Penyadaran Diri

Posted on Updated on

Wahai saudaraku. Tulisan ini tidak untuk mengguruimu atau merasa paling suci sendiri dari siapapun. Tak lebih dari sebatas pengingat diri dalam masa-masa yang tak menentu seperti sekarang ini, di akhir zaman ini. Semoga menjadi perhatian dan bisa mendatangkan manfaat.

Ya. Kali ini kita akan membahas tentang diri sendiri, lebih tepatnya mengenai kesadaran diri. Mengapa ini perlu? Karena tampaknya kini semakin jarang di miliki, terutama karena alasan kesibukan atau bahkan di rasa tak penting lagi. Padahal kesadaran diri adalah jalan untuk bisa menjadikan seorang manusia itu layak dengan kemanusiaannya. Kesadaran diri bisa mengantarkan siapapun ke level pribadi yang bijaksana, yang dengannya pula ia bisa hidup dalam kebahagiaan dan keselamatan. Tanpa hal itu, seseorang hanya akan hidup dalam kondisi yang tidak normal dan amoral. Sebab di otaknya sudah tertanam sikap yang merasa paling benar sendiri dan tak mau peduli. Tanpa di sadari, ia bahkan sudah tak mau mengalah dan tak bisa lagi di nasehati atau di ingatkan. Ini sungguh berbahaya dan merugikan, karena egonya bahkan sampai me-nyundul langit.

Sehingga ingatlah! bahwa sesuatu yang jarang itu merupakan hal yang sangat berharga. Kesadaran diri atau self-awareness adalah hal yang sangat berharga karena telah menjadi terbatas, sangat eksklusif-privasi, dan menuntut seseorang untuk bisa memahami dirinya sendiri dengan setepat-tepatnya. Ini sungguh tidak mudah. Makanya tidak semua orang bisa memiliki kemampuan tersebut meskipun hal ini sangatlah penting bagi kehidupannya. Dan upaya dalam menimbulkan kesadaran diri itulah yang disebut dengan penyadaran diri. Tanpa hal itu, maka siapapun takkan pernah sampai pada level kesadaran diri yang sesungguhnya.

Jadi, penyadaran diri itu adalah jika seseorang terus berusaha untuk bisa sadar mengenai pikiran, perasaan, hati, tindakan dan evaluasi diri yang personal. Hasilnya ia akan mengetahui siapakah dirinya sendiri dan untuk apa ia hidup di dunia ini. Dan apabila seseorang telah menjadi sadar akan peran pentingnya dalam kehidupan ini, maka hal itu akan cukup baginya untuk mempunyai tujuan hidup dan berusaha dengan keras untuk bisa menegakkan kebenaran yang sejati, yang menjadi fitrah-nya. Tanpa hal ini, niscaya takkan ada kebaikan yang baik dalam hidupnya. Ia hanya akan larut dalam banyak kejahatan, baik yang terlihat atau yang tersembunyi, yang di sadari atau pun yang tidak di sadarinya.

Karena itu, penyadaran diri menjadi sangat penting dan haruslah yang pertama dan utama di lakukan. Penyadaran diri merupakan syarat wajib untuk bisa menjadikan seseorang bersikap sadar diri (memiliki kesadaran diri). Sehingga perlu bagi siapapun untuk dapat memahami dirinya sendiri dengan cara bisa menganalisa setiap perilaku, pola pikir, perasaan, kata hati, prinsip hidup, dan mengenali kekuatan serta kelemahan dirinya sendiri. Tak ada alasan untuk berhenti dalam hal ini, dan seseorang harus rutin mengevaluasi diri dan atau memperbaiki diri. Harus konsisten, bahkan di setiap harinya.

Dan pahamilah bahwa jika kesadaran diri itu adalah hasil yang bisa diraih, maka penyadaran diri adalah prosesnya. Upaya yang rutin di lakukan tanpa mengenal batasan waktu. Hal ini adalah pondasi yang menjadi dasar kehidupan mulia bagi siapapun. Sehingga penyadaran diri itu tak bisa diabaikan, karena justru harus dikerjakan dengan tekun dan tanpa berhenti. Tanpanya tidak akan ada kesadaran diri yang sejati. Seseorang hanya akan hidup dalam kepura-puraan belaka. Merasa sudah sadar diri, padahal bangkit dari tidurnya pun belum. Bahkan ia masih berada di alam mimpi yang sangat memabukkan.

Semoga kita termasuk pribadi yang terus melakukan penyadaran diri, sehingga bisa memiliki kesadaran diri. Rahayu.. _/|\_

Jambi, 03 Maret 2018
Harunata-Ra

12 respons untuk ‘Penyadaran Diri

    Tufail said:
    Maret 4, 2018 pukul 5:08 am

    Memang semakin kesini “Otw” akhir zaman ini semakin gag betah saya mendiami tanah ibu pertiwi ini auranya semakin negatif saja akhir² ini dan memang, yang mana sudah dipesankan pula oleh para utusan Hyang Aruta juga dari para leluhur kita kaum² terdahulu, semakin ngeri dan was-was saja di penghujung zaman ini. Udah gitu, ditambah manusa-manusana makin wuedan.. Wuedan tenan 😁
    juga super ngeyel suka mawa karep sorangan gampang sekali kopar-kapir, sesat, bid’ah. Yang jelas yang waras ngalah aja, 😁… Makanya saya berusaha selalu eling lan waspodo terus. Aduh ampun ngeliat orang orang zaman sekarang ini semakin banyak yang sakit jiwa & pikirannya.
    Ampun gusti nu Agung nu Maha Suci.
    Semoga kita selalu dalam lindungan dan kasih sayang-Nya juga tergolong kedalam orang² yang beruntung dan di selamatkan.
    Salam…
    Rahayu… 🙏

      oedi responded:
      Maret 5, 2018 pukul 4:50 am

      Rahayu juga kang Tufail, nuwun karena masih mau berkunjung, semoga ttp bermanfaat.. 😊

      Waah sepertinya ada yg lagi kezel bgt neh.. sabar aja kang hehe… 😊

      Iya kang, saya pun merasakan bahwa energi negatif di negeri ini kian kuat dan menyebar ke segala penjuru, dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas dan ke Pulau Rote. Cahaya yg sejati terus menjauh, digantikan dg cahaya palsu yg memabukkan. Membuat orang byk yg tertipu dan salah jalan. Dan semua itu lantaran sikap manusianya sendiri, bangsa kita ini, terutama para pemimpinnya. Karena kegelapan itu akan bangkit ketika diri manusia semakin lupa diri, lupa dg kebenaran yg sejati… Edang, gendeng dan gemblung itu hanya ngikut aja. Hati manusialah yg menjadi sebabnya..

      Setuju kang, kita emg harus berusaha utk terus eling lan waspodo, harus kenceng nih.. kalo perlu tutup mata dan telinga ajalah dg kelakuan mrk yg ngeyel dan merasa bener sendiri itu, biar gak merasa kezel hehe.. 😀

      Lebih baik skr kita memperbanyak muhasabah dan memperbaiki diri aja, biarlah orang lain melakukan apa yg mrk mau, kita gak usah ikut2an.. cukup ingatkan aja mrk semampu kita, kalo mrk menolak ya sudah.. toh gak lama lagi zaman akan berganti.. hanya yg selalu eling lan waspodo saja yang akan selamat atau diselamatkan nanti… 😊

      Oh ya ttg yg dg mudahnya meng kopar kapirkan org itu, saya suangaaat salut dg mrk, alasannya karena mrk berani nyerobot hak prerogatif nya Tuhan.. Udah sgt suci, sakti n Maha daya mrk itu.. Secara Tuhan aja bisa kalah dg mrk.. Ampun dah hehe.. 😁😂

      Aamiin ya Robb, semoga kita termasuk kalangan yg selamat dan beruntung dunia dan akherat nanti.. 😊 🙏

    maliki said:
    Maret 5, 2018 pukul 10:36 am

    sangat setujuuuu

    maliki said:
    Maret 5, 2018 pukul 10:38 am

    ada titual tertentu agar menemukan kesadaran yg sejati

      oedi responded:
      Maret 5, 2018 pukul 11:26 am

      Nuwun mas karena masih mau berkunjung, moga ttp bermanfaat.. 🙂

      Hmm.. Maksud mas Maliki dalam komentar ini adalah bertanya atau mau kasih penjelasan?

      Kalo menurut saya, ritual tertentu yg bisa di lakukan misalnya rajin ber-muhasabah atau zikir/wirid atau tafakur atau meditasi.. Waktunya bisa setelah magrib, tengah malam ato subuh.. Sempatkan bbrp menit utk merenungi perjalanan hidup yg sudah dilalui.. Cari tau apa saja yg benar dan salahnya sebagai bahan evaluasi diri utk perbaikan di hari esok.. Cukup itu dulu sampai bisa menjadi kebiasaan..

        maliki said:
        Maret 5, 2018 pukul 1:22 pm

        sipp mas sangat setuju.. terima kasih

        oedi responded:
        Maret 6, 2018 pukul 1:18 am

        Okelah kalo gitu.. Nuwun juga mas Maliki.. 🙂

    penegakdarma said:
    Maret 5, 2018 pukul 12:55 pm

    Salam saudaraku..
    .
    Semoga anda betah untuk melanjutkan kisah kisah menulis di media ini. sodaraku.. semoga yang anda kisahkan seterusnya dan selama ini adalah Jihad di jalan Allah untuk menyadarkan bangsa yang bonsai ini . Aku mendukungmu sodaraku, dan aku akan mundur saat ini dan seterusnya karena semua sodaraku telah ampun mengalah dari manusia berpenyakitan batin dan ingin menang sendiri
    Bahkan teman Johor ku pun mengalah dan memutuskan untuk “last chapter”
    Sodaraku.. di post blog ku -Darma- engkau akan melihat 3 Riwayat Spiritualku saat ini. anda membacanya dan menilai bohong aku terima Saudaraku.. itu adalah pilihanmu
    ” Allah bersama orang yang benar ”
    …..
    … Salam.. dan selamat tinggal semoga saat hari itu tiba kita bisa bertemu langsung bertatap muka bersama isa dan Al mahdi dan seorang pemuda misterius berketurunan separuh bangsa peri.
    .
    Selamat tinggal.

      oedi responded:
      Maret 6, 2018 pukul 12:33 am

      Salam juga mas Penegakdarma.. Nuwun karena masih mau berkunjung, moga ttp bermanfaat.. 🙂

      Nuwun juga atas dukungan dan doanya, semoga kedepannya saya masih bisa terus nulis di blog ini.. Ya itung2 utk saling mengingatkan menjelang masa transisi zaman ini terjadi.. 🙂

      Oke, saya udah baca post2an terakhir di blog sampeyan, bohong ato gaknya ya saya gak bisa bilang.. Bukan hak saya, Hanya sampeyan dan Tuhan lah yg tau ttg itu.. Saya hanya pembaca, apa yg mas tulis bukanlah hal yg aneh ato mustahil menurutku.. Bagiku yg seperti itu adalah hal yg lumrah, meskipun tidak umum.. 🙂

      Hmm.. Amat di sayangkan sih jika sampeyan berhenti skr, karena gak byk loh yg bersedia utk menulis, berbagi dan mengingatkan.. Tapi itu pilihan sampeyan, tentu sudah dg pertimbangan dan alasan yg matang.. Ato mungkin emg udah wktnya ya utk bersiap? Saya doakan aja deh, semoga apa yg sampeyan kerjakan nanti sukses dan ttp bermanfaat.. 🙂

      Aamiin.. Semoga kita dipertemukan dalam suasana yg baru.. 🙂

      maliki said:
      Maret 6, 2018 pukul 6:23 pm

      sa”atnya hampir tibaa

        oedi responded:
        Maret 8, 2018 pukul 5:13 am

        Hitungan mundur sudah di mulai..

    maliki said:
    Maret 6, 2018 pukul 3:11 am

    6 sasangkar

Tinggalkan komentar