Zanturrin : Makhluk-Makhluk Selestial Abadi

Posted on Updated on

Wahai saudaraku. Mari kita lanjutkan pembahasan sebelumnya tentang kehidupan di berbagai Alam Semesta yang berada di bawah kolong Langit pertama (Agatura). Karena di dunia ini, ada tujuh bentuk dasar benda dan makhluk hidup, yang masing-masingnya berada dalam 3 fase yang berbeda. Setiap dari ketiga fase ini kemudian dibagi lagi menjadi 70 divisi utama, dan masing-masing divisi utama tersebut terdiri dari 700 divisi kecil, dengan masih ada sub-subdivisinya lagi, dan seterusnya.

Nah kelompok-kelompok kehidupan dasar ini dapat pula diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Material
Ini adalah segala yang rendah karena mengalami transmutasi materialisasi. Mereka memang berubah atau bisa mengubah bentuk dan manifestasinya, tetapi mereka tidak pernah bisa menyelesaikannya hingga ke tahap sempurna. Hanya sebagian kecil saja yang mampu dan berhasil melakukannya. Karena itu, di kelompok inilah mayoritas penduduk Bumi, khususnya Manusia dan yang setingkatnya (makhluk-makhluk cerdas di planet lain), berada dan hidup sampai ajalnya tiba. Sebagian lagi dari golongan bangsa Jin, Peri, Ruwan, Karudasya, Cinturia, Naga, Miharas, dan para Dewa-Dewi atau yang sejenisnya. Setinggi apapun level kecerdasan akalnya, mereka tetap berada di golongan ini saja.

2. Marential
Mereka ini adalah yang tanpa orang tua makhluk, dan mereka adalah makhluk yang tidak berkembang biak. Kami tidak bisa menggambarkan bagaimana penciptaan mereka di tulisan ini, makhluk-makhluk yang tidak pernah dilahirkan itu. Dan seluruh kisah penciptaan merupakan upaya untuk meruang-waktukan suatu fakta kekekalan yang tidak ada hubungannya dengan waktu atau ruang seperti Manusia fana memahami hal-hal itu. Namun kami harus mengakui adanya hal mengenai suatu titik asal; bahkan kepribadian-kepribadian yang jauh di atas tingkat Manusia pun memerlukan konsep tentang adanya “permulaan.” Meskipun demikian, sistem kehidupan itu sejatinya adalah kekal.

Nah, di kelompok inilah sebagian dari para Malaikat berada. Ada jenis makhluk lainnya, yang tak bisa disebut sebagai bangsa Malaikat, namun mereka termasuk juga ke dalam kelompok ini. Tetapi maaf karena tak bisa kami jelaskan di sini. Ada protapnya.

3. Saveral
Para penduduk asli Afhaniyyah atau di tempat yang setara dengan itu pada dasarnya hidup di dunia-dunia yang sama seperti golongan kewargaan permanen lainnya di dunia kelahiran masing-masing. Seperti halnya para Malaikat yang menjalankan urusan material, intelektual, dan spiritual untuk triliunan sistem lokal di seluruh Multiverse (di bawah kolong Agatura/Langit pertama).

Demikian pula dalam arti yang lebih luas, memang penduduk asli Afhaniyyah dan yang setara dengan itu telah hidup dan bekerja di dunia seluruh Multiverse. Kita boleh saja menganggap para penduduk Afnahiyyah atau yang sejenisnya masih sebagai makhluk material dalam artian bahwa kata “material” di sini bisa diperluas lagi untuk menggambarkan realitas-realitas fisiknya Alam Semesta Ilahi. Mereka inilah yang digolongkan ke dalam kehidupan penuh spiritual dan makhluk spiritual-supranatural. Dan siapapun makhluk yang berasal dari jenis Material pada dasarnya mereka bisa mencapai posisi ini, terutama Manusia Bumi, demi kesempurnaan dirinya.

4. Absuniti
Ada suatu kehidupan yang asli di Afnahiyyah atau tempat yang setara dengan itu dan memiliki makna penting dalam dan dari kehidupan itu sendiri. Selain hidup dalam kesadaran tinggi dan kepenuhan spiritual, mereka ini juga melayani dalam banyak cara kepada para makhluk fana di seluruh Multiverse. Tetapi mereka juga menjalani hidup yang unik dalam Alam Semesta Sentral (Afnahiyyah) atau yang sejenisnya dan memiliki makna relatif yang cukup berbeda dari penghuni Langit atau pun Surga. Mereka adalah makhluk yang berada di tingkat yang lebih tinggi dari Saveral.

5. Ultiniti
Seperti halnya penyembahan dari para makhluk yang hidup di dunia-dunia evolusioner atau yang lebih tinggi seperti di Afhaniyyah, maka jenis ini selalu bertindak untuk pemuasan Kasih-NYA ILAHI. Demikian pula pengagungan hormat dari makhluk jenis ini telah memuaskan ideal-ideal sempurna dari Keindahan dan Kebenaran ILAHI. Seperti Manusia fana yang berusaha untuk melakukan kehendak Tuhan, makhluk-makhluk jenis ini hidup untuk selalu memuaskan hal-hal ideal dari Kehendak-NYA saja. Dalam kodrat mereka itulah mereka ini adalah kehendak Tuhan yang absolut. Jika manusia bergembira dalam Kebaikan Tuhan, maka para Ultiniti ini bersukaria dalam Keindahan YANG ILAHI dan menikmati pelayanan dalam kemerdekaan kebenaran hidupnya. Mereka telah bebas lepas dari hal-hal yang sifatnya materi-duniawi, bahkan ukhrawi.

6. Halwattur
Penduduk-penduduk kelas satu di tempat semacam Afnahiyyah itu tetap memiliki takdir pilihan di masa kini maupun masa depan yang belum terungkap. Ada suatu perkembangan maju dari makhluk-makhluk asli yang khas untuk Alam Semesta Sentral (Afnahiyyah) dan yang sejenisnya, suatu kemajuan yang tidak melibatkan kenaikan ke Multan atau menembus masuk ke Alam-alam Ilayat. Sebab bagi para Halwattur ini, semuanya tidak lagi menarik dan menjadi tujuannya. Hanya YANG MAHA ESA sajalah keinginan dan arah tujuan mereka.

7. Harriqat
Mereka ini adalah makhluk-makhluk khusus tertentu yang telah mencapai Hadirat YANG MAHA ESA, dan yang berhak untuk pergi dan datang, yang ditugaskan di sana-sini di dalam tiap-tiap Alam Semesta Bhuniwasiru (alam semesta agung), Bhuniwasiruya (alam semesta guru/mulia), Wana’arus (sirkuit luar Afnahiyyah), Sya’arus (sirkuit dalam Afnahiyyah), dan tentunya di Afnahiyyah atau yang sejenisnya pada misi-misi layanan khusus. Sedikit yang di utus ke Bhuwanas (alam semesta kecil), dan itu pun lantaran adanya Manusia di Bumi. Dan di setiap dunia abadi akan ditemukan para kandidat pencapaian ini, mereka yang secara fisik telah mencapai Afnahiyyah atau yang lebih tinggi dari itu. Sedangkan yang sudah mencapai perkembangan ruhani yang lebih tinggi, akan memungkinkan mereka berhak menempati kediaman tertentu di Multan kelas atas dan Alam-alam Ilayat. Nah dari ke tujuh jenis/kelompok kehidupan dasar yang ada, Harriqat inilah yang paling spesial dan berkedudukan tertinggi.

Demikianlah sekilas penjelasan tentang ke 7 jenis/kelompok dasar kehidupan. Dan lebih dari itu, mereka pun telah mencakup banyak kelas untuk berbagai kelompok Alam Semesta – para advisor (penasehat), guru (pembimbing), direktur (pemimpin), pekerja, dan awam dari jenis mereka dan kepada jenis mereka di seluruh ciptaan. Semua makhluk dalam semua Multiverse ditata mengikuti garis-garis dari salah satu golongan makhluk di atas, dan mereka hidup di salah satu dari triliunan Alam Semesta yang ada.

Dan khusus bagi mereka yang telah berada di level atas, semuanya lalu menjadi kepribadian-kepribadian pengurus, sosok-sosok ramah dan mulia, yang bijaksana dan mengelola rincian-rincian urusan intelektual dan spiritual yang rumit di seluruh dunia Afnahiyyah atau yang sejenisnya. Di dunia-dunia kesempurnaan ILAHI ini mereka lalu melakukan pekerjaan yang khas untuk pengelolaan normal seluruh ciptaan yang maha luas ini. Dan selain itu, mereka juga melakukan bermacam-macam tugas pengajaran, pelatihan, dan pelayanan kepada sejumlah besar makhluk pendaki (kesatria pengembara) yang telah “memanjat naik” ke tataran kemuliaan di dunia-dunia fana asalnya; seperti para kesatria terbaik di Bumi ini.

Catatan: Sebenarnya, ke tujuh kelompok kehidupan dasar itu (Material, Marential, Saveral, Absuniti, Ultiniti, Halwattur, dan Harriqat) bukanlah keseluruhan jenis makhluk ciptaan Tuhan. Semua itu hanyalah mereka yang tinggal di Agatura (di kolong Langit Pertama) dan kita belum membicarakan tentang para penduduk Langit Kedua, Ketiga, dst. Jadi masih ada banyak lagi makhluk ciptaan Tuhan yang lebih menakjubkan dan bahkan sulit untuk disebutkan namanya. Tak bisa lagi kami jelaskan di sini karena tak mudah pula untuk menemukan padanan kata yang tepat.

Selain itu, ada banyak kelompok makhluk yang sama sekali tidak terkait langsung dengan skema kenaikan untuk pencapaian kesempurnaan makhluk; sebab itulah mereka pun dihilangkan dari klasifikasi kepribadian yang disampaikan kepada bangsa-bangsa Manusia. Hanya kelompok-kelompok utama makhluk supramanusia dan golongan-golongan yang langsung terkait dengan pengalaman bagi keselamatan itulah yang disampaikan di sini. Mereka telah mencapai kesadaran murni dan penuh dengan kebijaksanaan.

Artinya, di seluruh dunia ini, sejak awalnya telah penuh dengan kehidupan dari semua fase makhluk cerdas, yang mereka itu tetap berusaha untuk maju dari sirkuit-sirkuit rendah ke tinggi dalam upaya mereka untuk mencapai tingkat-tingkat realisasi ke-ILAHI-an yang lebih tinggi dan perluasan apresiasi untuk makna-makna tertinggi, nilai-nilai terakhir, dan realitas absolut. Semuanya itu adalah bagian dari kehendak HYANG ARUTA (Tuhan YME), dan beruntunglah untuk siapapun yang bisa memahaminya.

Catatan: Dari semua penjelasan di atas, maka terlalu banyak bentuk kehidupan dan atau jenis makhluk yang ada. Teramat sedikit yang sudah diketahui atau pun yang dipahami lewat berbagai literatur. Makanya jangan mudah percaya dan tertipu dengan sebuah penampilan. Bersinar terang atau bercahaya kemilauan bukanlah satu-satunya indikasi tentang kebenaran YANG ILAHI. Bisa jadi itu hanya sekedar ilusi atau paling hebat cuma sesosok makhluk yang tingkat dan statusnya lebih tinggi saja. Jangan tertipu, jangan mudah percaya dengan apa yang dikatakannya, apalagi sampai menyembahnya sebagai Tuhan.

Lalu, jika dikaitkan dengan keberadaan Afnahiyyah, maka perlu kami jelaskan sedikit detailnya. Dimana siapapun yang berhasil sampai ke sana sudah melewati ujian yang hebat selama kehidupan awalnya, dalam keberadaan (wujud) materi. Namun ketika masih berada di dunia-dunia sirkuit luar (Wana’arus) dan yang dalam (Sya’arus), ia harus melalui berbagai ujian dan ilusi yang rumit. Selain itu, ada pula sistem konstelasi yang perlu dilalui, dan ia pun harus memahami Alam Semesta Lokal yang ada yang penuh dengan ragam keunikannya. Semuanya demi melintasi fase-fase kenaikan (wujud) dari level makhluk Material ke tingkat Marential dan akhirnya sampai ke tingkat Saveral. Di dunia-dunia pelatihan Wana’arus dan Sya’arus tersebut, seseorang harus melewati tahap-tahap progresi (wujud) jasmani dan ruhani sejati dan disiapkan untuk transit agar pada akhirnya bisa sampai ke dalam Afnahiyyah. Di enam sirkuit terakhir yang ada di lingkup Sya’arus, pencapaian seseorang itu adalah tentang kecerdasan, kesadaran, kebatinan (spiritual), dan pengalaman yang tinggi dan terbaik. Ada pula tugas yang jelas untuk dicapai pada masing-masing dunia di tiap sirkuit yang ada.

Makanya, kehidupan di dunia-dunia Ilahi Alam Semesta Sentral (Afnahiyyah) itu sangat kaya dan penuh, begitu lengkap dan tuntas menyeluruh, sehingga hal itu sepenuhnya melampaui konsep manusiawi tentang apapun yang mungkin bisa dialami oleh makhluk yang diciptakan. Kegiatan dari ciptaan kekal atau yang telah mencapai abadi ini sepenuhnya tidak sama dengan pekerjaan-pekerjaan makhluk jasmani yang hidup di dunia evolusi seperti halnya Manusia di Bumi. Bahkan teknik pikiran Afnahiyyah itu pun tidak seperti proses berpikir di Planet Bumi. Karena itulah mereka ini pun disebut sebagai Zanturrin, alias makhluk super yang hidup dalam keabadian (supranatural adidaya).

Lalu, peraturan-peraturan di Alam Semesta Sentral (Afnahiyyah) itu alamiah secara tepat dan melekat; aturan-aturan pengelolaannya tidak sembarangan. Dalam setiap ketentuan di Afnahiyyah ada diungkapkan alasan kebenaran dan aturan keadilannya. Dua faktor inilah yang digabungkan, dan sama dengan apa yang di katakan di Bumi sebagai kewajaran (fairness). Ketika seseorang tiba di Afnahiyyah, ia akan secara alamiah menikmati melakukan hal-hal dengan cara seharusnya hal-hal itu dilakukan. Ini jelas melebihi tindakan yang ada di Bumi atau bahkan di pusat Alam Semesta lainnya.

Sungguh, ketika makhluk-makhluk cerdas pertama mencapai Alam Semesta Sentral, mereka diterima dan ditempatkan di dunia Gallar (Nahkoda) di sirkuit Afnahiyyah ke enam. Ketika pendatang baru itu berkembang maju secara jasmani dan ruhani, mencapai pemahaman identitas tentang Ruhiyyah (Ruh Master Tertinggi) mereka, mereka lalu dipindahkan ke lingkaran sirkuit kelima. Selain itu, dari penataan-penataan di sirkuit dalam Alam Semesta Sentral (Sya’arus) inilah lingkaran-lingkaran kemajuan dalam batin setiap pribadi telah diberi nama baru. Setelah para pendaki mencapai suatu kesadaran tentang Hakkimah (Supremasi/Kekuasaan tertinggi) dan dengan demikian disiapkan untuk petualangan keabadian, mereka akan dibawa ke sirkuit yang ke empat; dan setelah mencapai Ruhuliyyah (Ruh Tanpa Batas), mereka dipindahkan ke sirkuit yang ketiga. Lalu setelah pencapaian Nur Ilahi, mereka dibawa ke sirkuit yang kedua; dan setelah mereka dapat mengenali An-Nur, mereka berkunjung ke sirkuit dunia-dunia yang pertama, di mana mereka menjadi lebih akrab dengan para pengurus (tuan rumah) Afnahiyyah. Setelah itu, mereka akan dibawa ke dalam lingkup Afnahiyyah terluar untuk penyesuaian diri. Kedatangannya di sini menandakan penerimaan kandidat dari waktu itu ke dalam layanan khusus area dalam Afhaniyyah. Secara tanpa batas waktu, sesuai dengan panjang dan sifat kenaikan makhluk itu, mereka akan menunggu di sirkuit bagian terdalam untuk pencapaian keruhanian paling maju. Dari sirkuit bagian dalam ini para musafir yang “menaik” itu lewat ke arah dalam ke kediamannya di Afnahiyyah.

Catatan: Karena itulah, di Afnahiyyah atau tempat yang sejenisnya, seluruh penduduknya tetap digolongkan ke dalam beberapa kelas dan peringkatnya. Semua diukur lewat kemampuan batin dan kesadaran diri yang dimiliki oleh tiap-tiap pribadi.

Selanjutnya, selama perjalanan di Afnahiyyah sebagai musafir kenaikan, seseorang akan diizinkan untuk berkunjung secara bebas di antara dunia-dunia atau dimensi-dimensi kehidupan super di seluruh Afnahiyyah. Seseorang juga akan diizinkan untuk kembali ke planet-planet dari sirkuit Sya’arus yang telah dilalui. Semua ini dimungkinkan bagi mereka yang berkunjung di lingkaran Afnahiyyah tanpa perlu diubah-bentuknya. Para musafir waktu dapat melengkapi diri mereka untuk melintasi ruang yang “sudah dicapai” tetapi harus bergantung pada teknik yang sudah ditentukan untuk menempuh ruang yang “belum dicapai”; seorang musafir tidak bisa meninggalkan Afnahiyyah atau maju melampaui sirkuit yang ditentukan kepadanya tanpa bantuan dari seorang Entitas abadi dalam transportasi-teleportasi khusus. Hanya bagi yang terpilih saja yang bisa bertindak dengan sendirinya.

Sungguh betapa luar biasanya ciptaan HYANG ARUTA (Tuhan YME) jika di amati lewat pengetahuan yang lebih luas dan menyeluruh. Terlalu banyak ragam bentuk dan keunikannya, hingga teramat sulit untuk dijelaskan lewat kata dan tulisan. Hanya dengan melihatnya sendirilah akan dapat memahami yang sebenarnya. Namun hal itu justru teramat sulit dan sangat jarang terjadi bagi penduduk Bumi, terlebih yang kini sudah terlalu ateis dan materialistis.

Demikianlah tulisan ini berakhir. Mugia Rahayu Sagung Dumadi.. 🙏

Jambi, 23 Mei 2024
Harunata-Ra

(Cuplikan dari buku “Diri Sejati”, karya: Harunata-Ra)

Bonus instrumental:

Tinggalkan komentar