Quantum Energy (2)

Posted on Updated on

Wahai saudaraku. Setelah kita membahas hal yang besar-besar seperti Planet, Galaksi dan Alam Semesta pada tulisan yang berjudul ; Kekaisaran Jagat Raya (Empire Universe), maka di kesempatan kali ini kita akan melanjutkan pembahasan tentang hal-hal yang berukuran kecil. Bahkan sangat kecil untuk bisa dilihat oleh mata. Bahkan saking kecilnya sampai tak bisa lagi dilihat kecuali dengan menggunakan alat bantu atau melalui cara khusus (metafisika). Adapun tujuannya adalah untuk bisa lebih memahami tentang hakikat dari kehidupan dunia ini. 

Dan sebelum melangkah lebih jauh ke dalam pembahasannya, maka perlu dipahami bahwa dalam teori fisika quantum saat ini, disebutkan bahwa bagian terkecil dari benda adalah partikel dan ketika dibelah-belah lagi akan menjadi quanta dan yang terkecil disebut vibrasi atau getaran atau gelombang. Vibrasi adalah “kosong”, tetapi cerdas. Vibrasi sangat peka dalam menangkap pesan apapun yang diterima kemudian menarik benda atau sesuatu yang satu sifat dengannya. 

Makanya inti bahasan dari quantum energy itu adalah energi, namun dalam dunia mikroskopis yang tak kasat mata. Karena benda padat merupakan kumpulan dari molekul, sementara molekul berasal dari atom dan semua partikelnya, dan partikel sub atom yang sangat kecil berasal dari suatu energi alam vibrasi (getaran, gelombang) quanta. Benda padat, molekul, atom dan partikel adalah “benda yang bisa dilihat”, sementara quanta di alam energi adalah “vibrasi (getaran, gelombang) quantum yang tak terlihat”. Sehingga dari sinilah kita dapat memahami bahwa quantum energy itu memanglah sesuatu yang hebat dan luar biasa.

Catatan: Kata quantum itu berasal dari bahasa Latin yaitu quantus, yang berarti “seberapa besar” atau “seberapa banyak” atau “betapa hebat”, sementara energy bisa diterjemahkan sebagai energi atau sesuatu yang fundamental yang dapat bergerak, berpindah, berubah, namun tak bisa diciptakan atau dimusnahkan. Sedangkan dalam ranah fisika, quantum ini memiliki arti unit energi terkecil yang tak bisa dibagi lagi menjadi bentuk lebih sederhana. 

Nah, di pembahasan kita ini sengaja disampaikan beberapa informasi yang tak umum diketahui lantaran bersumber dari peradaban yang lain. Namun begitu, sebenarnya takkan jauh dari apa yang sudah diketahui oleh peradaban Manusia di Bumi saat ini. Hanya saja di sini ada beberapa hal yang menjadi pelengkap informasi dan keilmuannya – itu pun hanya sebatas 7 tahapan saja, tak bisa lebih dari itu karena untuk sekarang masih tidak diperlukan. Sehingga tak usah heran bila selanjutnya diberikan nama-nama atau istilah yang terasa asing. 

Ya. Truin (Atom) adalah unsur yang sangat kecil pembentuk sebuah benda yang masih bisa terlihat oleh mata – dengan bantuan alat mikroskop. Meskipun untuk satu helai rambut tebalnya setara dengan 500.000 Truin (Atom), namun Truin (Atom) itu sendiri bukanlah hal yang terkecil di dunia. Ada yang lebih kecil dari Truin (Atom), yaitu Iskil (Proton) dan Uskil (Neutron) – yang merupakan inti dari Truin (Atom) yang disebut Haikil (Nucleus) – serta Nekil (Electron). Dimana semuanya itu merupakan penyusun dari Truin (Atom) itu sendiri.

Benar-benar ukuran yang sangat kecil, namun begitu masih ada lagi yang lebih kecil dari Iskil (Proton) dan Uskil (Neutron), yang disebut Ainfu (Quarks). Adapun Ainfu (Quarks) ini merupakan unsur pembentuk dari Iskil (Proton) dan Uskil (Neutron) yang berukuran 10.000 kali lebih kecil dari Truin (Atom), dan memiliki 6 jenis yang berbeda (yaitu Up, Down, Strange, Charms, Bottoms dan Top). Dan sebenarnya masih ada lagi yang lebih kecil dari Ainfu (Quarks) yang disebut Sur’am (Planck Length). Saking kecilnya, jika sebutir pasir itu adalah Sur’am (Planck Length), maka sebuah Matahari adalah Ainfu (Quarks).

Catatan: Menurut pemahaman di Bumi sekarang, Planck itu adalah satuan muatan sekecil mungkin. Belum ditemukan yang lebih kecil dari itu. Satuan Planck dibuat karena mereka menyederhanakan banyak persamaan yang lebih mendasar — ​​jika Anda menuliskan persamaan Anda dalam satuan Planck, Anda dapat menghilangkan banyak konstanta fisik dan tidak perlu mengkhawatirkan dimensi. Selain itu, waktu Planck yang adalah 10^-44 dari satu detik adalah hasil pembagian panjang Planck yang amat kecil dengan kecepatan cahaya yang besar. Dengan kata lain, waktu Planck adalah durasi tersingkat yang dicatat oleh bidang sains pada masa kini.

Tetapi sebenarnya masih ada yang lebih kecil dari Sur’am (Planck Length) yaitu Druikal. Ukurannya seperti perbandingan sebuah Planet yang berada di luasnya Galaksi. Planet untuk sebuah Druikal sedangkan Galaksi untuk sebuah Sur’am (Planck Length). Dan tidak hanya sebatas itu, karena masih ada lagi yang lebih kecil dari Druikal yakni Undra. Dimana ukurannya seperti perbandingan antara sebuah Galaksi dengan Alam Semesta. Galaksi untuk Undra, sementara Alam Semesta untuk sebuah Druikal. Dan sebenarnya masih ada lagi yang lebih kecil dari Undra yaitu Nuars. Perbandingan ukuran dari keduanya seperti sebuah Galaksi untuk Nuars dan luasnya Multiverse untuk sebuah Undra.

Catatan: Sebenarnya pada tahap Druikal itu sudah memasuki apa yang sekarang disebut dunia Quantum. Sangat kecil untuk standar ukuran normal di muka Bumi ini, namun tidak berarti sempit bagi kehidupan di sana. Sangat komplek dan berlangsung terus menerus tanpa beristirahat.

Lalu kenapa harus dalam bentuk Galaksi yang jadi perbandingannya? Ya karena di dalam sebuah Druikal itu sendiri mirip seperti kondisi Galaksi yang berisi ragam bentuk dan jenis kehidupannya yang unik. Penuh dengan keindahan yang sulit dijelaskan lewat kata-kata. Namun itu sangatlah kecil dan tak bisa lagi dilihat dengan mata biasa walaupun dibantu oleh peralatan tercanggih saat ini. Hanya dengan cara kebatinan (metafisika, supranatural) baru akan terlihat. Itu pun tak semua pelaku kebatinan (spiritualis) yang bisa, sehebat apapun dia.

Sungguh, apa yang ada di dalam sana, terutama sejak di tahap Druikal, bukan dalam artian semakin sempit dan tak ada ruang yang memadai untuk bergerak. Justru seandainya Anda bisa mengecil dan masuk ke dalam sana, maka keadaannya tak jauh berbeda dengan apa yang bisa kita lihat dari muka Bumi ini. Terlebih ketika kita bisa langsung menyaksikan betapa luas dan beragamnya seisi Alam Semesta tanpa adanya hambatan. Atau dengan kata lain ibarat saat kita memandang ke atas dari muka Bumi ini, ke arah Langit dan memandangnya dengan jelas, sementara di sana terdapat triliunan benda-benda angkasa seperti Planet, Bintang, dan Galaksi. Nah di dalam Planet-Planet itu ada pula beragam jenis makhluk hidup, lengkap dengan bentuk kehidupannya yang komplek, sehingga menambah keindahan dan kesempurnaannya.  

Dan memang di satu sisi akan terasa lebih mengagumkan, karena di sana itu sifat materi sangat berbeda dari apa yang ada di Bumi ini. Bahkan hukum-hukum fisika seperti hukum gerak dan gravitasi newton, hukum archimedes, hukum boyle, hukum dalton, hukum faraday, hukum pascal, dan hukum galilei, menjadi tak berlaku lagi alias hanya sebagiannya saja atau bahkan tidak bisa lagi diterapkan. Sebab di sana itu pada dasarnya punya hukum dan aturan alamnya sendiri yang sangat berbeda dari dunia kita ini. 

Selain itu, jenis ruang dan waktu di sana menjadi sangat berbeda dan tentunya relatif. Karena jika Nekil (Electron) mampu bergerak dengan kecepatan sekitar 5×10^4 meter/detik alias 50.000 meter/detik, maka apa-apa yang ada di dalam Druikal, Undra, apalagi Nuars justru bergerak dengan kecepatan yang sangat mengagumkan, alias jauh lebih cepat berkali-kali lipatnya. Sehingga karena saking cepatnya, malah terlihat seperti tidak bergerak sama sekali. Ini mirip dengan perjalanan yang bergerak melebihi kecepatan cahaya. Dimana siapapun yang mengalaminya akan merasa seolah-olah ia sedang tidak bergerak, karena lebih seperti berpindah-pindah saja. Makanya, di dalam Druikal, Undra apalagi Nuars, secepat apapun pergerakan di sana (menurut standar ukuran kita di sini) maka terasa seperti tak bergerak sama sekali. Kalau pun bergerak, akan terasa seperti biasa saja alias normal. Dan siapapun yang berada di sana, ia akan merasa seperti di muka Bumi ini saja. Pergerakan massa benda dan waktunya akan tampak normal seperti biasanya di sini. Hanya jika dibandingkan dengan standar keadaan di Bumi, maka semuanya akan berbeda baik dalam hal waktu dan tentulah massa bendanya. 

Catatan: Dengan suhu 20 °C (68 °F) dan kondisi atmosfer normal, kecepatan suara adalah 343 meter/detik (1.238 km/jam),  sementara kecepatan Nekil (Electron) sama dengan 50.000 meter/detik. Artinya, kecepatan Nekil (Electron) itu sama dengan 146 kali lebih cepat dari pada kecepatan suara. Nah bandingkan dengan kecepatan pesawat jet tempur yang bernama NASA/USAF X-15. Dimana pesawat ini telah memegang rekor sebagai pesawat jet tempur tercepat di dunia saat ini dengan kecepatan terbang mencapai Mach 6.72 atau 7.274,2 km/jam. Dengan kata lain pesawat tercanggih itu hanya mampu terbang kurang dari 7 kali kecepatan suara. Sangat lambat bila dibanding dengan kecepatan Nekil (Electron). 

Dan perlu diketahui, bahwasannya di sana, ketika seseorang bisa menjadi sangat kecil melebihi kecilnya energi, maka apa yang disebut dengan Druikal, Undra, atau bahkan Nuars, terasa jadi sangat luas. Layaknya Manusia yang tinggal di Bumi ini, maka apa yang disebut dengan Druikal, Undra, dan Nuars itu menjadi seperti keberadaan Alam Semesta sendiri-sendiri. Karena sesungguhnya, di saat bisa melihat Druikal dan masuk ke dalamnya saja, itu berarti sudah menembus batas ruang dan waktu. Dengan kata lain, telah berhasil memasuki dimensi lain dari kehidupan dunia ini. Dan semakin kecil ukuran materinya, pada hakikatnya akan semakin luas pula ukuran dimensinya. Artinya di sana itu apapun menjadi terbalik – dalam ukuran, sifat, dan skala massanya – dengan apa yang ada di tempat kita sekarang ini. Demikianlah Hyang Aruta (Tuhan YME) mengaturnya sejak awal penciptaan. 

Catatan: Jika sebuah materi terkecil dibelah dengan alat pemecah atom particle accelerator sampai tak terlihat sehingga berubah menjadi energi yang terhalus, dan energi terhalus itupun diusahakan dibelah lagi sampai akhirnya seolah-olah lenyap menghilang, maka itu sebenarnya tidak menghilang. Itulah yang disebut sebagai bentuk kehidupan Dimensi lain, yang bahkan segala sifat ruang dan waktunya menjadi sangat berbeda. Artinya, energi yang sangat halus tersebut merupakan “pintu gerbang” untuk bisa memasuki Dimensi lainnya. Hanya saja untuk saat ini kemajuan teknologi Manusia belum sampai kesana – belum dapat memasuki Dimensi lain itu. Sebaliknya, dengan menggunakan ilmu yang bersifat metafisika (kebatinan), para leluhur kita dulu sudah bisa melakukannya. Banyak dari mereka itu yang bisa menghilang, berteleportasi, dan berpindah-pindah Dimensi kehidupan dengan sukses. Di antara penyebab utamanya adalah mereka bisa mengendalikan dan menyatukan dirinya dengan energi alam. Yang tentunya dengan terlebih dulu sudah bisa menyatu dan mengendalikan berbagai elemen alam (tanah, air, api, udara, petir, ether, dll). Hal ini seperti yang dijelaskan pada tulisan yang berjudul Sumaruya dan Gundayatra : Jalan keabadian manusia dan An-Dhasruhim : Ilmu andalan kesatria pilihan.

Tidak hanya itu, karena sebenarnya para leluhur kita dulu ada juga yang sudah bisa memasuki dimensi Druikal, Undra, dan Nuars itu lewat jalan menciptakan teknologi yang super canggih – karena bisa dijalankan lewat kesadaran pikiran, tidak lagi manual dengan fisik. Hal ini jelas di luar batas peradaban Manusia sekarang. Karena syaratnya pun harus sudah terlebih dulu bisa menciptakan mesin waktu dan alat teleportasi. Keduanya pun harus telah biasa digunakan untuk lebih memahami tentang prinsip antar ruang dan waktu. Dan tanpa keduanya itu, bisa dipastikan takkan sukses bahkan untuk sekedar bisa memasuki dimensi Druikal

Namun sayang, apa yang telah berhasil di lakukan oleh para leluhur kita dulu justru tak lagi diperhatikan. Sering diremehkan, lantaran dikira hanya sebatas dongeng dan mitos, atau bahkan selalu dianggap sesat dan kafir. Padahal apa yang mereka lakukan saat itu hakikatnya justru sedang gigih membuktikan kebenaran Tuhan dalam sifatnya Yang Maha Pencipta dan Mengatur segalanya dengan sangat komplek. Caranya memang terlihat unik, bahkan seolah-olah bertentangan dengan pemahaman ilmu sekarang. Padahal tak ada yang salah, tak ada pula yang aneh. Cuma taraf keilmuan peradaban saat ini saja yang belum sampai kesana. Dan yang pasti, ada lebih banyak hal yang tak diketahui dari pada yang diketahui. Bahkan masih sangat banyak lagi bentuk dan jenis ciptaan-NYA yang sama sekali belum dipahami selama ini. 

Catatan: Jika ada peradaban maju yang hancur di zaman dahulu, maka akan ada pula peradaban maju yang hancur pada masa depan. Bayangkan, jika terjadi bencana dahsyat seperti perang nuklir atau komet yang jatuh di kutub, yang menyebabkan permukaan air laut naik secara frontal hingga melenyapkan 90% manusia yang ada. Lalu karena tak adanya sumber daya tertulis akibat terkena bencana besar itu, pada akhirnya peradaban setelahnya akan melupakannya. Seribu tahun berikutnya, anak cucu hanya akan menganggap bahwa cerita tentang canggihnya peradaban leluhurnya di masa lalu sebagai dongeng atau kisah mitologi dan fantasy belaka. Dan itulah yang terjadi di masa kini, di tengah-tengah kita. 

Demikianlah tulisan ini berakhir. Mugia Rahayu Sagung Dumadi.. 🙏

Jambi, 21 Desember 2022
Harunata-Ra

Bonus instrumental: 

 

Tinggalkan komentar