Derap Langkah Diri yang Fitri

Posted on

Kemana derap langkah kakimu akan melangkah? Ketika luasnya bumi Allah tak dapat kau lampaui? Betapa kecil dirimu dihadapan besarnya dampak bencana oleh bagian dari alam semesta yang berpijar. Dimanapun keberadaan dirimu, engkau tidak akan bisa menjauh dari takdir Ilahi. Semua yang terjadi di masa lalu, pada hari ini dan esok hari adalah setiap dari kehendak-Nya. Setiap dari aturan dan ketetapan yang tak seorangpun dapat mengelaknya meski satu detik.

Engkau ingin lari dari kenyataan, lalu bagaimana engkau akan hidup hanya dengan khayalan? Lalu kemanakah harapan yang pernah terbingkai manis di mimpimu berlalu segera, bila doa dan ikhtiar hanya menjadi slogan tanpa makna?

Wahai manusia, biasakanlah diri menerima segala yang telah menjadi setiap kehendak-Nya. Terus larutkan diri dalam gemilang dzikir dan mensyukuri setiap nikmat-Nya. Pahit manis adalah bagian dari rahmat dan kenikmatan yang Dia berikan. Jangan sombong dalam kebahagiaan, dan hendaknya senantiasa sabar dalam kesedihan.

Wahai insani, bentangkan lebar jiwamu dalam permadani cinta yang murni. Taburi setiap ruangan yang menjadi letak singgasana hatimu dengan kezuhudan dan jauh dari sifat iri. Cerahkan pandanganmu bersama kebaikan dan kebenaran yang haq. Lalu, tenanglah dalam tawakkal yang diliputi kesempurnaan cinta (Habibullah). Agar engkau tidak dikatakan sebagai hamba yang kufur dan munafiq.

Raih segala yang engkau ingini dalam mihrab ikhtiar dan doa yang tulus. Lepaskan dari nafsu hewani dengan menetapkan kokoh pondasi keimanan. Jalani sunnah yang telah Nabiyullah Muhammad SAW wariskan. Kenali diri sebagaimana ruhmu yang tak mudah terpisahkan dari jasad. Karena saat perginya ruh yang bersarang di dalam tubuh, itulah pertanda akhir dari kehidupan duniawi.

Hendaklah setiap diri menjadikan dunia adalah hal yang pertama tapi bukan yang utama. Sedangkan dalam urusan ukhrawi, maka jadikanlah ia sebagai hal yang utama namun bukan pula yang pertama. Tempatkan sesuatu itu hanya pada takaran yang sesuai dan menjadi hakekat yang sebenarnya. Jangan pernah menyalahi aturan ini, sebab  ia tidak akan segan-segan dalam mengantarkan diri pada kehancuran.

Hargai peran hidupmu dalam setiap detak jantung, helaan napas dan gerak gerik kehidupan, dengan cinta yang sesungguhnya. Cinta yang senantiasa mengantarkan diri pada ketenangan dan ridha-Nya.

Yogyakarta, 05 Nopember 2010
Mashudi Antoro (Oedi`)

Tinggalkan komentar