Detik-detik Penantian

Posted on

menantiDuhai kekasihku. Duduklah dekat disampingku kini. Disini, hela napas panjangmu, diam dan nikmatilah saat dimana kita harus melewati detik-detik penantian ini.

Dalam senyumanmu, hanyutkan rasa dan pikiran kita untuk menerima hari esok. Sedangkan sejak hari ini, adalah saatnya kita untuk mempersiapkan diri. Terus mencoba melakukan pemanasan, hingga kita terbiasa bila seandainya nanti harus menghadapi sesuatu yang sulit. Sesuatu yang kacau balau dan belum pernah terjadi di dalam sejarah.

Mari kekasihku. Mendekatlah kepadaku. Karena sudah semestinya kita berlomba-lomba dalam memperoleh berkah dan karunia-Nya. Dan ketika engkau tengah berjuang, maka ingatlah selalu tentang langkah demi langkah perjalanan hidup kita. Dalam berkurangnya usia, renungi tahap demi tahap waktu hidup yang telah terlewati. Satu masa yang takkan terulang dan tak mungkin terbayarkan oleh usia kita sendiri.

Kekasihku ingatlah! Selama kita masih menghirup udara dan berdiam di bumi Allah SWT ini, maka selama itu pula kita harus menerima ujian. Setiap darinya akan terus menemani hidup kita agar kita bisa menaiki tangga kemuliaan. Semakin sabar kita menghadapinya, maka akan semakin mulialah diri kita. Tetap dengan sikap itu, maka akan lekatlah sifat arif dan bijaksana. Sehingga setelah ujian berlalu – sementara kita tetap dalam kesabaran dan berserah diri, maka akan lahirlah pribadi yang shalih dan penuh cinta.

Wahai kekasihku. Kesulitan yang kita hadapi saat ini bukanlah sesuatu yang tanpa akhir. Ia akan terselesaikan dengan baik, jika kita pun tetap bersabar dan mau berusaha. Sebab di ujung sana, telah siap satu kemudahan dan telah rindu banyak kebahagiaan untuk kita. Ia akan mengakhiri setiap penderitaan dengan kesenangan yang hakiki.

Tapi kekasihku, janganlah engkau termasuk dari golongan orang-orang yang mencintai duniawi secara berlebihan. Karena itu sangat bertentangan dengan tujuan hidupmu di muka bumi ini. Engkau pun akan terlempar dari golongan para ahli Syurga, sebab mereka ini telah menyingkirkan duniawi dari hatinya.

Pun, janganlah engkau mengabaikan usia muda, bahkan kesempatan yang masih membentang. Sebab, itu semua akan membinasakanmu sebelum ajal datang menjemput. Dan ketika saat ini engkau masih belum melihat akan datangnya laknatullah, itu bukan berarti ia tidak ada. Karena justru yang jelas dirimu semakin dekat kepadanya. Tidak akan lama lagi!

Untuk itu kekasihku. Janganlah engkau termasuk dari golongan orang yang masih saja gandrung dengan kenikmatan semu duniawi ini. Ambillah bagianmu sedikit saja, itu pun hanya sebatas kendaraan. Setelahnya, cepatlah berpaling dan teruslah menatap akherat dengan hati dan ragamu. Karena dengan begitu engkau akan selamat dan diselamatkan oleh-Nya.

Ya. Tiada yang terbaik, selain sikapmu dalam kepatuhan pada perintah dan larangan-Nya.

Yogyakarta, 16 Februari 2013
Mashudi Antoro (Oedi`)

4 respons untuk ‘Detik-detik Penantian

    ningnong said:
    Februari 26, 2013 pukul 10:32 am

    makasih di’.. sedikit banyak tulisan ini udah ikut andil mengingatkan saya.. 🙂

    keep posting, keep sharing..

      oedi responded:
      Februari 26, 2013 pukul 1:49 pm

      Alhamdulillah kalau gitu… syukurlah kalau tulisan ini bisa mengingatkan… cos aku pun terus diingatkan juga sama tulisan ini, untuk tetap sadar bahwa dunia ini hanya sementara… dan sudah seharusnya kita sibuk memikirkan bekal utk akherat nanti…
      Okey… makasih ya Nin… tetapi chayoo… 🙂

    Nuriya Sri Nuryati said:
    Februari 26, 2013 pukul 1:16 pm

    makasih mas oedi,setiap goresan dan tulisannya selalu penuh hikmah dan manfaat,semoga kita tetap dlm satu hidayah-NYA aammin,maju terus pantang mundur (y)

      oedi responded:
      Februari 26, 2013 pukul 2:43 pm

      Iya sama2 mbak..
      Alhamdulillah jika demikian… semoga saja tulisan ini pun tetap bisa memberikan manfaat dan masukan…
      Okey… makasih mbak untuk dukungannya.. ayo semangat! 🙂

Tinggalkan komentar