Pertemuan dan Perpisahan Cinta

Posted on Updated on

cintaku dan kamuPernah suatu ketika saya menuliskan sebait kalimat status pada halaman Facebook. Lalu tanpa di duga muncullah sebuah diskusi kecil dengan seorang sahabat. Kami begitu bergairah untuk mengupas tentang makna cinta yang sejati. Dia banyak bertanya, sementara saya berusaha untuk memberikan jawaban yang simpel. Hingga pada akhirnya kami pun lebih memahami arti dari cinta yang sesungguhnya.

Kalimat status yang saya maksudkan itu adalah sebagai berikut:
“Wahai kekasihku. Hanya penyatuan yang dapat mengobati kerinduan cinta. Sebab kerinduan tetaplah abadi di dalamnya. Engkau pun takkan mampu menyingkirkan rindu itu meskipun ingin. Takkan bisa menjauhinya walaupun dirimu berusaha. Karena rindu dan cinta adalah satu”

Diskusi yang kami lakukan pada saat itu kaya dengan makna kehidupan ini. Layak pula untuk direnungkan, sehingga menjadi pantas bila di tuangkan di dalam blog sederhana ini. Dan agar lebih jelas bagi para pembaca sekalian, berikut ini adalah cuplikannya:

Tanya: Jika tidak bisa bersatu, lalu harus bagaimana?
Jawab: Kita harus ikhlas dan menyadari bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Mungkin kita merasa bahwa dia yang terbaik, tetapi bisa saja menurut Tuhan dia itu bukan yang terbaik untuk kita. Tuhan pasti sudah mempersiapkan seorang yang lebih baik untuk kita, sebagai pasangan hidup kita nanti, karena Tuhan Maha Mengetahui kebutuhan dari setiap makhluk-Nya. Yang penting kita harus terus bersabar dan menjaga kesucian diri sendiri. Agar nanti bisa bertemu dengan pasangan yang terbaik pula. Sebagaimana janji Tuhan dengan berfirman: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…….” (QS. An-Nuur [24] ayat 26)

Jadi, jangan biasakan dirimu untuk terlalu berharap dengan sesuatu yang belum pasti, apalagi dia itu bukanlah suami atau istrimu. Karena kerinduan dan cinta yang ada di dalam hati kita bisa saja semu, bisa saja itu hanya nafsu dan bukan cinta yang sejati. Sebab cinta yang sejati itu tidak ada dosa di dalamnya, tidak mau mengajak kekasih untuk berbuat yang salah dan jauh dari nilai-nilai agama, karena justru sebaliknya selalu mengajak dia pada keridhaan Tuhan. Dan tidak pernah memaksakan kehendak kita kepadanya, karena itu akan lebih menyakitkan hatinya nanti.

cinta kita

Hubungan yang baik itu harus diawali dengan kejujuran dan keterbukaan. Harus ada juga sikap yang saling menerima kekurangan, bukan hanya kelebihannya. Karena biasanya yang bisa membuat awet sebuah hubungan itu ya karena bisa menerima kekurangan dari pasangan. Kalau kelebihannya sih semua orang pun bisa, tapi kalau bisa menerima kekurangannya, itu yang namanya luarbiasa. Dan satu hal lagi, harus ada sikap yang saling mengingatkan atas kesalahan dan kekhilafan diri masing-masing. Tujuannya agar bisa terus memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih dewasa.

Tanya: Kalau memang tidak jodoh, kenapa kita di pertemukan?
Jawab: Bertemu itu bukan berarti harus bersatu. Menyayangi juga bukan harus memiliki. Bisa jadi pertemuan itu tujuannya agar kita mau belajar dan bisa mendewasakan diri kita sendiri. Agar nanti ketika bertemu dengan jodoh yang sebenarnya kita sudah siap lahir batin. Kita akan bisa setia, penuh cinta dan siap menjalani kehidupan rumah tangga bersamanya walaupun sulit. Yang semua itu diambil dari pengalaman yang sudah ada sebelumnya, alias tidak mau lagi menyakiti dan disakiti lagi, karena sudah pernah merasakan betapa tidak enaknya.

Jadi nanti, ketika kita memiliki pasangan/jodoh yang sebenarnya, maka kita akan lebih bisa menghargai perasaannya, menjaga kepercayaannya, mencintainya dengan tulus dan ingin selalu membahagiakannya. Tidak ada lagi sikap yang selalu menutut, karena yang ada hanya memberi lantaran kita benar-benar telah mencintainya.

Tanya: Lantas mengapa masih saja ada cinta dan saling menyayangi kalau ujung-ujungnya harus berpisah?
Jawab: Ya itulah kehidupan, terkadang kita di tingalkan tapi nanti kita juga akan meninggalkan orang lain, cepat atau lambat. Kita harus sudah siap-siap dari sekarang, karena kita juga tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Untuk itu, syukuri saja apa yang sudah kita punyai sekarang. Jaga dia baik-baik agar tidak meninggalkan kita, tentunya dengan sikapmu yang baik pula kepadanya. Tetapi kalau memang harus berpisah, lebih baik tak usah di tahan-tahan lagi. Jangan memaksakan diri, toh sesuatu yang dipaksakan tidak akan baik hasilnya. Itu sama saja menunggu bom waktu yang akan segera meledak. Dirimu tidak akan merasa sendirian kalau sudah yakin dengan keputusan yang dibuat – tapi atas dasar pertimbangan yang matang. Kau juga tidak pernah sendirian, karena Tuhan ada dimana-mana dan tetap bisa memberikan hidup yang penuh dengan kebahagiaan. Asalkan engkau tetap berada di lurus jalan-Nya.

*****

Semoga siapapun yang sedang atau menunggu datangnya cinta sejati, terus diberikan kesabaran dan teguh pada satu pendirian bahwa cinta itu adalah kebaikan, kebagusan dan kebenaran. Karena hanya dengan begitulah, maka hidup ini akan bahagia selamanya.

Yogyakarta, 23 Agustus 2014
Mashudi Antoro (Oedi`)

2 respons untuk ‘Pertemuan dan Perpisahan Cinta

    nDyOniSius said:
    Maret 10, 2018 pukul 9:17 pm

    Lebih baik berpisah di saat jatuh cinta..

      oedi responded:
      Maret 12, 2018 pukul 6:12 am

      Hmmm.. bisa iya tapi bisa tidak juga tuh.. tergantung persepsi dan pilihan seseorang..
      Makasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

Tinggalkan komentar