hewan komodo (Varanus komodoensis), oleh penduduk setempat, hewan ini disebut Ora. Hingga kini, hewan komodo menjadi kebanggaan karena menjadi sumber pendapatan penduduk lokal dari para wisatawan yang berkunjung ke pulau yang berpenduduk kurang lebih 4.000 jiwa ini.

Di pulau ini, wisatawan dapat melihat hewan komodo yang merupakan spesies kadal terbesar di dunia dengan rata-rata panjang tubuhnya mencapai hingga 3,13 meter dan beratnya mencapai 165 kg. Wisatawan juga dapat menyaksikan berbagai aktivitas hewan langka ini, seperti perkawinan komodo yang terjadi antara bulan Mei hingga Agustus; komodo tengah menyantap rusa, kambing, babi dan menyaksikan komodo berjemur di jalanan dan di cabang pepohonan pada pagi hari.

Gambar 3. foto: Pulau Komodo

Untuk melindungi komodo dari kepunahan, maka pada tahun 1980 pemerintah menjadikan Pulau Komodo sebagai Taman Nasional Komodo. Enam tahun kemudian, yakni tahun 1986, taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Taman nasional ini terdiri atas dua pulau besar, yakni Pulau Rinca dan Padar, yang dikelilingi oleh beberapa pulau kecil. Total luas wilayah daratan taman nasional ini mencapai 1.817 km².

Pulau Komodo merupakan pulau yang terletak di ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Dari Kupang, ibukota Provinsi NTT, wisatawan dapat naik pesawat menuju Ende, sebuah kota di Pulau Flores. Setiba di sana, perjalanan dilanjutkan menuju Kota Labuhanbajo selama sepuluh jam dengan menggunakan minibus. Dari kota yang terletak di bagian paling barat Pulau Flores ini perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Komodo dengan menggunakan speed boat yang memakan waktu sekitar dua jam.

Wisatawan mancanegara dikenakan biaya tiket masuk pulau ini sebesar $5 US per orang untuk satu hari, dan wisatawan lokal dikenakan biaya Rp 25.000 per-orang (Maret 2008). Di Pulau ini dapat ditemukan resort bertaraf internasional, beberapa pondokan yang disediakan oleh masyarakat setempat dan juga restoran.

c)    Air Terjun
Dikarenakaan daratan Indonesia merupakan daerah berbukit dan pegunungan,  maka banyaklah air terjun di dalamnya. Contohnya saja yang ada di daerah Kerinci (Jambi) dengan nama Telun Berasap. Air terjun tersebut bersumber dari sungai yang berhulu di Danau Gunung Tujuh yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian sekitar 75 m. Orang Jambi menyebutnya Air Terjun Telun Berasap karena besarnya debit air yang turun sehingga menimbulkan “kabut air” di sekelilingnya.

Gambar 4. Foto: Air terjun Telun Berasap

Air terjun Telun Barasap menyuguhkan pemandangan yang indah, dengan debit air yang deras sehingga membentuk percikan air yang lembut mirip seperti asap putih atau dikenal juga dengan kabut air. Butiran-butiran uap air yang terbentuk dari kabut air tersebut berwarna indah tatkala disinari cahaya mentari dengan memantulkan kemilau cahaya yang berwarna-warni.

Di balik Air Terjun Telun Berasap, terdapat sebuah goa. Masyarakat setempat tidak berani memasuki goa tersebut karena medannya begitu sulit dilalui. Air terjun yang sangat deras dengan karang yang terjal, menyebabkan goa tersebut tidak pernah dikunjungi oleh masyarakat maupun para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Air Terjun Telun Berasap.

Selain itu, di kawasan wisata Gunung Bromo ternyata menyimpan satu lokasi wisata yang unik dan menawan. Lokasinya tidak jauh dari lautan pasir Bromo, hanya sekitar 45 menit ke arah Probolinggo (ke Utara). Namanya adalah air terjun Madakaripura, dengan ketinggian sekitar 200 meter, dengan limpahan air yang jatuh dengan derasnya dari atas dan berubah menjadi selembut  kapas ke kolam berwarna kehijauan. Air yang jatuh di kolam ini menimbulkan bunyi yang berirama, terkadang bunyi yang ditimbulkannya lebih keras dikarenakan air yang jatuh lebih deras.

Keunikan dan kesejukan air terjun ini membuat kita betah berlama-lama memandanginya. Menurut penduduk setempat nama ini diambil dari cerita pada jaman dahulu, konon Patih Gajah Mada menghabiskan akhir hayatnya dengan bersemedi di air tejun ini. Cerita ini didukung dengan adanya arca Gajah Mada di tempat parkir area tersebut.

Gambar 5. Foto: Air terjun Madakaripura

d)    Danau
Salah satu contohnya danau yang sangat fenomenal adalah Danau Toba. Danau ini adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Gambar 6. Foto Danau Toba Danau Toba

sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.

Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erruption supervolcano purba, yaitu Gunung Toba.Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu. Bukti-bukti yang ditemukan, memperkuat dugaan, bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di Atlantis.

Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Selain itu, ada juga danau yang masih berada di pulau Sumatra, namanya singkarak. Danau ini adalah danau terbesar di Sumatera Barat dengan panjang 21 km yang terletak di pinggir jalan raya Padang Panjang – Solok.  Disekitar danau terdapat beberapa tempat untuk beristirahat dan bersantai serta  tersedia juga berbagai fasilitas sampan, boat dan hotel.  Tersedia juga fasilitas untuk mengelilingi danau dengan pemandangan yang indah.
Danau Singkarak berada di dua kabupaten di Sumatera Barat, Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Dengan luas 107,8 km² danau ini merupakan danau terluas ke-2 di Pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Air danau ini sebagian dialirkan melewati terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, Padang Pariaman.

e)    Terunggu karang dan ikan
Taman Laut Bunaken termasuk di antara 10 tempat penyelaman terpopuler di dunia. Disekitar Pulau Bunaken terdapat 12 titik penyelaman. Titik inilah yang sering dikunjungi wisatawan asing menjadi tempat paling asyik untuk menyelam dengan keindahan bawah lautnya, karena terdapat penurunan dinding karang yang terjal dan menjadi tempat makanan para ikan-ikan, goa-goa serta lekukan-lekukan yang sangat menakjubkan.

Bunaken sebagai salah satu objek wisata bahari, kerap dikatakan sebagai surga bawah laut. Hal ini dikarenakan keindahan yang berada di bawah laut yang berada di Provinsi Sulawesi Utara dan tidak hanya dikenal oleh wisatawan local saja. Namun, nama Bunaken sudah meluas hingga wisatawan mancanegara atau lebih dikenal dengan wisatawan asing sebagai salah satu taman laut terindah di dunia yang kaya akan keaneka ragaman bentuk dan warna terumbu karang dan biota laut serta spesies ikan.

Pulau Bunaken adalah pulau yang mempunyai luas 8,08 km, masih bagian dari kota Manado. Keseluruhan luas Taman Nasional Bahari Bunaken mencapai luas 75.265 hektar dan didalamnya terdapat 5 (lima) pulau yaitu; Manado Tua, Bunaken, Siladen, Mantehage dan Naen.

Gambar 7. Foto: Terunggu karang di Bunaken

f)    Hutan dan pegunungan
Salah satu keunggulan utama Indonesia adalah hutan dan pegunungannya. Contohnya saja Taman Nasional Lorentz. Taman ini adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Papua, Indonesia. Dengan luas wilayah sebesar 25.000 km² Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara.

Gambar 8. Foto: Taman Nasional Lorentz

Taman ini masih belum dipetakan, dijelajahi dan banyak terdapat tanaman asli, hewan dan budaya. Pada 1999 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Wilayahnya juga terdapat persediaan mineral, dan operasi pertambangan berskala besar juga aktif di sekitar taman nasional ini. Ada juga Proyek Konservasi Taman Nasional Lorentz yang terdiri dari sebuah inisiatif masyarakat untuk konservasi komunal dan ekologi warisan yang berada di sekitar Taman Nasional Loretz ini.

Taman Nasional Lorentz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Tenggara dan Pasifik. Kawasan ini juga merupakan salah satu diantara tiga kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis. Membentang dari puncak gunung yang diselimuti salju (5.030 meter dpl), hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura. Dalam bentangan ini, terdapat spektrum ekologis menakjubkan dari kawasan vegetasi alpin, sub-alpin, montana, sub-montana, dataran rendah, dan lahan basah.

Taman Nasional Lorentz ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO dan Warisan Alam ASEAN oleh negara-negara ASEAN. Taman nasional ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan ditunjang keanekaragaman budaya yang mengagumkan. Diperkirakan kebudayaan tersebut berumur 30.000 tahun dan merupakan tempat kediaman suku Nduga, Dani Barat, Amungme, Sempan dan Asmat. Kemungkinan masih ada lagi masyarakat yang hidup terpencil di hutan belantara ini yang belum mengadakan hubungan dengan manusia modern.

Suku Asmat terkenal dengan keterampilan pahatan patungnya. Menurut kepercayaannya, suku tersebut identik dengan hutan atau pohon. Batang pohon dilambangkan sebagai tubuh manusia, dahan-dahannya sebagai lengan, dan buahnya sebagai kepala manusia. Pohon dianggap sebagai tempat hidup para arwah nenek moyang mereka. Sistem masyarakat Asmat yang menghormati pohon, ternyata berlaku juga untuk sungai, gunung dan lain-lain.

Puncak Jaya ialah sebuah puncak yang menjadi bagian dari Barisan Sudirman yang terdapat di provinsi Papua, Indonesia. Puncak Jaya mempunyai ketinggian 4884 m dan di sekitarnya terdapat gletser Carstenz, satu-satunya gletser tropika di Indonesia, yang kemungkinan besar segera akan lenyap akibat pemanasan global. Puncak ini pernah dinamai Poentjak Soekarno dan merupakan gunung yang tertinggi di Oceania. Puncak Jaya adalah salah satu dari Tujuh Puncak Utama dunia.

Nama-nama/ejaan lain: Ngga Pulu (“Ngga” berarti gunung), Gunung Carstensz, Piramida Carstensz, Puncak Carstensz, Puncak Jayakesuma, Puncak Piramida Carstensz, Ndugundugu.

Gambar 9. Foto: Puncak Jaya

g)    Sejarah dan peradaban
Salah satu bukti keagungan bangsa Indonesia adalah keberadaan candi Borobudur. Candi ini adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Gambar 10. Foto: Candi Borobudur

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.

Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

h) Alat musik Sasando (Nusa Tenggara timur)
Di propinsi ini terdapat sebuah alat musik yang memiliki ciri khas dan keunikannya sendiri. Alat musik bernama Sasando.
Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.

Gambar 11. Foto: Alat musik Sasando

Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.

3.    Jenis flora dan Fauna
Jenis burung yang terdapat di Indonesia. Menjadikan negara kita menduduki posisi kelima dalam hal jenis burung yang dimiliki. Namun, kita harus tetap berbangga karena Indonesia kita merupakan negara paling kaya dengan jumlah jenis burung sebaran-terbatas yang terbanyak di dunia, dan 397 jenis burung hanya dapat ditemukan di negeri kita.

Sebagai contoh, jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di Taman Nasional Lorentz sebanyak 630 jenis burung (± 70 % dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik diantaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).

Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.

Gambar 12. Foto: Burung Cendrawasih

Selain itu, sebanyak 34 tipe vegetasi diantaranya hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar/lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, dan lumut kerak.

Jenis-jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata), Pandanus julianettii, Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri, dan Nauclea coadunata.

4.    Adat Istiadat dan Kebudayaan
a)    Nias (Sumatra)
Bila kita membicarakan nias maka langsung pikiran kita akan membayangkan seorang pria berpakaian adat setempat sedang melayang di atas seonggok batu yang disusun setinggi lebih dari 2 meter. Atraksi lompat batu atau fahombo merupakan sebuah andalan pariwisata dari pulau nias. Membicarakan hal ini mau tidak mau kita harus kembali kepada sejarah panjang perjalanan budaya masyarakat nias.

Berabad-abad lampau, pulau nias yang terletak di sebelah barat Sumatera, terdiri dari beberapa wilayah yang diperintah oleh para landlord atau panglima-panglima perang sebagai bangsawan tinggi, Kedudukan bangsawan itu bukan kedudukan turun temurun, kedudukan itu mereka dapatkan dengan menyelenggarakan pesta menjamu masyarakat atau owasa. Maka semakin sering mereka menyelenggarakan owasa maka semakin kekal dan tinggi pula kedudukan mereka di mata masyarakat, dan biaya mengadakan pesta pesta mereka dapatkan dari hasil jarahan perang.

Untuk memenangkan peperangan bangsawan-bangsawan tersebut memerlukan dukungan pasukan yang kuat, sehingga pada waktu tertentu mereka membuka kesempatan kepada pria-pria muda untuk menjadi prajurit. Bagi kaum pria menjadi prajurit atau anggota pasukan pertahanan merupakan sebuah kehormatan, dengan penghasilan yang lebih bagus dari masyarakat biasa dan membuka kesempatan kelak bila nasib baik menjadikan mereka seorang bangsawan, mencapai kedudukan yang mulia pula.

Menentukan pantas tidaknya seorang pria menjadi seorang prajurit, tidak hanya ditentukan oleh kemampuan standard, bentuk fisik atau sekedar ilmu bela diri dan ilmu-ilmu hitam, tetapi penentuan akhir, mereka diuji harus dapat melompati sebuah susunan batu setinggi 2,3 m, tanpa menyentuh permukaannya sedikitpun.

Gambar 13. Foto: Lompat batu Nias

Pada masa-masa yang silam, acara seleksi ini diselenggarakan secara khusus dan berlangsung begitu meriah, seolah-seolah sebuah festival, orang berduyun-duyun datang dari jauh sekalipun untuk menyaksikan pria-pria muda saling menunjukan kebolehannya melompati batu dan berusaha menjadi yang paling baik. Bagi para gadis acara ini merupakan arena memuja dan memuji pria-pria idaman dan juga sebaliknya, bagi para pria yang lulus uji segera saja menjadi idola gadis-gadis. Bagi yang sudah mempunyai calon, segera saja ia meminang pilihannya, yang masih jomblo mempunyai kans besar mendapat calon istri. Sehingga fahombo akhirnya bergeser maknanya, seolah-olah menyiratkan siapa yang berhasil melompati susunan batu tersebut layak disebut dewasa dan pantas menikah.

Kini fahombo menjadi sebuah atraksi pariwisata dan tidak saja dilakukan pria muda, pria tua bahkan yang renta sekalipun boleh melompatinya. Fahombo juga tidak lagi menjadi ajang pemilihan pria idaman para gadis, mereka lebih memilih pria pujaan yang mempunyai mobil, motor atau setidaknya menjadi pegawai negeri atau punya motor bebek.

b)    Jambi
Masih dari kepulauan Sumatara kita beranjak ke propinsi jambi, propinsi yang terkenal dengan propinsi sembilan lurah ini juga tak kalah uniknya, dengan budaya melayunya juga dengan ciri khas tersendiri, budaya Jambi dipengaruhi pula dengan budaya melayu namun tetap bercirikhas jambi yang unik, eksotik dan indah.

Sejarah Jambi diawali pada abad IV Masehi sampai dengan kedatangan bangsa Barat ke Nusantara. Secara berturut-turut, masa kekuasaan Kerajaan Melayu, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Singosari, Kerajaan Dhamasraya sampai pra kemerdekaan.

Proses perkembangannya sampai sekarang masih dalam pengkajian para ahli. Prasasti tertua yang pernah ditemukan di Propinsi Jambi adalah prasasti Karang Birahi yang dibuat sekitar tahun 686 Masehi, bangunan candi-candi dan arca-arca yang banyak ditemui dalam propinsi Jambi sebagian memuat informasi tentang Jambi dahulu kala.

Tahun 1460-1907 Jambi berbentuk Kerajaan Islam yang disebut Kerajaan Melayu II. Sebagai Sultan pertama adalah Datuk Paduko Berhalo dengan Permaisurinya Putri Selaro Pinang Masak. Salah seorang putranya adalah Orang Kayo Hitam yang terkenal dengan senjata utamanya “Keris Siginjai”, yang selanjutnya menjadi pegangan dan perlambang bagi para pemegang kekuasaan Kerajaan Melayu Jambi.

Hanya ada satu bahasa daerah di Propinsi Jambi, yaitu Bahasa Melayu, dengan beberapa dialek lokal seperti dialek Kerinci, Bungo/Tebo, Sarolangun, Bangko, Melayu Timur (Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur), Batanghari, Jambi Seberang, Anak Dalam dan Campuran. Khusus untuk masyarakat Kerinci, mereka mempunyai aksara tersendiri yang dikenal dengan Aksara Incung dan Rencong yang dapat ditemui dan digunakan oleh sekelompok masyarakat disana.

Propinsi ini dapat dikatakan multietnis. Sebagian besar adalah Melayu Jambi dan selebihnya adalah berbagai suku dan etnis dari seluruh Indonesia,seperti; Minang, Bugis, Jawa, Sunda, Batak, Cina, Arab, dan India.

Di propinsi ini adat istiadat Melayu sangat dominan. Adat inilah yang mengatur segala kegiatan dan tingkah laku warga masyarakat yang bersendikan kepada hukum Islam. Adagium ”Adat bersendikan sara’, sara’ bersendikan kitabullah” atau ”Sara’ mengato adat memakai” sangat memasyarakat disana. Penegakan syariat Islam banyak mewarnai kehidupan masyarakat Jambi. Dalam keseharian mereka, banyak ajaran dan pengaruh Islam diterapkan, diantaranya tradisi Tahlilan kematian, Yasinan serta berbagai upacara yang dilakukan mengikuti daur hidup manusia.

Sebagai masyarakat agraris, warga Jambi juga kerap melaksanakan adat–istiadat yang berkaitan juga dalam bidang pertanian, misalnya adat “serentak turun ke umo”. Dalam mengolah sawah sesuai dengan musimnya dengan berpedoman pada rotasi iklim, hal ini di sebut “piamo”. Dalam hal keamanan tanaman agar tidak dirusak ternak, berlaku pepatah adat ”umo bekandang siang, kerbo bekandang malam”, yang berarti jika binatang ternak mengganggu tanaman siang hari, maka tanggung jawab tetap pada si pemilik sawah atau kebun. Sebaliknya jika ternak memasuki sawah atau kebun pada malam hari, tanggung jawab tetap ada di pundak pemilik ternak.

Untuk memperkuat dan memelihara adat istiadat tersebut, berbagai kegiatan kesenian dan sosial budaya kerap di lakukan, antara lain:
1.Tari Asik, dilakukan oleh sekelompok orang untuk mengusir bala penyakit;
2. Tradisi Berdah, dilaksanakan saat terjadi bencana dengan tujuan menolak bencana;
3.Kenduri Seko, bertujuan untuk membersihkan pusaka dalam bentuk keris, tombak, Al Kitab dalam bentuk Ranji–ranji Kuno;
4.Mandi Safar, dilaksanakan pada hari Rabu di akhir bulan Safar bertujuan untuk menolak bala;
5.Mandi Belimau Gedang, dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan menyucikan dan mengharumkan diri; dan
6.Ziarah Kubur, dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan mendoakan arwah leluhur.

Propinsi Jambi sangat kaya akan kerajinan daerah, salah satu bentuk kerajinan daerah adalah anyaman yang berkembang dalam bentuk aneka ragam. Kerajinan anyaman di buat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil anyaman ini bermacam–macam pula, mulai dari bakul, sumpit, ambung, katang–katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut Sempirai, Pangilo, lukah dan sebagainya. Kerajinan lainnya adalah hasil tenun yang sangat terkenal yaitu tenunan dan batik motif flora, yang telah menjadi komoditi unggulan bagi propinsi ini, bahkan sudah terkenal ke manca negara.

(Pakaian adat propinsi Jambi)

(Pakaian adat tarian persembahan, Bangko, Kab. Merangin 1)

(Pakaian adat tarian persembahan, Bangko, Kab. Merangin 2)

(Tarian persembahan, Bangko, Kab. Merangin)

(Pakaian adat tarian Bekarang Ikan, Bangko, Kab. Merangin 1)

(Pakaian adat tarian Bekarang Ikan, Bangko, Kab. Merangin 2)

(Pakaian adat tarian Bekarang Ikan, Bangko, Kab. Merangin 3)

(Pakaian adat tarian kreasi baru Bekarang Ikan karya Dra. Ferlita Rachmi, Bangko, Kab. Merangin 4)

(Alat dan pemain musik daerah Bangko, Kab. Merangin)

Gambar 14. Foto: Pakaian adat Jambi (sebagian besarnya berasal dari Bangko, Kab. Merangin)

Gambar 15. Foto: Rumah adat Jambi

Gambar 16. Foto: Tari sekapur sirih

c)    Jawa
Jawa, adalah suku bangsa terbesar di Indonesia. Jumlahnya mungkin ada sekitar 90 juta. Mereka berasal dari pulau Jawa dan terutama ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tetapi di provinsi Jawa Barat, Banten dan tentu saja Jakarta mereka banyak diketemukan. Selain suku Jawa baku terdapat subsuku Osing dan Tengger.

Gambar 17. Foto: Tari Ramayana

Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah polling yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur dan selebihnya terutama bahasa Jawa.

Bahasa jawa merupakan bahasa yang sangat sopan dan menghargai orang yang di ajak bicara khususnya bagi orang yang lebih tua dan bahasa jawa juga sangat mempunyai arti yang luas.

Orang Jawa sebagian besar secara nominal menganut agama Islam. Tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katholik juga banyak. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan. Penganut agama Buddha dan Hindu juga ditemukan pula di antara masyarakat Jawa. Ada pula agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini terutama berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.

Di Indonesia, orang Jawa bisa ditemukan dalam segala bidang. Terutama bidang Administrasi Negara dan Militer banyak didominasi orang Jawa. Meski banyak pengusaha Indonesia yang sukses berasal dari suku Jawa, orang Jawa tidak menonjol dalam bidang Bisnis dan Industri, banyak diantara suku jawa bekerja sebagai buruh kasar dan tenaga kerja indonesia seperti pembantu, dan buruh di hutan-hutan di luar negeri yang mencapai hampir 6 juta orang.

Gambar 18. Foto: Pengerajin gerabah

Masyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar antropologi Amerika yang ternama, Clifford Geertz, pada tahun 1960an membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum santri, abangan dan priyayi. Menurutnya kaum santri adalah penganut agama Islam yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum Priyayi adalah kaum bangsawan. Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti orang keturunan Arab, Tionghoa dan India.

Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Tetapi pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula.

Orang Jawa memiliki stereotipe sebagai sukubangsa yang sopan dan halus.[1] Tetapi mereka juga terkenal sebagai sukubangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang. Sifat ini konon berdasarkan watak orang Jawa yang ingin menjaga harmoni atau keserasian dan menghindari konflik, karena itulah mereka cenderung untuk diam dan tidak membantah apabila terjadi perbedaan pendapat.

d) Kalimantan
Menyebut Suku Dayak, mungkin yang terlintas dibenak suku yang tinggal di pedalaman hutan Kalimantan yang sulit dijangkau. Lain halnya dengan Suku Dayak Kenyah, Anda cukup datang ke Kota Samarinda bagian Utara, Kalimantan Timur, tepatnya di perkampungan Dayak, Desa Pampang.
Perkampungan Dayak Kenyah ini terbilang cukup mudah di kunjungi. Anda tidak perlu naik turun gunung apalagi keluar masuk hutan belantara. Karena perkampungan ini terletak sekitar 20 Km dari kota Samarinda dan itu pun bisa ditempuh dengan kendaraan karena jalan beraspal mulus.

Sebenarnya Suku Dayak yang tinggal di Desa Pampang merupakan sub-etnis Dayak Kenyah. Semula kawasan tersebut merupakan hutan, namun setelah warga Dayak Kenyah dari Desa Long Us, Apokayan, Kabupaten Bulungan yang berjumlah 35 orang bermigrasi, kawasan itu kemudian berkembang seperti sekarang ini. Hingga kini penduduk Pampang sudah sekitar 1.000 jiwa. Kendati menerima budaya modern dari luar, warganya tetap teguh mempertahankan tradisi sehingga perkampungan ini dijadikan Desa Budaya Pampang oleh Pemerintah Kota Samarinda.

Suku Dayak di seluruh pelosok Kalimantan saat ini berjumlah sekitar 19 suku. Setiap suku memiliki pemimpin (kepala suku) dan adat istiadat yang berbeda. Begitu juga dengan Suku Dayak Kenyah yang tinggal di Desa Pampang ini.
Warga Dayak Kenyah di Pampang tetap mempertahankan budaya leluhurnya, seperti menenun, mengukir, dan membuat aneka kerajinan tangan. Di desa ini pun masih terdapat Lamin (rumah panjang khas Dayak). Bagi para wisatawan yang ingin membeli souvenir, di Desa Pampang banyak orang yang menjajakan berbagai pernak pernik dari yang kecil hingga yang besar seperti gantungan kunci dan patung kayu.

Setiap hari libur, warga Dayak menggelar berbagai tarian tradisional di Lamin antara lain Tari Kancet Lasan, Kancet Punan Lettu, Kancet Nyelama Sakai, Hudog, Manyam, Pamung Tawai, Burung Enggang, dan tari Leleng.

Gambar 19. Foto: Upacara adat Dayak Kenyah

e)    Sulawesi
Suku Bugis adalah suku terbesar ketiga di Indonesia setelah suku Jawa dan Sunda. Berasal dari Sulawesi Selatan dan menyebar pula di propinsi-propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, Irian Jaya Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Riau dan Riau Kepulauan, dan bahkan sampai ke Malaysia dan Brunei Darussalam.

Suku Bugis merupakan suku yang tergolong ke dalam suku suku Deutero-Melayu, atau Melayu muda. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata ‘Bugis’ berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan “ugi” merujuk pada raja pertama kerajaan Cina (bukan negara Tiongkok, tapi yang terdapat di jazirah Sulawesi Selatan tepatnya Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo saat ini) yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang/pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar didunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk Banggai, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.

Gambar 20. Foto: Pakaian adat Bugis

Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk beberapa kerajaan lain. Masyarakat Bugis ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik dan besar antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa dan sawitto (Kabupaten Pinrang), Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk etnik Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang.

Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.

Konflik antara kerajaan Bugis dan Makassar serta konflik sesama kerajaan Bugis pada abad 16, 17, 18 dan 19, menyebabkan tidak tenangnya daerah Sulawesi Selatan. Hal ini menyebabkan banyaknya orang Bugis bermigrasi terutama di daerah pesisir. Komunitas Bugis hampir selalu dapat ditemui didaerah pesisir di nusantara bahkan sampai ke Malaysia, Filipina, Brunei dan Thailand. Budaya perantau yang dimiliki orang Bugis didorong oleh keinginan akan kemerdekaan. Kebahagiaan dalam tradisi Bugis hanya dapat diraih melalui kemerdekaan.(Rahmat Munawar)

Kepiawaian suku Bugis-Makasar dalam mengarungi samudra cukup dikenal luas, dan wilayah perantauan mereka pun hingga Australia, Madagaskar dan Afrika Selatan. Bahkan, di pinggiran kota Cape Town, Afrika Selatan terdapat sebuah suburb atau setingkat Kecamatan, yang bernama Maccassar, sebagai tanda tangan penduduk setempat mengingat tanah asal nenek moyang mereka.

Gambar 21. Foto: Kapal Pinisi

f)    Maluku
Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas adalah salah satu provinsi tertua di Indonesia. Ibukotanya adalah Ambon. Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi Maluku terdiri atas gugusan kepulauan yang dikenal dengan Kepulauan Maluku.

Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik, yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga, dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra Pasifik.

Gambar 22. Foto: Tarian adat Maluku

Banyak bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki ikatan tradisi dengan bangsa bangsa kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii).

Mereka umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat, dan profil tubuh yang lebih atletis dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah suku kepulauan yang mana aktivitas laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan utama bagi kaum pria.

Bahasa yang digunakan di provinsi Maluku adalah Bahasa Melayu Ambon, yang merupakan salah satu dialek bahasa Melayu. Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan. Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah.

Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik alam selain daripada rempah-rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membuat Maluku memiliki keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang banyak turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan ini. Selain objek wisata alam, beberapa peninggalan zaman kolonial juga merupakan daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan baik hingga sekarang.

Gambar 23. Foto: Keindahan alam dan hasil bumi di Maluku

g)    Papua

Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.

Gambar 24. Foto: Suku di Papua

Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), para nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.

Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.

Gambar 25. Foto: Keindahan alam Papua (Kepulauan Raja Ampat)

Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli.

Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), para nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.

Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.

Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli disana.

5.    Kekayaan bahasa dan Aksara
a).    Aksara Abugida (Batak)

b.    Aksara Incung dan Rencong Kerinci (Jambi)

c).    Aksara Rejang (Bengkulu)

d).    Aksara Kaganga (Sunda)

e).    Aksara Jawa kuno (Hanacaraka)

f).    Aksara Bali

g).    Aksara Bugis

6.    Kemajuan setelah kemerdekaan
Di luar sumber daya alam (SDA), maka akan banyak sektor lain di luar pajak yang dapat membiayai negara ini untuk terus sejahtera. Negeri ini bisa mengembangkan bermacam industri strategis, seperti pesawat terbang (N250/Gatot Kaca) dan beberapa jenis produksi yang pernah dihasilkan oleh PT IPTN/DI tempo dulu.

Gambar 26. Foto: Pesawat N 250

Atau yang sekarang terus mendapatkan pengakuan dunia internasional yaitu produksi senjata dan Tank dari PT. PINDAD.

Gambar 27. Foto: Senjata dan kendaraan perang produksi PT. PINDAD

Dan yang menjadi kebanggaan serta bukti bahwa putra-putri Indonesia bisa bersaing dengan bangsa lain di dunia, salah satunya yaitu jembatan Suramadu yang menyeberangi selat Madura.

Gambar 28. Foto: Jembatan Suramadu

7. Kesimpulan
Negeri ini sejatinya tidak perlu khawatir untuk membiayai kehidupannya, sebab dari hasil SDA (hasil laut, tambang, hutan, pertanian) saja jika dikelola dengan baik, maka kas negara akan lebih dari cukup untuk mensejahterakan rakyatnya. Dan bila memperhatikan uraian diatas, maka sudah waktunya bagi kita orang Indonesia untuk segera membenahi diri dan terus memacu semangat serta kreatifitas mandiri sebagai wujud cinta dan bangga akan tanah pertiwi. Minimal dengan mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap kepentingan rakyat, membatasi turut campur pihak asing dalam usaha mengelola kekayaan Indonesia dan percaya pada kemampuan yang dimiliki oleh putra-putri negeri sendiri.

Banggalah menjadi orang Indonesia, karena banyak putra-putri Indonesia yang memiliki kemampuan dan prestasi yang telah diakui oleh dunia (baca: Prestasi-terbaik-dan-terburuk-putra-putri-indonesia-di-kancah-dunia-internasional/), dan itu sudah ada sejak dahulu kala. Percayalah, bila kita benar-benar mencintai Indonesia dan berusaha mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan terus percaya diri bahwa kita adalah asli Indonesia, maka tentunya negeri ini akan bangkit menjadi negara besar dengan tingkat kesejahteraan yang paling memuaskan di dunia.

Yogyakarta, 26 Juni 2010
Mashudi Antoro (Oedi`)

a)Jawa

Gambar 15. Foto: Tari Ramayana

Jawa, adalah suku bangsa terbesar di Indonesia. Jumlahnya mungkin ada sekitar 90 juta. Mereka berasal dari pulau Jawa dan terutama ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tetapi di provinsi Jawa Barat, Banten dan tentu saja Jakarta mereka banyak diketemukan. Selain suku Jawa baku terdapat subsuku Osing dan Tengger.

38 respons untuk ‘Wajah Indonesia

    ningnong said:
    Juli 2, 2010 pukul 2:58 am

    hmmm.. rancak bana… sae sangeeeeeeet… subhanallah
    kapan ya bisa jelajah nusantara keseluruhan?
    yg slama ini ku jelajahi juga cuman sebagian kecilnya banget… hehehe

    go go go, INDONESIA!!!

    kunjungi saya di sini

      oedi responded:
      Juli 3, 2010 pukul 1:23 pm

      Makasih yah uda mau mampir di tulisan ini… moga bermanfaat.
      Hayoooo kapan mau jelajah Nusantara?? tak do`ain bisa kesampaian deh…
      Sukses selalu yach…..

    Mr jon said:
    Juli 28, 2010 pukul 1:52 pm

    kutipan diatas disebutkan bahwa Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. tapi kok memperkuat dugaan, bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di Atlantis.???? bukankah atlantis kan 11.600 tahun yang lalu??

      oedi responded:
      Juli 30, 2010 pukul 11:47 am

      terimakasih atas kunjungan dan komentarnya di tulisan ini,
      Hmmm…. blm ada yg benar-benar memiliki argumen yang bisa menyebutkan secara pasti kapan sebenarnya kehidupan Atlantis itu berlangsung, karena ada banyak pendapat yang menyebutkan kapan peradaban Atlantis itu pernah ada (75.000, 11.000, 15.000, dll). Untuk itu perlu dikaji secara lebih mendalam. Sedangkan yg saya tulisan ini hanya sebagai bahan diskusi dan perkiraan semata, itupun mengambil dari beberapa sumber yang ada.
      Saya sangat mengharapkan masukan yang berguna dari Anda jika ada.

      agustina said:
      November 1, 2010 pukul 6:51 pm

      Tulisanya bagus sekali
      boleh saya printen buat anak saya,
      sayang anak saya tdk bisa bhs indonesia,
      …harap suatu ketika dia mau belajar bhs indonesia
      dan baca artikel ini.

        oedi responded:
        November 2, 2010 pukul 7:19 am

        Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.
        Wow… kok anaknya tidak bisa berbahasa Indonesia? apa mungkin karena tidak tinggal di Indonesia?
        Oh silahkan saja, saya sangat senang bila ada yang mempergunakan artikel ini untuk kebaikan… saya doakan semoga anak Anda segera mau belajar bahasa Indonesia… bahasa yang mungkin suatu saat nanti akan menjadi bahasa internasional…

    arif said:
    Oktober 26, 2010 pukul 5:34 pm

    luar biasa sangat sangat dan sangat

      oedi responded:
      Oktober 29, 2010 pukul 7:57 am

      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, moga bermanfaat.
      Begitulah adanya negeri kita, bahkan dalam tulisan ini hanyalah sebagian kecilnya saja yang dapat di tampilkan, masih banyak lagi wajah-wajah lain dari Nusantara (Indonesia) yang menjadi kebanggaan dan motivasi kita untuk melangkah maju…. chayooo… 🙂

    dian said:
    November 18, 2010 pukul 9:25 am

    tulisan yg mengagumkan.. 🙂

      oedi responded:
      November 20, 2010 pukul 4:42 am

      Okey… Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.

    Andika said:
    November 26, 2010 pukul 11:22 pm

    wuuuueeeedannn…. cucok jadi arkeolog dan sejarawan ne mas, hayo menjelajah ke nusantara
    tapi kapan ya kita ada kesempatan dan biaya, ga usah keluar negri, jelajah indonesia aja saya rasa butuh waktu yg lama….

    mas posting tentang lombok dunk 🙂

      oedi responded:
      November 28, 2010 pukul 12:15 pm

      Makasih Dik untuk kunjungan dan dukungannya, moga bermanfaat.
      Hehehe…. apa sih Dik, biasa aja kale… kebetulan suka ja dg sejarah, arkeologi, antropologi dan sosial. Iya tuh, gak usah keluar negeri, cos di Indonesia masih sangat buanyak yg perlu di Explor kok… dan ketika semakin mengetahui detil dari Nusantara ini, maka semakin pula kita akan mencintai dan berusaha membangkitkan kejayaanya sekali lagi.
      Okey, tapi bantuin riset dan data-datanya ya… cos Dika kan anak Lombok,, hehe… 🙂

    wahyu said:
    Januari 31, 2011 pukul 1:29 pm

    “aku bangga menjadi seorang indonesia, negeriku kaya dan keindahan yang tiada duanya.
    abaikan orang-orang yang membencimu, karena inilah surga dunia nan elok”

    i love indonesia..

      oedi responded:
      Februari 2, 2011 pukul 1:12 pm

      Syukurlah kalu gitu, saya pun jadi senang mendengarnya…
      Ayo… kita harus bangga dan membangkitkan negeri ini dari ketinggalannya….
      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.

    Rani said:
    Februari 21, 2011 pukul 4:51 pm

    Alow Oedi,..
    Wah komplit banget artikel ini. Salut to Oedi!
    Memang kl kita membahas tentang kekayaan alam Indonesia gak akan habisnya. Kecuali pemerintah saking bodohnya membiarkan negeri kaya ini habis dan hilang karena keserakahan penguasanya..

    Berhubung saat ini saya kerja di bidang pariwisata, jadi sedikit memberi informasi link yang mungkin bisa membantu memperinci data dalam artikel ini.
    1. Statistik wisatawan mancanegara: http://www.budpar.go.id/page.php?ic=521
    2. Komodo sebagai kandidat New Seven Wonders (please Vote): http://www.new7wonders.com/community/en/new7wonders/new7wonders_of_nature/voting
    3. Terumbu karang di Raja Ampat juga OK banget lho: http://raniariana.com/?p=1

    Aku dukung banget Oedi untuk nulis-nulis tentang Indonesia kita tercinta, semakin banyak yang baca, semoga semakin banyak orang-orang Indonesia yang sadar dan mau peduli kepada negerinya kita ini 🙂

    Happy writing Oedi’!!

      oedi responded:
      Februari 23, 2011 pukul 5:04 am

      Allow juga Rani,
      Makasih untuk dukungannya di tulisan ini… ini ku tulis karena bangga jadi orang Indonesia tapi sebel juga dengan kebijakan pemerintah yang ada.
      Wah… sekarang kerja di bidang pariwisata ya? bagus tuh… bisa sharing2 tentang kepariwisataan 🙂
      Ayo…. kita majukan pariwisata Indonesia biar bisa menjadi anugerah yang besar bagi warga negara….
      Makasih ya untuk linknya… ini sangat bermanfaat untuk wawasanku…
      Aku juga mendukung banget kalau Rani terus rajin nulis – kalau bisa jangan tentang periwisata aja ya – cos akan sangat bermanfaat sebagai motivasi kaum muda kita nanti. Terutama agar mereka berbangga menjadi orang Indonesia terus berusaha untuk bisa memajukannya…. karena ini yang sekarang makin berkurang.
      Sekali lagi makasih ya Rani untuk komentarya… Chayooo… 🙂

    sabita said:
    Mei 16, 2011 pukul 8:44 am

    subhanallah, indonesia emang indah beth dah…

    bw pak, boleh ambil foto2ny ga??
    thx

      oedi responded:
      Mei 16, 2011 pukul 10:06 am

      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.
      Yup.. benar sekali, makanya ga perlulah kita bangga kalau bisa jalan2 keluar negeri tapi belum menjelajah tanah air sendiri…
      Hmm… foto yg mana tuh? silahkan saja, asalkan tetap di sertakan sumbernya (dari blog ini) ya… 🙂

    rizkiagustin said:
    Mei 28, 2011 pukul 1:22 pm

    fotonya bgus bget tp napa gak di jakarta aj ya maksud q di propinsi jawa tmur aja gitu

    oedi responded:
    Mei 28, 2011 pukul 4:26 pm

    Makasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat. 🙂
    Hmm… kalau Jakarta atau kota2 besar lainnya mah udah biasa, alias udah bosan dan lagian telah byk yang memuatnya,
    jadi khusus di tulisan ini saya pun beralasan utk memberikan gambaran tentang Indonesia dari sudut yang berbeda dan mungkin belum pernah di muat di situs2 lainnya… 😀

    punyaanik said:
    Juli 17, 2011 pukul 3:50 pm

    Nusantara betapa indah nusantara betapa kaya nusantara di Khatulistiwa memang betul unngkapan Koes Plus selamat untuk mas Oedi sukses lanjutkan anda samgat membantu dalam membangkitkan semangat Kebangsaan, semoga Alloh membalas budi baik anda dengan tulisan ini Amin!!!!!!!!!!

      oedi responded:
      Juli 17, 2011 pukul 4:50 pm

      Amiin… Terimakasih atas kunjungan, dukungan dan doanya, semoga ini bermanfaat bagi kita semua… 🙂
      Yup… benar sekali yang Anda katakan, bahwa Nusantara dengan wilayah yang terletak tepat di lintang khatulistiwa maka menjadikannya sebagai tempat yang paling strategis dan kaya raya di dunia. Sebagaimana anggapan orang-orang sejak sebelum Masehi sebagai “Tanah yang dijanjikan”.
      Tapi, sekali lagi sungguh sangat disayangkan bahwa kita – terutama para pemimpinnya – tidak pandai mengelola negeri ini agar menjadi sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dampaknya kita sekarang tidak merasa aneh lagi bila masih banyak masyarakat yang hidup melarat dan dibawah garis kemiskinan… Namun sebaliknya, banyak pula – terutama para pejabat dan koruptor – yang hidup sangat mewah laksana Qorun tanpa menghiraukan kesederhaan.
      Semoga kedepannya, kita semakin sadar untuk menjadi cerdas dalam menuntut ilmu, mau mengambil setiap pelajaran dari sejarah masa lalu, tidak mau terus di perbudak oleh bangsa asing dan pandai bersyukur atas karunia Tuhan ini, sehingga kita pun bisa hidup dalam masa-masa yang gemilang… 🙂

    oscar said:
    Agustus 6, 2011 pukul 2:11 pm

    waa,,,, tman2 yang dari bangko diatas,,,
    saya ketemu d malaysia tuh,,,

      oedi responded:
      Agustus 16, 2011 pukul 4:32 am

      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂
      Oh ya?? wah kebetulan tuh cos salah satunya adalah adik kandung saya loh…
      Btw Anda asli mana, kok bisa ketemu mereka disana?

    I2Harmony said:
    September 20, 2011 pukul 1:04 am

    Indonesia itu luar biasa kaya. Sayang sekali, pemiliknya ga sadar atau malah terlena karena kekayaan ini lantas tidak bersyukur.

      oedi responded:
      September 20, 2011 pukul 3:25 am

      Nah itulah yang jujur terus membuat cemas, bahwa begitu banyak orang Indonesia khususnya para pemimpinnya yang melupakan rasa bersyukur terhadap limpahan karunia Tuhan ini, buktinya saja dengan kekayaan alam yang ada tidak lantas membuat masyarakatnya menjadi makmur dan sejahtera, bahkan kini Indonesia masuk ke dalam jajaran negera miskin di dunia. Di tambah lagi dengan suburnya korupsi, maksiat, zina dan kezaliman di negeri ini, saya khawatir bahwa tidak lama lagi negeri ini akan menemui ajalnya, terkena azab Tuhan lantaran tidak pandai bersyukur dan kehilangan jati dirinya…
      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat…. 🙂

    Eli Ermawati said:
    Oktober 3, 2011 pukul 11:52 am

    Keren mas gan.. keren tulisannya…
    Ijin share foto untuk promosi Indonesia ya..
    Terima kasih

      oedi responded:
      Oktober 4, 2011 pukul 1:35 am

      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya,.. 🙂
      Okey silahkan saja di share, saya malah mendukung banget jika itu untuk promosi Indonesia… semoga bermanfaat dan sukses,,, 😀

    green said:
    Januari 31, 2012 pukul 3:27 am

    Keren… manteppp… mas bro…

      oedi responded:
      Januari 31, 2012 pukul 6:54 am

      Okey mas bro, makasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    Djoko Susilo Djarot said:
    Maret 6, 2012 pukul 12:32 pm

    betapa kaya indonesia ,,hanya sayang ….

      oedi responded:
      Maret 6, 2012 pukul 2:51 pm

      Yup.. benar sekali… tapi emang sangat disayangkan… 🙂
      Makasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    burhanltf@yahoo.com said:
    Mei 10, 2012 pukul 11:04 am

    Indonesia, zaire dan brazilia memiliki biodiversitas tertinggi di dunia, apa mau dirysak/ ayoooo kita proteksi……

      oedi responded:
      Mei 11, 2012 pukul 2:05 am

      Yup.. mari kita selamatkan kehidupan kita… jangan mengabaikan hal ini, karena sebenarnya dampaknya telah dirasakan sekarang… lalu gimana nanti??
      Okey.. makasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    nadus karedy said:
    Januari 24, 2013 pukul 7:33 am

    trimaksih bung untuk informasinya ini…

    Karisma risma said:
    Agustus 29, 2013 pukul 7:11 am

    aseme orx ono seng tx goleki …
    :’)

    abdul latief burhan said:
    April 12, 2014 pukul 9:53 pm

    indonesia Nusantara …….sungguh indah, cantik, enak dihuni kareena makanan bermacam-macam….view natura;l….syukur alhamdullilah dapat dinikmati bersama….

      oedi responded:
      April 13, 2014 pukul 12:58 pm

      Subhanallah, alhamdulillah bila senang dengan tulisan ini.. terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂
      Memanglah Nusantara ini sungguh mempesona dan sangat indah… bahkan segala yang ada di dalamnya selalu menarik untuk dijelajahi dan dinikmati oleh siapapun, karena Nusantara adalah zamrut khatulistiwa.. 🙂

Tinggalkan komentar