Keutamaan Berburu Ilmu

Posted on Updated on

Bentuk fisik manusia adalah sesuatu yang berada di luar kendalinya. Ketampanan dan kecantikan atau kejelek dan keburukan rupa adalah sesuatu yang tidak bisa ia kehendaki. Hanya Allah SWT saja yang mengendalikannya, sebab hanya Dia pula Yang Maha Pencipta. Sedangkan merawat dan menghiasnya adalah sesuatu yang menjadi kewajiban seorang pribadi, dan jelas bisa ia lakukan sehari-hari. Atau bahkan semangat dalam melengkapi kekurang diri dengan cara terus menambah wawasan dan ilmu pengetahuan meskipun sulit.

Untuk itu, orang yang cerdas adalah mereka yang seyogyanya berusaha mencapai puncak tertinggi yang bisa diraihnya. Meskipun itu cacat secara fisik, tidak ada yang dapat menghalanginya. Bahkan seandainya ia bisa terbang ke langit, maka ia akan berusaha untuk bisa naik ke langit. Sebab, kepuasan yang bisa ia dapatkan akan semakin besar. Sedangkan orang yang bodoh adalah mereka yang cepat berpuas diri dalam pencapaian ilmunya. Merasa apa yang telah ia dapatkan kini adalah yang terbaik dan paling tinggi kedudukannya. Sehingga ia tidak mau lagi belajar dan akhirnya bersikap sombong atau riya`, meski kesalahannya telah di perlihatkan.

O.. apalah jadinya bila kehidupan ini tanpa disertai dengan ilmu? Sedangkan bagaimana pula bila ilmu itu tidak dalam hal yang positif dan bermanfaat (merusak)?

Karena itu, wahai para pencari ilmu, bersungguh-sungguhlah dalam mengumpulkan ilmu dan tekunlah dalam mempelajarinya. Bahkan genapi pula ia dengan prinsip bahwa ilmu itu mesti bermanfaat bagi kehidupan dunia kini dan berguna ketika di kehidupan akherat. Jangan hanya kau rasa bahwa harus mementingkan akherat namun melalaikan keperluan dunia, atau malah hanya mementingkan dunia dan melupakan kepentingan akherat. Tapi bertekadlah demi memenuhi kepentingan dari keduanya, agar menjadi baik dan sempurnalah kehidupanmu.

“Menuntut ilmu wajib atas tiap Muslim (baik Muslimin maupun Muslimah)” (HR. Ibnu Majah)

“Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Syurga” (HR. Muslim)

Sungguh, kemajuan peradaban sebuah bangsa akan ditentukan oleh semangat keilmuan dalam masyarakatnya. Ini bisa di buktikan dengan sejarah bangsa-bangsa besar di dunia (Atlantis, Babylonia, Mesir, Yunani, Romawi, Indian, Nusantara, Kekhalifahan Islam, dll), dimana mereka telah maju dalam peradaban seiring dengan semangat keilmuannya.

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat” (QS. Al-Mujaadilah : 11)

Namun saudaraku, aku menyaksikan begitu banyak orang yang disibukkan dengan mendalami ilmu dunia, sehingga ia tidak sempat mempelajari ilmu tentang akherat. Begitu pun aku menyaksikan tidak sedikit yang terlalu sibuk dengan ilmu akherat namun mengabaikan ilmu untuk memenuhi kehidupan dunia ini. Padahal seorang Muslim tetap perlu mencari uang agar kehidupannya tertata dan nikmat. Ia juga butuh bekerja agar lebih unggul dari orang lain dalam kebaikan. Sebab, bagaimana ia bisa baik dalam melakukan ibadah untuk kepentingan akheratnya bila ia dalam kemiskinan dan kekurangan? Atau bisakah ia khusyuk dalam ibadahnya bila ia dalam suasana kelaparan dan menderita?

Sehingga, usaha dalam mencari kehidupan dunia yang layak adalah kewajiban, namun jangan sampai menghalanginya mencari ilmu dan mempersiapkan bekal bagi kehidupan akheratnya. Ia harus mencukupi semua kebutuhan dunianya, namun mesti seiring pula dengan kebutuhannya di akherat nanti.

Ya. Inilah yang sebenarnya maksud dari mereka yang tergolong sebagai hamba Allah SWT yang cerdas. Di mulai dengan optimis dalam menggapai ilmu setinggi-tingginya sampai pada praktek penerapan ilmu itu di kehidupan nyata dunia. Dan ketika ia benar-benar memiliki ilmu yang mumpuni, maka bukannya ia cepat berpuas diri, melainkan semakin haus dengan ilmu. Bukan pula ia akan membatasi ilmu mana yang harus ia pelajari, melainkan semua ilmu akan ia pelajari demi luasnya wawasan. Ia pun akan berlaku seperti padi, yang semakin berisi semakin menunduk. Sedangkan ilmu yang ia cari dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah nyata dalam kebenaran dan manfaat.

“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar : 9)

Untuk itu saudaraku, mari kembali kepada jati diri kita sendiri (Islam). Mari kita terus bersemangat dalam meraih puncak-puncaknya ilmu pengetahuan. Karena tidak ada dalil yang memerintahkan kita untuk menjadi seorang yang bodoh atau pun malas. Bahkan wahyu Allah SWT yang di turunkan pertama kali kepada Rasululah Muhammad SAW adalah mengenai ilmu dan pengetahuan (Iqra` = baca). Dan bila mulai dari sekarang kita tekun mengamalkannya disertai dengan terus berusaha memperluas wawasan dan pengetahuan, maka yakinlah umat ini akan kembali berjaya di seantero dunia. Sedangkan tatanan peradaban akan jauh lebih baik dan terjamin bagi kehidupan dunia dan akherat.

Gambar 1. Foto: Masjid Sultan Ahmed – Turki

Gambar 2. Foto: Masjid dan universitas Qolsharif – Rusia

Gambar 3. Foto: Masjid dan perpustakaan imam Al-Bukhari – Uzbekistan

Gambar 4. Foto: Istana Al-Hambra – Andalusia (Spayol)

Semoga dengan ilmu kita tetap menjadi seorang pribadi yang semangat dalam menggapai kehidupan dunia namun tetap sibuk mempersiapkan bekal bagi kehidupan akherat. Karena hanya dengan begitulah, maka semua kebahagiaan akan tercapai sempurna.

Yogyakarta, 03 Nopember 2011
Mashudi Antoro (Oedi`)

[Cuplikan dari buku “Kajian Hati, Isyarat Tuhan”, karya: Mashudi Antoro]

11 respons untuk ‘Keutamaan Berburu Ilmu

    Harry said:
    November 3, 2011 pukul 10:31 am

    Utlubul ilmi minal mahdi ilal lahdi…:D

    makin tinggi ilmu makin tinggi juga derajatnya baik dimana manusia dan Allah..maka dari itu yuuuuk belajar lagi.:P

      oedi responded:
      November 3, 2011 pukul 11:00 am

      Yup. Ane setuju… untuk itu mari kita terus menuntut ilmu… ampe ajal datang menjemput usia…
      Makasih Ry atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    Andika said:
    November 3, 2011 pukul 7:47 pm

    wah tulisan yang menarik dan membuka wawasan mas… ketika sudah memiliki ilmu alangkah baiknya klo memiliki sifat seperti padi, makin berisi makin menrunduk… pepatah itu kita sering dengar tapi hanya sedikit yang melakukannya… setinggi dan seluas apapun ilmu kita itu semua berasal dari-Nya
    semoga kita khususnya dika selalu diberi kesempatan untuk menuntut ilmu sampai ajal menjemput aminnn…..
    makasi mas linknya 🙂

      oedi responded:
      November 10, 2011 pukul 4:38 am

      Okey… Terimakasih juga Dik cos masih sedia berkunjung, semoga tetap mendatangkan menfaat… 🙂
      Yup, untuk itulah marilah kita haus akan ilmu dan menggunakannya demi kebaikan dunia dan akherat… karena dengan begitu kita telah mempersiapkan kemuliaan bagi diri sendiri…

    beny said:
    November 4, 2011 pukul 6:12 am

    terimakasih mas atas link nya dari sini aku bisa tau bagai mana seharusnya mencari ilmu yang baik dan seimbang.^_^

      oedi responded:
      November 10, 2011 pukul 4:39 am

      Okey… makasih juga Ben cos masih sering berkunjung di blg ini, semoga tetap mendatangkan manfaat.. 🙂

    retna said:
    November 6, 2011 pukul 4:36 pm

    tahukah kawan? setiap kita pergi melangkah mencari ilmu (baik) dg niat ikhlas, baik taklim atau sekolah, malaikat bersusun menaungi kita dg sayapnya… seluruh tumbuhan dan hewan yg kita lewati ikut mendoakan kita… dari pergi sampai pulang kembali… apabila tjd sesuatu dg kita (kematian) insyaAllah tergolong sebagai syahid… (HR. Ibnu Majah).
    maka sebaik2nya manusia adalah yg mencari ilmu & mengajarkannya pada orang lain… sebaik2nya manusia adalah yg bermanfaat bg orang lain… wallahu’alam….

      oedi responded:
      November 10, 2011 pukul 4:47 am

      Yup, setuju banget dengan mbak Retna, dan memang demikianlah adanya…
      Terimakasih karena masih sudi berkunjung, semoga tetap bermanfaat… 🙂

    cewerambo said:
    Februari 4, 2012 pukul 1:49 pm

    Subhanaallah… ya ilmu itu mahal, ilmu itu pula yang satu2nya bisa kita bawa sampai mati…

    1 lagi ditambahkan, “sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang bermafaat, dan sebaik-baiknnya orang yang berilmu adalah orang yang berbagi ilmu”

    afwan, ane ijin share yah ^_^

      oedi responded:
      Februari 9, 2012 pukul 5:17 pm

      Okey.. silahkan saja, senang bahkan… asalkan tetap di sertakan sumber tulisannya… 🙂
      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    magfur aksan said:
    Januari 24, 2013 pukul 2:33 am

    kang oedi izin gabung dan share tulisan antum…

Tinggalkan komentar