Generasi Sehat Yang Terbaik

Posted on Updated on

Wahai saudaraku. Kali ini kita akan membahas tentang hal yang semestinya telah menjadi perhatian serius dari kita semua. Yaitu tentang kaitan antara perilaku yang kita perbuat sehari-hari dengan lingkungan hidup kita sendiri, apa dampaknya? Karena pada dasarnya antara diri manusia dan alamnya itu tak terpisahkan. Saling terikat dan saling memengaruhi.

Adapun pembahasan dalam tulisan ini sedikit ilmiah, yang terinspirasi dari penelitian yang telah dipublikasikan oleh Dr. Masaru Emoto, seorang pakar air dunia asal Jepang dan penulis buku best seller “The true power of water“. Hanya saja dalam tulisan ini kami lebih memfokuskan pembahasan pada yang terkait dengan sifat dan perilaku diri manusia. Apa yang bisa ditimbulkan dalam kehidupan dunia ini jika manusia berperilaku baik atau buruk?

Nah, untuk mempersingkat waktu mari ikuti uraian berikut ini:

Tubuh manusia itu terdiri dari banyak organ yang terbentuk dari berbagai sel. Sel-sel ini terbentuk dari molekul-molekul, dan molekul itu sendiri terbentuk dari atom-atom. Sedangkan atom terbentuk dari partikel-partikel sub-atom. Partikel sub-atom mempunyai gelombang frekuensi intrinsik tersendiri – yang oleh Dr. Masaru Emoto disebut Hado. Jika gelombang intrinsik tersebut normal, maka tidak akan terjadi masalah pada tubuh manusia. Namun jika terjadi sesuatu yang mengganggu gelombang pada partikel sub-atom, maka akan ada bagian tubuh manusia yang menjadi abnormal. Seiring berjalannya waktu, jumlah partikel sub-atom yang terganggu gelombangnya itu akan meningkat. Sehingga keadaan ini juga akan mengganggu gelombang intrinsik pada level atom lalu molekul dan pada akhirnya sampai ke sel tubuh.

Gambar 1. Foto: Ilustrasi partikel sub-atom.

Karena itu, jika dilihat dari perspektif energi gelombang frekuensi intrinsik (Hado), adalah penting untuk memperbaiki gangguan itu sampai ke sumbernya, yaitu pada level partikel sub-atom. Terlebih tidak hanya sel yang memiliki gelombang intrinsik, tapi molekul, atom, partikel sub-atom juga memilikinya. Ketika semua gelombang berjalan dengan baik, maka tubuh kita – sebagai zat yang dibentuknya – akan bekerja seindah orkestra. Sebaliknya, jika terjadi gangguan pada suatu gelombangnya, maka terciptalah ketidakharmonisan sehingga menimbulkan penyakit, bahkan gangguan psikis.

Ya. Tubuh manusia diketahui memiliki sekitar 60 triliun sel. Selama sel-sel itu memainkan perannya secara harmonis, kita dapat hidup sehat. Dan ini sangat terkait dengan sifat dan perilaku hidup yang positif. Terlebih sumber utama kekuatan tubuh itu adalah berpikir positif. Sebab orang yang suka berpikiran negatif cenderung mudah sakit. Dan pikiran negatif itu terus membentuk resonansi dengan faktor negatif sehingga situasinya semakin memburuk. Hal ini tidak hanya berlaku terhadap penyakit, tetapi juga pada perilaku dan tindakan. Sehingga agar hidup tetap sehat, maka teruslah berpikiran dan bertindak yang positif.

Gambar 2. Foto: Kehidupan yang harmonis

Lalu, apabila kita memandang dunia ini sebagai suatu kesatuan tubuh, maka kita dapat memahami bahwa “tubuh yang super besar” ini sedang menderita gangguan gelombang akibat dari peningkatan populasi dunia yang luar biasa (kini hampir 8 miliar orang) dan sifat negatif manusia yang terus menyertainya. Gangguan gelombang ini tidak hanya pada level partikel sub-atom, atom dan molekul saja, tetapi sudah sampai ke level sel atau bahkan organ tubuh. Karena itu, kita harus sadar bahwa imunitas Bumi dan kemampuan menyembuhkan dirinya sendiri kini terus menurun. Jika imunitas yang rendah ini bertemu dengan sifat negatif manusia – yang kini semakin bertambah pesat terlebih dengan banyaknya fitnah dan hoax, imunitas tersebut mudah beresonansi dengan hal-hal buruk seperti virus, bencana alam dan pertikaian yang memang mempunyai frekuensi yang sama. Maka terjadilah masalah global yang banyak meminta korban jiwa.

Dan perlu diketahui bahwa tubuh manusia itu terdiri dari 70% air. Air itu, dari hasil penelitian Dr. Masaru Emoto bisa merespon tulisan dan suara yang diberikan kepadanya. Jika air diberikan tulisan atau ucapan yang baik, misalnya kata “cinta dan terima kasih”, maka ia akan membentuk kristal yang indah. Air tersebut juga berkualitas sangat baik untuk dikonsumsi. Sebaliknya, jika air diberikan tulisan dan ucapan yang buruk, misalnya kata “kamu bodoh dan jelek”, maka air tersebut tidak bisa membentuk kristal air dan tidak baik pula untuk dikonsumsi.

Artinya, kualitas air akan berkaitan erat dengan apa yang ia respon, dalam hal ini seperti tulisan, ucapan bahkan suara musik. Jika baik yang ia terima, maka kualitasnya pun menjadi baik. Begitu pun sebaliknya. Sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa karena manusia itu terdiri dari 70% air, maka kualitas diri dan tubuh manusia itu juga sangat terpengaruh dari apa yang ia lihat, dengar dan rasakan. Air dalam tubuh manusia akan merespon energi gelombang frekuensi intrinsik (Hado) yang diberikan kepadanya. Jika semuanya positif, maka kualitas pribadi manusianya akan baik. Sebaliknya, jika buruk yang ia lihat, dengar dan rasakan, atau pun memberikan tulisan dan mengucapkan kata-kata yang buruk, maka kualitas pribadi manusianya pun jadi buruk, bahkan sakit-sakitan dan bisa terganggu secara psikis (stres, depresi, gila).

Ya. Kita tak dapat hidup tanpa air. Air membawa gelombang yang berfungsi sebagai sumber energi. Dan semua yang hidup akan terus membentuk gelombang. Dengan kata lain, setiap sel juga terus membentuk gelombang. Gelombang dapat terhenti atau menjadi kacau jika ada gangguan. Hal yang sama juga berlaku terhadap segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini.

Itulah kenapa air bersifat sensitif. Ia akan merespon setiap kata yang tertulis atau pun diucapkan. Apabila kita mengirimkan Hado yang baik kepada air dengan menulis atau mengucapkan kata-kata yang positif, air akan mempersembahkan kristal-kristal yang indah. Ini merupakan indikasi bahwa kondisi air tersebut murni dan sangat baik untuk dikonsumsi.

Gambar 3. Foto: Berbagai bentuk kristal air.

Selain itu, doa juga mengeluarkan energi yang dapat mengubah kualitas air. Dengan memberikan doa kepada air, berarti kita mengirimkan Hado positif ke air dan air kemudian menggunakan kekuatannya untuk menjawab doa-doa kita – tentunya atas izin Tuhan. Sebab, doa yang biasa digunakan oleh suatu agama memiliki energi Hado yang kuat. Jika kita menjalani agama dengan baik dan berdoa tanpa ada keraguan, kita akan diberkahi dengan kekuatan yang sangat kuat. Sehingga berbicaralah kepada air dengan kata-kata yang penuh dengan rasa empati. Dengan begitu hasilnya akan baik dan memuaskan. Hal ini juga berlaku bagi diri kita sendiri, karena manusia itu terdiri dari 70% air. Kita adalah air.

Untuk itu, agar keadaan dunia ini bisa tetap baik dan kehidupan peradaban manusia tetap harmonis, hal yang perlu di lakukan oleh setiap orang adalah berbuat baik. Dimulai dari berpikir positif dan terus berusaha melakukan hal-hal yang terpuji dalam hidup ini, juga menjauhi sifat dan kata-kata yang kasar saat berinteraksi, niscaya kondisi dunia ini akan berangsur-angsur membaik. Mungkin tidak bisa langsung secara global, tapi setidaknya di sekitar lingkungan tempat tinggal masing-masing.

Semoga kita bisa menjadi pribadi yang santun dan berbudi luhur. Rahayu.. 🙏

Jambi, 10 Nopember 2018
Harunata-Ra

6 respons untuk ‘Generasi Sehat Yang Terbaik

    Asyifa wahida said:
    November 13, 2018 pukul 12:44 am

    Matur suwun ilmu trbarunya mas
    Izin untuk mngkopinya enggih

      Harunata-Ra responded:
      November 14, 2018 pukul 12:32 am

      Sami2lah mbak Asyifa Wahida.. Nuwun juga karena masih mau berkunjung.. semoga ttp bermanfaat.. 🙂
      Oh silahkan aja mbak.. is ok

    boyadriandwiputra said:
    November 13, 2018 pukul 7:56 am

    Terima Kasih Kak Oedi atas sharing pengetahuannya.

      Harunata-Ra responded:
      November 14, 2018 pukul 12:37 am

      Sama2lah mas Boyadriandwiputra… makasih juga atas kunjungan dan dukungannya… 🙂

    Arjuno Je said:
    Februari 13, 2019 pukul 7:06 am

    Kebetulan saya juga pernah membeli buku tersebut “The true power of water“, bagus dan bisa membuka pemikiran kita agar lebih baik.

      Harunata-Ra responded:
      Februari 17, 2019 pukul 6:58 am

      Iya mas Arjune Je, gak nyesel beli buku itu, byk info dan wawasan yg bisa didapatkan.. 🙂

Tinggalkan komentar