Peradaban Tinggi Bangsa Lemuria

Posted on Updated on

Tulisan kali ini masih seputar sejarah, sosiologi, antropologi dan arkeologi. Dan yang akan kita telusuri adalah tentang peradaban bangsa Lemuria. Sebuah bangsa yang besar dan diyakini pernah mendiami wilayah (benua) di sekitar samudera Pasifik. Peradaban mereka sangat tinggi, namun karena satu dan lain hal, seperti peperangan dan bencana alam, maka peradaban ini pun hancur dan hilang di telan waktu. Hingga yang tersisa kini adalah tanda tanya besar dan masih tersaput kabut misteri.

Untuk mempersingkat waktu, mari ikuti penelurusan berikut ini:

1. Latar belakang
Lemuria merupakan peradaban kuno yang muncul terlebih dahulu sebelum Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria di sekitar 75.000 SM – 11.000 SM. Jika kita lihat dari periode itu, bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.

Gagasan tentang benua Lemuria seharusnya terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno. Ini dapat kita peroleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis pada abad ke-19 yang mengadakan penelitian terhadap situs-situs purbakala peninggalan bangsa Maya di Yucatan. Informasi tersebut diperoleh setelah keberhasilannya menerjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan bangsa Maya.

Dari hasil terjemahannya, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis). Namun dikatakan juga, bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dahsyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.

Hingga saat ini, letak dari benua Lemuria pda masa silam masih menjadi sebuah kontroversi. Namun berdasarkan bukti arkeologi dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik (sekitar Indonesia sekarang). Banyak arkeolog mempercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria. Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.

Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap di pulau-pulau di sekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahulu kala pernah ada sebuah daratan besar di Pasifik yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dahsyat (tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan.

Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis, memiliki tanah yang subur, masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam. Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu terobosan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi mereka. Seperti banyak diketemukan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi, bahwa bangsa lemuria dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka. Edgar Cayce, seorang spiritual Amerika melalui channeling-nya berkali-kali mengungkapkan hal yang sama.

Kuil-kuil Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa yang dikelilingi crystal-crystal lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan. Banyak info mengenai Atlantis dan Lemuria diperoleh dengan meng-channel crystal-crystal ‘old soul’ yang pernah dipergunakan pada kedua zaman ini. Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik, teknologi dan gemar berperang, Bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi, sangat damai dan bermoral. Menurut Edgar Cayce, munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa di dunia, di antaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat.

Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik, invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan. Karena sifat dari Lemuria yang menjunjungi tinggi konsep perdamaian, mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih Atlantis, sehingga dalam sekejap, Lemuria pun jatuh ke tangan Atlantis. Para Lemuria yang berada dalam kondisi terdesak, akhirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi, mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugusan bintang Pleiades).

Mungkin kisah para Lemuria yang meninggalkan bumi untuk menetap di planet lain sedikit tidak masuk akal, tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju, penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan di jauh-jauh hari. Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini, belum bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan.

Dari sekelumit kisah yang terurai di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa para Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang dialami oleh para Atlantean, namun karena peranglah yang membuat sebagian dari mereka berguguran. Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis, otomatis wilayah Lemuria dikuasai oleh para Atlantean, sampai saat akhirnya daratan itu diterpa oleh bencana yang sangat dahsyat yang kemudian menenggelamkan bersama beberapa daratan lainnya, termasuk di antaranya Atlantis itu sendiri.

Bangsa Lemuria sebenarnya bisa dikatakan bangsa yang juga mengagungkan keberadaan Matahari sebagai dewa atau penolong mereka. Menurut Churchward, hampir seluruh peradaban Lemuria tinggal di rumah dengan atap yang tembus pandang. Mereka selalu bebas dari stress dan penyakit, serta mampu berusia hingga ratusan tahun. Mengembangkan kemampuan E.S.P-nya (Extrasensory Perception—indra ke-6) selama hampir 40.000 tahun dan digunakan dalam pergaulan sehari-hari serta dalam penelitian-penelitian. Dengan evolusi kemampuan selama berabad-abad, bangsa Mu (Lemuria) memperoleh reputasi sebagai ahli telepati, berpindah tempat antar bintang, dan teleportasi. Semua ini menyebabkan tidak dibutuhkan kendaraan pada peradaban mereka.

Hampir semua ilmuwan yang menulis kisah tentang bangsa Lemuria mengatakan bahwa mereka secara umum merupakan bangsa yang vegetarian, hidup bercocok tanam, hidup di luar (outdoor), memiliki budaya untuk hidup seimbang dengan alam dan bumi, serta hanya menggunakan sedikit teknologi keilmuan. Bangsa Lemuria lebih berkonsentrasi dalam bermeditasi dan pengembangan ESP.

Rata-rata bangsa Lemuria tidak berminat pada teknologi bangsa Atlantis dan lebih memilih untuk bereksperimen dengan energi psikis untuk memindahkan objek (dibuktikan oleh Uri Gellar dalam risetnya di Stanford University pada tahun 1970-an), meskipun mereka juga menggunakan gelombang dengan frekwensi tinggi, tenaga matahari, energi crystal, dan teleportasi untuk membuat dan memindahkan objek.

Sebuah laporan mendeskripsikan ujian-ujian yang harus dilakukan sebelum menikah pada bangsa Lemuria (ditulis oleh seorang pria bernama Cerve, seorang ahli sejarah Resucrucian). Para tetua menyuruh pria dan wanita untuk memberikan semua harta bendanya hingga mereka tidak memiliki apa pun tanpa pakaian, makanan, rumah/tempat tinggal untuk berteduh, ataupun alat-alat.

Wanita dan pria itu kemudian ditinggalkan di hutan belantara selama sebulan (28 hari) tanpa pakaian. Dalam jangka waktu itu, mereka harus membuat tempat berteduh, membuat sendiri pakaian mereka, mencari makanan mereka sendiri, membuat peralatan, dan memberikannya untuk pasangannya tanpa terlibat dalam adu argument dan tanpa ada pikiran buruk antara mereka berdua. Jika mereka dapat melalui ujian (test) tersebut, maka mereka akan dinikahkan dan harta benda mereka yang sebelumnya akan dikembalikan kepada mereka. Namun, jika ujian (test) tersebut gagal mereka jalankan, maka mereka tidak akan dinikahkan.

2. Migrasi
Bangsa Lemuria bermigrasi dari Benua Mid-Pasifik ke Benua Atlantis dimana mereka dikabarkan berevolusi menuju kesempurnaan. Bukti-bukti peninggalan menggambarkan adanya penemuan-penemuan yang mengagumkan, yang tampak seperti cerita fiksi ilmiah. Lampu yang menyala terang selama ribuan tahun tanpa dirawat, yang diceritakan oleh banyak sekali penulis kuno, adalah salah satu peninggalan dari Atlantis. Beberapa dari “lampu ajaib” ini masih menyala ketika penjelajah Spanyol menemukannya di pelosok hutan Amazon dari 10.000 tahun kemudian! (didokumentasikan dalam buku Robber Charroux’s).

Peneliti sejarah kuno menemukan “lampu ajaib” masih menyala di Mesir (yang merupakan koloni Atlantis yang bernama Luxor) lebih dari 9 abad setelah banjir, di pintu kuil yang dilaporkan dapat membuka dan menutup secara otomatis, dan di jaga oleh robot-robot.

3. Aksara Lemurian
Bangsa Lemuria mempunyai huruf dan angka tersendiri yang dikenal dengan tulisan Lemurian. Huruf Lemurian merupakan huruf yang pertama kali digunakan dan menjadi cikal bakal huruf yang dipakai kita sekarang ini, mulai dari huruf latin, arab, dan lain sebagainya. Huruf Lemurian bukanlah huruf biasa. Huruf ini sejalan dengan naik turunnya gelombang pikiran dan kode gen manusia. Huruf Lemurian adalah gambaran dari gelombang otak, bahasa telepati, pergerakan air, dan pancaran kekuatan, gelombang, frekwensi dan semua yang bersifat alami.

Gambar 1: Huruf Lemurian

Dalam penulisan huruf Lemurian, tidak dikenal huruf besar maupun huruf kecil. Semua cara penulisannya sama. Penulisan huruf dimulai dari kanan ke kiri. Membacanya pun dimulai dari kanan ke kiri juga. Hal ini mengikuti pergerakan alam semesta yang bergerak dari kanan ke kiri.Untuk penggunaan tanda baca (.,? / :;&) ( ) digunakan tanda baca yang lazim dipakai sesuai kebutuhan.

Gambar 2: Contoh penulisan aksara Lemurian

Angka Lemurian dimulai dari 0 sampai dengan angka 5. Sama seperti huruf Lemurian, cara menulis dan membacanya dimulai dari kanan ke kiri. Angka NOL (0) sudah ada sejak zaman Bangsa Lemuria. Berbeda dengan angka Bangsa Romawi yang tidak mengenal angka NOL (0). Hal ini dikarenakan NOL (0) seperti keadaan kosong dan kosong harus dilambangkan. Sebenarnya angka itu dimulai dari NOL (0) bukan dari SATU (1), karena sebelum adanya 1 kondisi nya masih kosong dan ini dilambangkan dengan NOL (0). Sistem angka lemuria juga berhubungan dengan suara alam nada Pentatonik. “Penta” artinya Lima (5), namun jelas nada da mi na ti la da tidak seperti nada pentatonik pada zaman sekarang.

Gambar 3: Angka Lemurian

4. Penutup
Sederetan huruf dan angka Lemurian saja bisa mempengaruhi gelombang otak manusia pada saat proses membacanya. Lantas bagaimana dengan bentuk kemajuan peradaban yang dimiliki oleh bangsa ini? Tentu akan banyak lagi keunikan dengan tingkat kemajuan yang melebihi peradaban moderen kita. Ini sekaligus menunjukkan bahwasannya sebagai seorang yang beriman, maka janganlah bersikap sombong dan takabbur dalam setiap pencapaian. Karena itu akan membawa kita pada sifat kufur dan kembali pada kehancuran.

Yogyakarta, 28 Januari 2012
Mashudi Antoro (Oedi`)

Tulisan terkait: Misteri peradaban Lemuria [baca…]

Referensi:
* http://id.wikipedia.org/wiki/Lumeria
* http://izlanlemuria.blogspot.com/2011/11/mengenal-huruf-dan-angka-lemurian.html

43 respons untuk ‘Peradaban Tinggi Bangsa Lemuria

    Panca said:
    Januari 29, 2012 pukul 2:49 pm

    Menurut buku karangan Prof Arysio Santos, Atlantis The lost Continent Finally Found, seorang Geolog & Fisikawan Nuklir asal Brazil, dalam penelitiannya tentang Atlantis selama 30 tahun Atlantis dinyatakan bahwa Atlantis adalah Nusantara. Dan Atlantis pernah dihuni oleh beberapa generasi.

    Generasi pertama -yang diyakini dihuni oleh bangsa Lemuria- hancur akibat meledaknya gunung Toba pada 75.000 tahun silam. Dan generasi ke dua hancur lagi akibat meledaknya gunung Krakatau.

    Ciri ciri Atlantis adalah Nusantara sesuai dengan ciri ciri yang dikatakan oleh Plato dalam bukunya yang berjudul Timaeus dan Critias.

    DS.

      oedi responded:
      Januari 29, 2012 pukul 4:14 pm

      Ya apa yang Anda katakan – bila menyangkut Atlantis – saya pun meyakini hal itu. Tapi utk Lemuria mungkin agak sedikit berbeda sudut pandangnya.
      Yang jelas butuh lebih banyak lagi kajian dan referensi untuk bisa menyibak tabir misteri masa lalu itu, khususnya kedua peradaban ini. Karena entah mengapa, bahkan saya meyakini keduanya (Lemuria dan Atlantis) memanglah nenek moyang kita, yang dulu pernah sampai pada puncaknya peradabannya dan pernah menjadi pusat/asal peradaban di dunia, tapi karena ulah mereka sendiri pula (rusaknya akhlak dan keserakahan) maka semuanya di hancurkan oleh kekuatan Tuhan, melalui alam semesta-Nya.
      Terimakasih karena masih mau berkunjung di blog ini, semoga tetap bermanfaat… 🙂

        bachri said:
        April 15, 2012 pukul 9:45 pm

        aku jg pengen mas ada teleportase
        jd bisa pindah ke lain lai t4 deh hi hi
        bahri

        oedi responded:
        April 16, 2012 pukul 4:08 am

        Hehe.. sama tuh, saya juga pengen ada skr… biar lebih keren utk menjelajah lebih jauh… 🙂
        Okey.. makasih utk kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    Misteri Peradaban Lemuria « Perjalanan Oedi_ku said:
    Januari 29, 2012 pukul 4:28 pm

    […] Tulisan terkait: Peradaban tinggi bangsa Lemuria [baca…] […]

    Andika said:
    Januari 30, 2012 pukul 5:41 am

    wah satu lagi misteri masa lalu ini perlahan-lahan terkuak… sungguh peradaban yang maju dizaman itu, ternyata sudah memiliki tulisan sendiri. tulisannya hampir mirip ma tulisan hancaraka ya mas…tapi mirip sandi juga unik tulisannya
    untuk angkat mirip tulisan bangsa crypton (superman) di serial smallvile hehehehe

    makasi ya mas linknya… ditunggu info yg laennya

    beny said:
    Februari 3, 2012 pukul 3:50 am

    makasih mas link nya..hebat ya mas kedua bangsa ini seandainya bangsa kita bisa kayak ke dua bangsa di atas pasti bisa membangun peradaban yang se imbang..terimakasih mas infonya 😀

      oedi responded:
      Februari 3, 2012 pukul 9:49 am

      Iya Ben sama2lah.. semoga tetap bermanfaat.. 🙂
      Ya begitulah masa lalu, ternyata mereka memiliki kemampuan yang luar biasa, bahkan mengalahkan kita di zaman sekarang… hmm.. bangsa kita itu sebenarnya bisa dan mampu kok, cuma saja hingga kini masih gak mau kok…

        bachri said:
        April 15, 2012 pukul 9:48 pm

        mas boleh knalan donk , sms y k no ini, en kasih nama mas? terima kasih 085726149077
        oy mas kayanya bangsa kita bisa lebih maju dr pada amerika yg udah bisa teleportase lewat film STAR TREK, SBENErnya gimana shh telepati itu??

        oedi responded:
        April 16, 2012 pukul 4:12 am

        Oh sangat boleh berkenalan.. malah saya senang banget.. tapi.. sebaiknya kita cukup berkenalan lewat media maya ini saja, atau kalau mau add facebook saya saja dg nama Mashudi Antoro. 🙂
        Saya yakin, bahwa suatu saat nanti (tidak akan lama lagi) bangsa ini InsyaAllah akan bangkit dan meraih kejayaannya seperti dimasa lalu… jadi tentunya akan mengalahkan kemajuan peradaban USA. Kita tunggu aja.. 🙂
        Okey… makasih atas kunjungan, dukungannya dan komentar yg kesekian kalinya ini.. semangat 🙂

    Jean said:
    Februari 7, 2012 pukul 12:31 am

    Minta petunjuk dikit bang Oedi :

    1. Istilah “Chanelling” itu maksudnya apa?

    2. Mengenai abjad, angka, dan contoh script itu, apakah emang ada bukti berupa manuskrip yang ditemukan? Soalnya agak janggal.

    Kalau berasumsi bahwa Lemuria itu adanya di wilayah Nusantara, maka meski kebudayaannya sudah punah, tapi paling tidak ada sisa2 jejaknya, khususnya dalam abjad dan penulisan… Nah setau saya (semoga ga sotoy alias sok tau), penulisan aksara2 yang ada di nusantara tidak bersambung dan arah tulisannya dari sebelah kiri ke kanan, seperti dicontohkan di atas. Gaya penulisan yang dicontohkan itu tepatnya lebih mirip tulisan orang Eropa abad pertengahan

    Khusus mengenai angkanya, bentuknya memang mirip dengan pola abjad (bukan angka) Lontara Makassar, yaitu bentuk belah ketupat sebagai dasarnya. Juga mirip dengan abjad Minang.

    Sedangkan kalau abjadnya sendiri, bentuknya terlalu jauh dari aksara Pallawa atau Sanskrit… Menurut saya lebih mirip dengan Aksara Phoenician yang merupakan cikal bakal abjad Yunani, hingga menjadi abjad modern yang kita kenal sekarang ini… Dan perlu dicatat, abjad modern yang kita pakai sekarang bukanlah warisan Nusantara zaman dulu.

    Apalagi dalam contoh abjad di atas ada simbol “omega” segala… trus ada abjad “X” dan “Z” yang rasanya jarang atau hampir tidak pernah ada dalam lafal abjad nusantara, baik yang kuno maupun yang sudah mengalami perubahan bentuk … terlebih lagi, abjad2 nusantara mewakili lafal berupa suku kata (silabel), misalnya Ha, Na, Sa, Ta, Ka, dst…

    Jangan2 sampel abjad dan tulisan di atas, cuma akal-akalan ilmuwan barat untuk secara halus mengarahkan ide bahwa Lemuria adalah peradaban nenek moyang mereka…

    Menurut penilaian Bang Oedi gmn? Bagi idenya bang… Thx ^_^

      oedi responded:
      Februari 9, 2012 pukul 8:38 pm

      Oh channeling itu secara bahasa artinya penyaluran, dan yg dimaksudkan di tulisan ini adalah melalui indra keenam si ahli spiritual tersebut…
      Wah sepertinya saya gak perlu lg banyak menjelaskan kepada Anda, karena sepertinya sudah paham banget dengan itu… tapi perlu diingat, bahwa bahasa dan peradaban Pallawa itu ada di tahun berapa sih? jadi terlalu muda untuk bisa dikaitkan/dibandingkan dengan peradaban Lemuria yang diperkirakan ada di sekitar 75.000-11.000 SM. Tingkat kecerdasan dan kemampuan mereka pun jelas tidak sama dengan berbabagai alasan, seperti ukuran tubuh khususnya otak, sehingga jelas beda pula kecerdasan dan kemampuan raganya.
      Dan ingat juga bahwa janganlah selalu mengaitkan/membandingkan sebuah peradaban itu dengan gambaran yang ada di India, Mesir dan Eropa, dimana sisa-sisa peradaban mereka masih terlihat jelas hingga sekarang karena disana jarang ada bencana dahsyat, sedangkan di Nusantara yang jelas sekali di wilayah “Ring of Fire” maka akan banyak terjadi bencana dahsyat seperti letusan gunung Toba, Bromo purba, Tambora dan Krakatau yang bahkan menyebabkan perubahan iklim dunia.
      Setiap peradaban itu ada masa kehancurannya, dan mengenai peradaban Lemuria atau juga Atlantis ini maka mereka pun sama yaitu pernah sampai pada puncaknya dan kemudian hancur tak berbekas, apalagi tempat mereka adalah di sekitar wilayah Nusantara yang jelas sekali adalah “Ring of Fire”. Sehingga sangat sedikit data-data dan informasi yang bisa kita gali tentang mereka. Tapi bukan berarti tidak ada kan?
      Jadi perlu lebih banyak lagi menggali data dan baca informasi sejarah dan arkeologi…
      Terimakasih atas kunjungannya, maaf bila kurang memuaskan… semoga bermanfaat.. 🙂

        bachri said:
        April 15, 2012 pukul 9:50 pm

        ni orangnya pada kuliah d arkeologi yh? ak gx tau

        oedi responded:
        April 16, 2012 pukul 4:15 am

        Hmm.. kalau saya sih gak pernah kuliah di jurusan itu, cuma seneng aja dg sejarah dan arkeologi… gak tau kalau mas/mbak Jean 🙂

    arif said:
    Februari 7, 2012 pukul 2:44 am

    @jean ok juga penilaian anda, salah satunya agak mirip tulisan lontar

      oedi responded:
      Februari 9, 2012 pukul 8:48 pm

      Hmm… adalah wajar beberapa tulisan/aksara itu memiliki kemiripan bentuk, tapi ingat tidak berarti memiliki arti/makna yang sama. Contoh saja antara aksara latin dengan aksara rusia, beberapa ada kemiripannya namun bukan dalam makna setiap aksaranya..
      Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    Jean said:
    Februari 10, 2012 pukul 11:03 am

    @Bang Oedi & Arif: makasih tanggapannya… Pada dasarnya saya se-ide dgn bang Oedi… bahwa kemungkinan besar, keberadaan Lemuria dan Atlantis adalah di wilayah Nusantara… Hanya saja saya agak terganggu (bertanya2) mengenai beberapa hal yang mengacaukan Spekulasi (yg saya setujui) bahwa Lemuria + Atlantis = Nusantara.

    Misalnya:
    1. Dalam literatur sejarah Nusantara, budaya kita, utamanya bahasa dan tulisan, adalah bawaan dari luar Nusantara. Seperti aksara Pallawa, yang katanya bawaan dari India, sebagai aksara tertua di Nusantara. Ini kan berlawanan dengan ide bahwa pusat kebudayaan dulunya berada di Nusantara, yang karena sesuatu alasan, terpencar ke berbagai penjuru dunia.

    Keluar topik dikit, saya jadi ingat dengan satu fenomena lucu… Di Jawa, ada produsen tasbih yang katanya untuk diekspor ke negeri Arab. Kemudian, jamaah haji dari Indonesia membeli dan membawa pulang kembali ke Indonesia sebagai oleh2, dengan kepercayaan bahwa barang tsb adalah produk dari tanah suci.

    Kalau saya coba bandingkan, apakah mungkin fenomena “tasbih” ini kurang lebih sama dengan fenomena budaya Nusantara.

    2. Saya juga bertanya2, apakah pada waktu terjadi bencana besar, seluruh wilayah nusantara menjadi hancur dan tidak ada tempat yang tersisa untuk dihuni, sampai2 para penduduk Lemuria/Atlantis harus berpencar ke tempat2 yang sangat jauh dari wilayah Nusantara??

    Ini saya dasarkan dari teori sejarah yang mengatakan bahwa aksara Pallawa adalah aksara tertua di Nusantara (maaf kalau salah), berarti sebelum aksara Pallawa, tidak ada aksara lain di Nusantara…

    Nah, coba kita asumsikan bahwa penduduk Atlantis/Lemuria kembali pulang ke Nusantara setelah bencana berakhir dan membangun kembali peradaban mereka, apakah mereka harus lupa dengan bahasa dan aksara asli mereka sendiri? sampai2 mereka tidak mengenal aksara, sebelum Pallawa masuk ke Nusantara?

    Atau jangan2 aksara pallawa hanyalah aksara yang pulang kembali ke tempat asalnya? well… who knows…

    =================

    Mengenai istilah “Channeling” saya coba konfirmasikan dulu, takutnya saya salah paham dgn maksudnya… Jadi kalau memang istilah “Channeling” di sini merujuk pada kemampuan paranormal, seperti “Trawangan” saya rasa ini tidak bisa dijadikan bukti ilmiah… Kalaupun para ilmuwan menggunakan jasa mereka untuk membantu penelitian, hasil temuan paranormal ini hanya bisa dijadikan sebagai “titik cari” yang memudahkan penelusuran para peneliti untuk menemukan bukti2 yang mengarah ke temuan sang paranormal. Kalaupun bukti ilmiah belum ditemukan, pendapat paranormal tidak memenuhi syarat untuk dijadikan teori sementara.

    Soalnya, kalau memang kemampuan paranormal betul2 bisa diandalkan, tentunya Pyramid Mesir sudah tidak menjadi misteri besar lagi kan?

    Mengenai aksara, saya berpendapat begini :
    Memang benar bahwa aksara turunan dapat mengalami perubahan bentuk dan pergeseran makna dari aksara aslinya… tapi tentunya tidak bisa menghilangkan keseluruhan ciri aslinya…

    Karena Lemuria/Atlantis diasumsikan berada di wilayah Nusantara, tentunya penelusuran aksaranya pun harus disesuaikan dengan aksara2 kuno yang ada di Nusantara.

    Kalaupun, aksara kuno (yg paling tua adalah Pallawa) yang dikenal di Nusantara juga merupakan aksara turunan dari aksara Lemuria/Atlantis asli… tetap saja harus memiliki kesamaan ciri dengan aksara yang diklaim ilmuwan barat sebagai aksara Lemuria, meski kesamaan itu sangat tipis adanya…

    Dari dasar pemikiran ini, saya bertanya mengenai aksara temuan barat tersebut? karena saya tidak melihat adanya kemiripan sedikitpun dengan aksara2 kuno yang ada di Nusantara, seperti yg saya coba kemukakan di comment sebelumnya:
    – gaya penulisan dari kiri ke kanan, bukan sebaliknya.
    – setiap simbol mewakili bunyi berupa silabel, dimana bunyi konsonan langsung disertai dengan bunyi vokal (Ba, Ha, Sa, dst…).

    Jadi perlu dipertanyakan, di mana aksara itu mereka temukan? atau lebih jauh lagi, benarkah mereka menemukannya?

    Saya sadar, bahwa pertanyaan2 ini lebih cocok ditujukan kepada pihak yang mengklaim aksara Lemuria tsb. Bukannya ke Bang Oedi, hehehe…

    Tapi gpp kan bang, kalo kita berbagi ide di blog abang… saya perlu tau pendapat orang lain… itung2 bisa ngisi ruang2 kosong dalam pengetahuan saya… Dan maaf kalo kepanjangan ya bang… terlalu semangat mungkin… hehehe… makasih ^_^

      oedi responded:
      Februari 10, 2012 pukul 3:49 pm

      Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bermanfaat… 🙂

    NENU KEN WISHNU said:
    Februari 11, 2012 pukul 5:27 pm

    Apakah mahluk alien mengerti tulisan lemuria dengan ejaan bahasa indonesia?

      oedi responded:
      Februari 11, 2012 pukul 9:14 pm

      Wah saya kurang tahu soal itu.. perlu ketamu dan nanya langsung ke mas aliennya dulu.. hehe.. 🙂
      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    alex martikno said:
    Februari 15, 2012 pukul 10:57 am

    coba buka kitab AL YAWAKEET WALJAWAHIR bang oedi, saya yakin bang oedi pasti tau kitab tua itu…………
    mungkin bisa untuk tambahan referensi bahasan mengungkap LEMURIA atau ATLANTIS.
    andai kata prof. santos seorang muslim mungkin setelah membaca kitab itu akan ada sedikit titik terang dari hipotesanya.

    salam……….

      oedi responded:
      Februari 17, 2012 pukul 7:16 am

      Okey.. terimakasih atas kunjungan dan masukannya, segera akan saya coba baca itu kitab.. semoga mendapatkan lebih byk lagi penjelasannya… 🙂

    Falsafah Hidup Orang Jawa | Bayt al-Hikmah Institute said:
    Februari 21, 2012 pukul 2:28 am

    […] Saya orangnya apa adanya… dan untuk lebih jelasnya baca saja di halaman “Tentang_ku” di blog ini. Lihat semua tulisan oleh oedi » 10 CommentsPosted by oedi pada Januari 16, 2012 in Info Terbaru, Tulisan_ku ← Hikayat Cinta Sejati Peradaban Tinggi Bangsa Lemuria → […]

    NENU KEN WISHNU said:
    Februari 26, 2012 pukul 11:06 am

    Kalau Prabu Silihwangi keturunan dari Bangsa Lemurian atau Atlantis?

      oedi responded:
      Februari 28, 2012 pukul 2:40 pm

      Hmm… bisa iya tapi bisa juga enggak… tapi yang jelas beliau itu adalah keturunan raja-raja dari kerajaan Galuh, lalu dari kerajaan Salakanegara, lalu dari kerajaan Pallawa, lalu dari kerajaan Persia dan kerajaan Babylonia…
      Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

        bachri said:
        April 15, 2012 pukul 10:09 pm

        duh jan, komenne dawa pisan oy, suatusaat aku pengen ada tulisan yg bisa ngomong jd kita tinggal klik wat ngedengerin

        oedi responded:
        April 16, 2012 pukul 4:17 am

        Hehe… panjang2 ya komentarnya? ya biar makin seru… hehehe.. 🙂
        Okey, sekali lagi makasih atas komentarnya, tetap semangat.. 🙂

    nahdiatul husna said:
    Mei 5, 2012 pukul 9:57 am

    syukran yaa infonya, ana banyak dapat ilmu nih, 🙂

      oedi responded:
      Mei 5, 2012 pukul 6:38 pm

      Iya sama2 deh… semoga bermanfaat..
      Makasih atas kunjungan dan dukungannya… 🙂

    otak tumpul said:
    Mei 19, 2012 pukul 9:17 pm

    sangat menarik sekali’ boleh saya menambahkan sedikit, ada sejarah yang hilang di pulau timor dan menurut tutur kata leluhur mereka, ada 1 kerajaan yang dulunya besar namanya KOPAN TAIMETAN, kerajaan ini juga ada 3 angkatan perang, mempercayai pohon kehidupan (kalpataru) dan dulu nusantara ini 1 tidak ada kepulauan, dan di nusantara ini hanya ada 3 kerajaan di sumtra kerajaan barat di kalimantan (borneo) dan di timor dan mereka kalau bertemu tempatnya di pulau kayangan (bali) itu ada perjanjiannya juaga. bangsa mereka ini keturunan bani gad yang masuk ke timor sudag ribuan tahun mereka datang membawa 9999 orang peninggalannya kapal kayu yang sudah karam (jd batu). itu cuman ada di timor, tp kata sebagian orang itu legenda. dan tempat itu sudah jadi keramat. itu saya tau dari keturunan kerajaan itu dan masuknya belanda keturunan ini di hilangkan karna menetang belanda, awalnya kerajaan ini menerima belanda dengan baik kemudian belanda mau memerintahnya tapi kerajaan ini tolak katanya saya sebagai kerajaan masa mau di perintah oang lain. disitulah timbul adu domba melawan kerajaannya sendiri. jd di timor sejarahnya hilang karna yang sekarang ini mengaku raja tp asal usulnya tidak tau dan kebanyakan raja di angkat nelanda. terimah kasih sumbernya saya dapat dari leluhur mereka yang berketurunan cesar kerajaan kopan taimetan di timor.

      oedi responded:
      Mei 20, 2012 pukul 1:36 am

      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂
      Hmm.. ini tambahan informasi baru bagi saya, saya akan berusaha mengembangkan informasi ini lebih lanjut, semoga mendapat data2 dan informasi yang lebih lengkap… semoga nantinya bisa menambah perbendaharaan sejarah bagi bangsa ini, terutama generasi mudahnya…

    firdasmile said:
    Juni 1, 2012 pukul 12:43 pm

    atlantis qu sngat suka’
    sjarahx itu yg bkin qu pnsaran

      oedi responded:
      Juni 1, 2012 pukul 3:45 pm

      Yup… begitulah uniknya sejarah, semakin kita jauh memahami dan memperdalam kajiannya, maka akan semakin menarik dan membuat penasaran… ilmu dan manfaat yg di dapatkan pun makin luas… sehingga jangan pernah melupakan sejarah, karena kita hidup tetap dalam sejarah..
      Makasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    Mohenjodaro said:
    Juni 3, 2012 pukul 11:06 am

    Mohon maaf mas Oedi nitip info disini..kepada semua penggunjung blog oedi dan penggemar blog oedi di mohon dengan sangat untuk men tag di google dengan mengetik “siti penjual bakso usia 7 tahun” ,semoga anda semua terketuk hatinya, sekian dan terima kasih.

      oedi responded:
      Juni 3, 2012 pukul 11:38 am

      Oh silahkan saja… semoga bisa bermanfaat.. 🙂

    Rio said:
    Juni 23, 2012 pukul 1:52 am

    Trivia info : Trisula
    merupakan senjata khas bangsa Atlantis, yang sekarang banyak digunakan di berbagai negara baik secara kegunaan maupun filosofi.

    Lalu kata negara berasal dari kata Naga dan Ra.
    Naga adalah julukan pasukan maritim yang sangat kuat dan canggih, sementara Ra adalah dewa matahari yg digunakan namany di mesir. Yang menjadi dewanya bangsa Lemuria.

    Lalu, mengapa bangsa Viking / Germania selalu terobsesi dengan war and conquer?
    Kemungkinan mereka memiliki keturunan langsung dari bangsa Atlantis dan mereka mendapat julukan Bangsa Naga oleh negara lain karena sifat mereka yang barbar dan gemar bertarung.
    Jika dibandingkan, perkembangan teknologi bangsa Germania selalu lebih unggul daripada bangsa yang lain.
    Contohnya, pada jaman yg sama suku Indian masih menggunakan senjata dari kayu. Sementara bangsa Naga sudah menggunakan plat metal dan besi.

    Dan jaman sekarang, bro sekalian tahu senjata rusia yg sudah mendunia dan melegenda?
    AK47, Avtomat Kalashnikov 1947.
    Senapan serbu ini mengambil model dari senjata ciptaan Jerman. Yaitu Stg .44, Sturmgewehr caliber .44 pada tahun 1941 yang belum sempat didistribusikan dan diupgrade lagi karena kekalahannya pada perang dunia ke 2 oleh rusia.

    It make sense and it’s all connected!

      oedi responded:
      Juni 23, 2012 pukul 1:04 pm

      Okey.. makasih atas kunjungan dan informasinya… 🙂

    Ghani said:
    Juli 20, 2012 pukul 2:26 am

    Kenapa Indonesia tidak maju karena anak cucu Lemurian telah di pasang KLAD (semacam Virus) itu menghambat kerja otak. Atlantis memberikan itu agar Lemurian tidak bisa balas dendam ke bangsa Atlantis, kalau menurut saya Lemurian bukan menyembah MATAHARI, tapi menggunakannya sebagai media untuk menambah Energi, karena meningkatkan kekuatan OTAK membutuhkan Energi yang luar biasa!. begitu kalau menurut saya =D maaf saya hanya anak 15 tahun yang tertarikdengan bangsa nenek moyang saya =) kalau ada kesalahan maafkanlah saya (coba bang oedi baca buku berjudu Arkhytirema yah!)

      Ghani said:
      Juli 20, 2012 pukul 2:28 am

      menurut buku Arkhytirema, yah walaupun Novel tapi juga mengambil dari kisah Lemurian, Orang Lemurian mempunyai kekuasaan otak 40% rata2, sedangkan orang jaman sekarang hanya rata 2,5%. sangat jauh kan! =D

    sososo said:
    Februari 20, 2013 pukul 5:50 am

    @ghani ,, kamu lightworker yah ?

    wawan said:
    Juni 25, 2016 pukul 4:37 pm

    mau tanya kang ada bahasa seperti ini “Narma dakuat para tuna jala” apa yah artinya. mohon penjelasan, terima kasih

      oedi responded:
      Juli 5, 2016 pukul 5:03 am

      Hmm.. maaf mas, saya takut salah menerjamahkan kalimat itu sesuai gramatika bahasa yang benar, terlebih kalimat itu bisa diterjemahkan ke dalam banyak makna.. Bukan keahlian saya juga untuk itu.. maaf.. 🙂

Tinggalkan komentar