Ranting Kering

Posted on Updated on

ranting kering 1Betapa aku terlalu sombong dan percaya diri.
Padahal apa yang bisa dibanggakan?
Apa yang perlu dikagumi dalam tubuh yang fana ini?
Sebatang ranting jauh lebih berharga.
Karena ia terus menjalani takdirnya dengan tulus dan konsisten.
Tanpa ada protes atau penyelewengan.
Tetap jatuh ke Bumi, lapuk, dan sirna kembali menjadi tanah.

O.. Andaikan aku menjadi ranting kering yang tak dipedulikan.
Yang terbuang dan dilupakan oleh dunia.
Yang tak dikenal oleh siapapun manusia.
Yang mengais asa tanpa mengharapkan apa-apa.
Maka takkan ada lagi kegalauan dan hasrat kebesaran nama.
Sungguh indah, karena akan hadir kesempatan untuk kemurnian.

Namun sudah terlalu banyak aku merenung,
Hingga tak tahu apalagi yang harus direnungkan.
Sebab merenung dan renungan itu dua hal yang berbeda.
Renungan adalah dasar berpijak, sementara merenung adalah perjalanannya.
Keduanya perlu ada di waktu yang sama.
Sementara aku tak bisa lagi memiliki atau melakukannya.
Sungguh… Ooo sungguh…!?

Jambi, 08 April 2021
Harunata-Ra

Bonus instrumental:

3 respons untuk ‘Ranting Kering

    Nur asika himaya said:
    April 16, 2021 pukul 9:30 am

    MasyaAlooh …keren sekaligus sedih banget mas
    Sampe deg kulo mmbcnya
    Matur suwun sampun diingatkan terus2an enggih mas

    Tetap semangat enggih mas
    Apapun itu kehadiran dan keberadaan panjenengan karena sebuah ALASAN yg tidak diketahui oleh siapapun kecuali HYANG ARUTA sendiri

    Mugi2 segera berakhir sgl hal yg sedang terjadi ini ..aaamiin

      Harunata-Ra responded:
      April 17, 2021 pukul 6:39 am

      Okelah kalo gitu mbak.. Nuwun atas kunjungan dan suportnya ya.. 🙂

        Nur asika himaya said:
        April 17, 2021 pukul 11:40 am

        Enggih mas ,sami2
        Tapi kulo yg matur suwun sampun diizinkan untuk ikut mmpeljari ilmu2 terbaru dn yg sdh langka mas

Tinggalkan komentar