Puisi_ku

Kau Yang Terindah
Kepadamu yang terindah.
Bintang malam yang paling terang.
Kau penuntun jiwaku yang tersesat.
Kau segarkan semua yang layu dijiwaku.
Laksana secawan air
Pelepas dahaga musyafir.
Tak ada syair.
Tak ada puisi.
Tak ada yang mampu ungkapkan indahmu.
Tak mampu lagi ku berkata.
Bibirku telah tersumbat kagumku.
Kepadamu sekuntum bunga surga kurangkai dengan indah.
Terangilah… tuntunlah…
Segarkan jiwaku.

Jogjakarta, 25 April 2005
Harunata-Ra

Tentang Dirimu
Dindaku…
Tak ada rangkaian bunga
Seindah tutur bahasamu.
Karena dirimu memancarkan indahnya Syurga.
Keelokan akhlak dan parasmu,
Mewakili cantiknya sang bidadari.
Hingga siapa pun akan bahagia bila di dekatmu.
Aku pun inginkan itu.
Melebihi bahagianya orang lain.
Karena kaulah yang terindah.
Dan aku selalu ingin kamu.
Itu saja…

Jogjakarta, 05 September 2004
Harunata-Ra

Karena Dirimu
Aku bahagia telah dapat mencintaimu.
Aku gembira bersanding denganmu dan dekat sekali disisimu.
Karena dari hidup denganmu itulah aku mengenal kehidupan, berpikir dan menulis.
Darimulah aku mengenal kelemah lembutan lebih.
Darimu aku mengenal keindahan lebih.
Denganmu aku terus merasa lebih bahagia.
Olehmu aku terus berusaha untuk jauh memperbaiki diri.
Olehmu aku menyadari sebuah anugerah dan mengingatkan selalu kepada Tuhan,
Dan karena dirimu pula aku bisa selalu menatap dunia dengan sikap optimis.
Bahkan hanya dari dirimulah aku jauh lebih mengenal kesedihan,
kerinduan, kecemburuan, kekalutan, kecemasan, tantangan, perasaan muak,
kesombongan, jenuh dan tentunya sifat egois.
Untuk kemudian mengubahnya ke dalam cawan ketabahan dan kesabaran.

Jogjakarta, 01 Mei 2006
Harunata-Ra

Cinta Yang Tak Sempurna
Duhai kekasihku.
Memang kisah cinta kita tak sempurna.
Banyak kekurangannya, karena kita bukanlah orang hebat.
Tapi kehadiranmu telah membuatku bisa menemukan bahagia.
Kau telah memberiku alamat untuk kembali.
Kau pun selalu mengizinkan aku untuk ada di dalam hatimu.
Dan inilah hal yang sangat indah dalam hidupku.
Karena butuh waktu bertahun-tahun sebelum aku bisa bertemu denganmu.

Jambi, 07 Februari 2016
Harunata-Ra

Ungkapkanlah Cintamu
Dindaku…
Cinta akan berteriak dan menangis bila tak terjamah.
Dan kita pun akan merana bila terus diam dan bertapa di antara tirai-tirai kerinduan.
Jangan risau akan bertepuk sebelah tangan.
Segeralah ungkapkan.
Ungkapkan cinta dengan bahasa cinta yang kau rangkai seiring setia jelang bersamanya.
Rangkai dengan indah dan memikat,
Sebelum ia keburu disuguhi bahasa cinta oleh orang lain.
Sekarang untuk apa lagi kau bimbang,
Dalam kesendirian dan kebisuan…??

Jogjakarta, 02 Juni 2004
Harunata-Ra

Terima Kasih Cinta
Di saat hatiku mulai rapuh,
Teruntukmu ku ucapkan kata pujian dan terima kasih.
Aku tak mampu lagi berkata apa.
Tak ada lagi ungkapan yang sepadan dengan perhatianmu.
Karenamu, kini aku tetap hidup, berpikir dan menulis.
Dan kau buat aku untuk selalu percaya tentang hakikat cinta.
Bahwa cinta itu tetap berkuasa atas segalanya.
O.. Dunia mungkin telah membenciku.
Zaman mungkin terus menghardikku.
Dan orang-orang banyak yang telah menghinaku.
Tapi kau selalu ada disisi, menyejukkan hatiku.
Kau terus ada disisi, memotivasi aku untuk bangkit.
Dan ketika telah habis waktuku nanti.
Ku ingin ada cinta yang lebih banyak untukmu.
Ku ingin sisa hidupku hanya untukmu,
Ku ingin pula akhir hidupku ada di pelukanmu.
Duhai kekasihku.

Jambi, 03 Juni 2017
Harunata-Ra

Cintai aku
Adalah cinta yang membawaku ingin selalu bersamamu.
Waktu yang tak pernah berhenti, hari yang tak pernah tertukar.
Tak ingin ku jauh darimu.
Tak bisa ku lupakan dirimu.
Kau adalah yang terindah.
Kau yang bisa menghilangkan dahaga dan laparku.
Dekaplah aku dalam hangatnya pelukanmu.
Cintai aku dengan kasih sayangmu.
Oh kekasihku.

Jambi, 21 Juni 2017
Harunata-Ra

Jiwaku
Salah satu yang paling membuat hatiku menjadi lapang dan tenang,
Adalah ketika aku bisa merasakan setiap ciptaan Allah yang Maha Agung.
Melihat, mendengar, merasakan serta menikmati,
Setiap jengkal alam pegunungan.

Jogjakarta, 25 Maret 2008
Harunata-Ra

Kesedihan wanita
Dia adalah wanita cantik,
Tercantik dari keturunan para ratu.
Tapi entah apa yang harus ku katakan tentang dia.
Karena ketika sekali lagi melihatnya dan menyadari kesedihannya,
Rasanya dia seperti sekuntum bunga layu yang tertunduk lesu.
Ia tak lagi indah seperti bunga krisan yang terkena embun pagi.
Namun rusak, bagaikan teratai yang hancur diterjang gajah liar.
O.. Tak ku sangka sebelumnya.
Perempuan cantik itu kini seperti baja yang di tempa oleh pandai besi.
Keras dan tak sebanding dengan lemah gemulainya bangsa Peri.
Dan senyumannya tak lagi murni.
Tawa candanya pun terasa dipaksakan.
Demikianlah ia hidup dalam pahitnya kehidupan ini.
Meskipun tetap cantik dipandang mata,
Namun itu takkan bertahan lama tanpa kawan untuk berbagi.
Tanpa sosok yang mengerti dan mencintai dirinya dengan tulus.
Dan ia akan terus terpukul, hancur.
Lalu jatuh sakit dan mati dalam kesedihan.
Oh.. Sungguh memilukan,
Dan aku tak bisa berbuat apa-apa.
Kecuali turut berduka dan ikut berdoa untuk kebaikannya.

Jambi, 23 September 2017
Harunata-Ra

Perang dan kesedihan
Aku tak begitu paham tentang kebijaksanaan perang.
Aku juga tak ingin adanya perang.
Karenanya aku tenggelam dalam pikiranku sendiri.
Larut dalam nestapa, di saat menjelang hari itu tiba.
Ya. Saat ini aku berada di antara kemenangan dan kekalahan.
Penuh kecemasan dan duka di dalam hatiku.
Aku juga tak tahu apakah harus menang atau kalah dalam pertempuran itu.
Tapi siapapun nanti yang binasa, akan ku tangisi.
Walau kadang aku tak menyukai mayoritas manusia,
Tapi aku tak ingin mereka menderita dan tewas mengenaskan.
Tak ingin ku lihat mereka mati sebelum sadar dan kembali ke jalan Yang Hakiki.
Dan sebelum atau sesudah perang dahsyat itu terjadi nanti,
Ku selalu berdoa yang terbaik.
Tidak untuk mereka yang baik saja,
Namun juga mereka yang telah lalai dan lupa.

Jambi, 19 April 2017
Harunata-Ra

Menara Kejayaan
Kini, siang tak lagi bercahaya dan malam pun tak lagi bersinar terang.
Semua kian meredup dan terasa pekat menuju gulita.
Ini bukan karena mega yang menutupi Bumi,
Tapi hati yang tak peduli lagi pada hikmah kesadaran diri.
O.. Begitu banyak yang lupa bahwa hidup itu tak cuma sekali.
Apa yang di lakukan saat ini adalah untuk diterima nanti.
Hingga aku pun berkata: “takkan ku bilang telah usai hari ini”.
Sebab perjuangan itu akan berlanjut dari satu tempat ke tempat lainnya.
Dari sedikit orang sampai ke begitu banyaknya.
Dari yang ringan-ringan sampai ke yang berat dan mengerikan.
Dan perang besar itu akan datang,
Alam pun ikut bergerak tegas menyeleksi semua orang.
Tak ada yang dapat menghindar, sehebat apapun dia.
Semua hanya akan mengikuti, mau atau tidak mau.
Dan meskipun aku harus berbaring di akhir perjalanan ini,
Aku tetap ingin bisa tiba di negeri yang gemilang itu.
Tidak perlu lama, cukup untuk istirahat sore dan tetirah.
Semoga cepat berdiri menara yang kuat dan tinggi itu.
Di atas kemenangan dan mewujudkan kejayaan yang abadi.

Jambi, 31 Juli 2017
Harunata-Ra

Persiapan diri
Sungguh, ada kegelapan lain yang lebih kuat akan datang,
Karena para penjahat di Bumi ini hanyalah sebatas pelayan.
Dan kekuatan kita nyaris tak cukup untuk menepis serangan besar pertamanya nanti.
Lalu yang berikutnya akan lebih besar dan sangat mematikan.
Sehingga perang itu seperti tanpa harapan dan keputusasaan menjadi sama.
Maka kemenangan tak bisa dicapai hanya dengan senjata,
Entah kau berdiri di tempatmu untuk menahan serangan demi serangan,
Atau maju keluar sampai kewalahan di tengah perjuangan itu.
Kau hanya punya pilihan yang hampir semuanya buruk.
Hampir tak ada lagi bantuan kecuali pertolongan-Nya.

Jambi, 05 Oktober 2017
Harunata-Ra

Jalan panjang
Perjalanan ini memang panjang,
Sebuah arah yang baru menuju gerbang rahasia.
Jalurnya rumit dan terdapat banyak lika-likunya.
Berat mendaki tapi suatu hari nanti,
Maka akan datang saatnya aku pun berdiri dibalik tikungan tajam.
Disanalah aku menunggu peradaban yang sesungguhnya.
Yang dinantikan dari zaman ke zaman.
Yang di rindukan dari generasi ke generasi.
Itulah negeri di barat bulan dan di timurnya matahari.

Jambi, 06 Agustus 2017
Harunata-Ra

Tahu Diri
Seperti anganku untuk menyatu dengan dirimu.
Apa yang lebih alami dari pada air mata yang membasahi pipi?
Sungguh tak ingin diriku mengikuti hampa dalam hidup ini.
Tak mau pula aku menjauh darimu yang telah menyihirku.

Namun, meskipun seberapa kuatnya hasrat yang ku miliki.
Kau tak ubahnya permata di tempat yang sangat tinggi.
Sulit untukku mengapaimu, seberapa pun aku telah berusaha.
Kau terus menjauh tanpa bisa ku ikuti.

Dan bias-bias logika tak berlaku lagi.
Hukum pasti terkadang tak menepati janji.
Maka tinggallah harapan yang tak berharap.
Cinta yang suci dan selalu tahu diri.

Jambi, 20 Maret 2020
Harunata-Ra

Hanya ENGKAU
Dari semua dimensi, dari seluruh jagat raya,
Tak ada yang ku pilih selain ENGKAU.
Lantas mengapa ENGKAU sering membiarkanku duduk termenung dan sedih?
Mengapa DIRI-MU terasa menghilang dan aku tak melihat-MU lagi?

Sungguh jiwaku bagaikan kertas,
Hatiku laksana pena untuk menulis.
Aku pun siap menerima petunjuk-MU,
Apakah ENGKAU masih membiarkanku tersendiri?

Hanya ENGKAU-lah Yang Maha Kuasa dan Mengetahui.
Maka ketika ENGKAU tak menghendaki, tak ada yang ku miliki, tak ada yang bisa ku rasakan.
Disaat ENGKAU tak memperlihatkan, maka apa yang bisa ku lihat, apa yang dapat ku ketahui?
Apa yang mampu aku lakukan selain hanya atas izin dan kuasa-MU?

O.. ENGKAU-lah yang menghidupkanku, terus menumbuhkanku.
Ketika diri ini masih sebenih kurma, ketika aku sebatang kaktus,
Hanya ENGKAU-lah yang memberiku nikmat kesempatan dan kehidupan,
ENGKAU pulalah yang menjaga dan merawatku dari waktu ke waktu.

Lalu disaat akar dan duri-duriku dicabut, batangku pun di tebang,
Maka begitulah yang ENGKAU tetapkan kepadaku.
Dan jika Diri-MU sudah memutuskan aku sedemikian,
Maka demikianlah pula diriku, seperti itulah kisah hidupku.

Ya, ENGKAU-lah Yang Esa, Yang Awal dan Akhir, Yang Azali (kekal abadi).
Hanya ENGKAU-lah Yang Mengatur dan Mempertimbangkan semua.
Sudilah kiranya menjadikan akhirku lebih baik dari pada awalku.
Sempurnakanlah ketidaknampakkanku dari pada penampakanku.

Sebab, ketika ENGKAU tersembunyi dari akal dan hatiku,
Selama itulah aku menjadi seorang yang kafir dibalik topeng keimanan.
Disaat ENGKAU menjauh dari rahsa dan nuraniku,
Selama itu pula aku sudah menjadi seorang yang terhina dalam kekufuran.

Sungguh aku tak tahu apa yang aku sukai, apa yang aku ingini?
Aku pun telah bingung dengan sikap tenang dan amarahku, cinta dan benciku?
Hingga tak ada satupun lagi yang ku rasa hasratku.
Hanya ENGKAU-lah yang menganugerahkannya, ENGKAU-lah Sang Maha Pengasih dan Penyayang.

Dan tak pernah ada sesuatupun yang menjadi hakku, kecuali yang ENGKAU titipkan.
Tak ada pula yang dapat bersamaku, selain yang ENGKAU kehendaki.
Lantas apakah yang ENGKAU cari dari hati dan wadahku ini?
Apakah yang ENGKAU mau dari kisah hidup yang sebenarnya ENGKAU sendiri yang menentukan-nya?

O.. Di dalam wahana jiwa dan kesejatianku,
Siapakah aku ini yang sebenarnya?
Benarkah sesungguhnya aku ada?
Atau mungkinkah keberadaan itu memang nyata adanya?

Jambi, 05 September 2021
Harunata-Ra

Harapan
Wahai Tuhanku, wahai YANG MAHA PENCIPTA.
Hamba mohon dengarkanlah ini.
Hamba mohon terimalah sedih sepiku ini.
Air mata rinduku, yang tak bisa ku puisikan lagi.

Hamba mohon kepada-MU.
Jangan tinggalkan mereka yang memuja-MU.
Hamba mohon izin kepada-MU.
Biarkan mereka tetap menjadi sastra yang berjiwa.

O.. YANG MAHA PENGATUR, MAHA BIJAKSANA.
Biarkanlah hati mereka tetap bercahaya.
Biarkanlah batin mereka terus bersinar.
Untuk hidupkan lagi kemanusiaan yang telah lama mati di Bumi ini.

O.. YANG MAHA KUASA, YANG MAHA ESA.
Terangilah kalbu orang-orang yang tetap percaya dan meyakini-MU.
Agar selalu ada kebaikan dalam hidup dan kehidupan mereka.
Agar masih terselip harapan atas besarnya Keadilan-MU.

O.. YANG MAHA SUCI, MAHA AGUNG dan ABADI.
Jernihkanlah hati sanubarinya.
Bimbinglah pikirannya dari kesalahan dan kekhilafan.
Ampunilah dirinya, ridhoilah setiap niat dan perbuatannya.

O.. YANG MAHA KUAT, MAHA PERKASA.
Selamatkanlah diri mereka yang telah mempersiapkan dirinya.
Gabungkanlah mereka dalam barisan yang menanti hari penghakiman-MU. 
Juga yang senang menerima kabar bahwa ada zaman yang baru penuh kemuliaan.

Dan sekali lagi hamba memohon Pada-MU wahai YANG MAHA PENGASIH, MAHA PENYAYANG.
Terimalah harapanku ini dengan Tangan Cinta-MU.
Dengan sifat welas asih-MU.
Oh Tuhanku.

Jambi, 28 Februari 2024
Harunata-Ra

Dibawah ini adalah puisi-puisiku yang lainnya, silahkan baca dengan meng-klik [baca…]:

Akankah [baca…]

Syahdu Malam [baca…]

Sunyi Jiwaku [baca…]

Menyesal [baca…]

Keraton Putih [baca…]

Pujian & Cobaan [baca…]

Semua karena cinta [baca…]

Ruang Cinta [baca…]

Rinduku [baca…]

Hakekat Iman [baca…]

Jemari Cinta [baca…]

Terimakasih Cintaku [baca…]

Mendalam Rinduku [baca…]

Resah [baca…]

Atas Nama Cinta [baca…]

Memanfaatkan Orang dengan Licik [baca…]

Diam dan Bicaraku…[baca…]

Ibu… [baca…]

Ayo Kekasihku… [baca…]

Kesunyian Jiwa [baca…]

Perpisahan Cinta [baca…]

Aku Bermohon [baca…]

Selamat [baca…]

Kasih Sayang dan Cintaku [baca…]

Engkau yang Tauhid [baca…]

Jika Aku Jatuh Cinta [baca…]

Aku Ter… [baca…]

Keinginan [baca…]

Lanjutkan Hidupmu [baca…]

Tahap Mencintai [baca…]

Katakan, Bidadariku [baca…]

Pribadi yang Baik [baca…]

Tak Layak [baca…]

Wujud Cinta [baca…]

Kekasih, Cinta itu… [baca…]

Cinta Bertabur Nirwana [baca…]

Mengapa…?? [baca…]

Setia Bersamamu [baca…]

Puisiku [baca…]

Coretanku [baca…]

Alam Kemuliaan Cinta [baca…]

Ketika [baca…]

Luweh Becik [baca…]

Cinta dan Kebahagiaan [baca…]

Datang dan Hadirlah [baca…]

Cermin Diri [baca…]

Puisi u/ kekasihku [baca…]

Puisi u/-Mu [baca…]

Saat bersama dulu [baca…]

Cinta kita kini [baca…]

Aku dan Kamu, Tulus… [baca…]

Indah dirimu… [baca…]

Aku dan kamu, dulu… [baca…]

Miliki-lah Hatiku Sepenuhnya [baca…]

Hakekat Cinta [baca…]

Jangan pernah menghindari cinta [baca…]

Mungkin [baca…]

Katakan benci atau cinta [baca…]

Pesonamu [baca…]

Berdiam dan menyendiri [baca…]

Aku tau dan yakin… [baca…]

Cinta pertama [baca…]

Pemahamanku padamu [baca…]

Kidung Cinta [baca…]

Keheningan Jiwa [baca…]

Siapakah dia… ? [baca…]

Arti Kebersamaan [baca…]

Hadir-Mu [baca…]

Tangisan masa muda [baca…]

Cinta… [baca…]

Terpaan waktu [baca…]

Singgasana Cinta [baca…]

Rindu mendaki [baca…]

Pertanda di Ijabahnya do`a [baca…]

Belenggu yang berkah [baca…]

Makna dan karunia [baca…]

Aku tak ingin [baca…]

Kesunyian hidup [baca…]

Bukan penyair [baca…]

Aku memohon ya Allah [baca…]

Terbang bebas [baca…]

Menghadapi tekanan [baca…]

Bait puisi cinta [baca…]

Kenangan [baca…]

Fokus pada usaha [baca…]

Keburukan menanti [baca…]

Senyum Bidadariku [baca…]

Cinta yang sempurna [baca…]

Cintaku [baca…]

Perihal Cintaku (kumpulan puisi) [baca…]

Permohonan cintaku [baca…]

Kau dan aku [baca…]

Cinta dan kejujuran [baca…]

Derap langkah diri yang fitri [baca…]

Cinta yang perih [baca…]

Kesedihan cinta [baca…]

Keindahan cinta [baca…]

Pencari cinta [baca…]

Dedah cinta dan makna bait keheningan [baca…]

Rindu cinta [baca…]

Surat cinta untuk kekasihku [baca…]

Surat cinta untuk kekasihku II [baca…]

Surat cinta untuk kekasihku III [baca…]

Surat cinta untuk kekasihku IV [baca…]

Surat cinta untuk kekasihku V [baca…]

Surat cinta untuk jodohku [baca…]

Surat cinta untuk jodohku II [baca…]

Kumpulan syair cintaku (Juli-Desember 2011) [baca…]

Panggilan sang kekasih [baca…]

Ratapan seorang pecinta [baca…]

Manusia dan hewan [baca…]

Pakaian kecantikan dan keburukan [baca…]

Ketika kesedihan dan kebahagiaanku hadir [baca…]

Cinta bukan jodoh [baca…]

Detik-detik penantian [baca…]

Puisi cinta romantis [baca…]

Izinkan aku mencintaimu [baca…]

Kekuatan cinta sejati [baca…]

Puisi cintaku [baca…]

Jatuh cinta yang sejati [baca…]

Pertemua dan perpisahan cinta [baca…]

Kedamaian cinta [baca…]

Muhasabah cinta [baca…]

Kekuatan cinta sejati [baca…]

Puisi cintaku [baca…]

Jatuh cinta yang sejati [baca…]

Hakekat cinta sejati [baca…]

Perang besar universal [baca…]

Jaman tuo [baca…]

Haryatanirasyah [baca…]

Tahta pusaka leluhur [baca…]

Antamapura Arthaya [baca…]

Terasing di keramaian [baca…]

Semakin mawas diri [baca…]

Keindahanmu [baca…]

Jalan kesempurnaan [baca…]

Tirai cahaya [baca…]

Perjalanan Ku [baca…]

Harapan cinta [baca…]

Diriku masih bukanlah aku [baca…]

Sepasang kekasih [baca…]

Qwindalas : Lembah keabadian [baca…]

Seandainya [baca…]

Ku ingin bersamamu [baca…]

Sang pengembara cahaya [baca…]

Panggilan ibu pertiwi [baca…]

Tibanya masa penghakiman [baca…]

Liburan panjang [baca…]

Tahu diri [baca…]

Diri yang terpilih [baca…]

Tai Chi master [baca…]

Sajak Ifthian [baca…]

Enigma ku [baca…]

Di atas cinta [baca…]

Ranting kering [baca…]

Hanya ENGKAU [baca…]

Tanpa aku [baca…]

Jalan keabadian diri [baca…]

Kembalilah kepada Tuhan [baca…]

Cinta sejati (1) [baca…]

Mistikus kebenaran [baca…]

Tak mengetahui [baca…]

Akulah DIA! [baca…]

Kerinduanku [baca…]

Harapan [baca…]


54 respons untuk ‘Puisi_ku

    diyah said:
    Oktober 20, 2008 pukul 1:40 pm

    assalamu’alaiku.
    salam petualang,
    puisi2mu so sweet banget sich, palagi klo ,bikinya di puncak gunung, wuih….subhanallah.

      Kilaa said:
      Februari 18, 2020 pukul 1:38 pm

      Aku baca di tahun 2020

        Harunata-Ra responded:
        Februari 22, 2020 pukul 5:54 am

        Makasih ya mbak Kilaa karna udah mau baca.. semoga bermanfaat.. 🙂

    khasanah said:
    November 10, 2008 pukul 7:31 am

    we’eeee…..puisi2nya tmbah sweet nech….aq jd bener2 iri nech……
    ^_^
    pasti saat ni anda lg punya cewek y??ato bahkan dh punya wife y???
    hehehehehehehe….

    oediku responded:
    November 12, 2008 pukul 4:49 am

    wks..
    waduh maaf banget baru balas komentnya….
    salam petualangan juga untuk mbaknya…
    makasih banget sudah memberi komentar….
    syukur deh kalau emang seneng dengan puisi-puisiku itu…”ikut senang buanget”
    memang sebenarnya ada yang aku buat ketika mendaki di beberapa gunung…tetapi tidak saya masukkan di page ini dan menurutku cukup terarsip di dalam buku kumpulan puisiku aja…
    chayoo…

    oedi responded:
    Desember 25, 2008 pukul 12:07 pm

    utk khasanah:
    sweet?? hm syukur deh kalu begitu…
    waduh… saya blm punya cewe apalagi wife..
    jd nyante ja lg…hehehe…

    indri said:
    Januari 1, 2009 pukul 6:09 am

    Ga diragukan lagi keahlian seorang oedi ciptain puisi,, dari yang romantiz,,religius,,en sampe puisi patah hati,,puisi2 cinta,,pengalaman hidup,, tp sekali2 buatlah puisi yang berbau humor biar agak nyleneh lah,,masa serius terus….. SALAM MANYUN dari indri,, hehe PIZZ!!!!

    oedi responded:
    Januari 24, 2009 pukul 3:05 pm

    untuk indri:
    wah jd mau terbang nech dpt koment kaya gitu…hehehe…
    masa sih In segitunya??? biasah ajah ah…
    tp mungkin salah satu hobiku dari dulu kali ya makanya bisa lahir tuh puisi-puisi…hihihi…
    puisi humor?? hmm kayanya itu tantangan berat dech cos belum pernah buat puisi semacam itu…
    tp tar deh dicoba,,, hehe….
    okey kembali salam tp gau mau ah salam mayun… cos maunya salam Senyum penuh kebahagiaan untukmu aja deh…. ^_^

      Kilaa said:
      Februari 18, 2020 pukul 1:39 pm

      Sekarang sudah bapak2 ya?

        Harunata-Ra responded:
        Februari 22, 2020 pukul 5:55 am

        Masih muda kok.. 🙂

    nyok-nyok (mey) said:
    Mei 4, 2009 pukul 9:43 am

    ass.. hahahaha… emg dasar pujangga cinta… hmhmhm… mas, puisinya tu dalem2 bgt… ntar mkin byk cwe yang lengket,,, lengket ma puisinya tp ,, bkn orngnya.. hahaha….

    LOVE U MY BROTHER…..

      oedi responded:
      Mei 5, 2009 pukul 5:39 am

      Wks….
      Hmm.. akhirnya mau juga ksh koment di blog mas… makasih yach.. 🙂
      Hehe… iya po dalam?? biasa aja ah menurut mas pa lagi sapa yang bilang kalau as pujangga cinta??…
      Tapi ya baguslah kalau berpandangan seperti itu dan diambil pelajaran yang berharga aja dech… mas yakin banyak kok yang bisa di jadikan referensi utk perjalanan hidup…
      Pokoke chayoo aja dech… n kpn bisa menyusul nulis kaya mas…hehe..

        Paitun Gundul said:
        Februari 27, 2020 pukul 1:27 pm

        Boleh berbagai coretan ya

        Aku tak tau mulai dari mana
        Aku tak mengerti ku tulis di sudut mana
        Kanan atau kiri
        Atau bahkan tengah
        Atas atau bawah
        Telah ku goreskan
        Telah ku lukiskan
        Perasaan hati
        Perasaan kalbu
        Perasaan sanubari
        Hingga kini ku masih tak mengerti
        Hingga saat ini ku masih tak mengetahui
        Langkah demi langkah tetap ku ayunkan
        Mencari dan terus mencari
        Yang terserak, yang terbuang
        Disudut sudut tempat
        Entah sampai kapan ku akan berhenti
        Aku tak tau
        Dan aku pun tak mau tau
        Persetan dengan semua
        Persetan dengan anggapan
        Persetan dengan cibiran
        Kebal ku terhadap semua
        Tetap kan ku langkahkan kaki ini
        Tak perduli ada yang menemani
        Tuk mencari jatining diri
        Tuk mencari kesempurnaan hati
        Dari aku yang berlumpur dosa.

        Salam

        Paitun Gundul sing Gondal Gandul.

        Hahahahaha

        Harunata-Ra responded:
        Februari 29, 2020 pukul 2:12 am

        Oh silahkan saja, dan terima kasih karena masih mau berkunjung.. 🙂

    arLin said:
    Oktober 13, 2009 pukul 4:05 am

    . cOba Arlin Punya Banyak Kosa kAta kayak Oedie, hem……………
    paSti banyak Puisi Yang aku CipTain,
    He”…

      oedi responded:
      November 19, 2009 pukul 2:36 pm

      Sebelumnya aku minta maaf cos baru skr bisa ngebalas coment-nya…
      Makasih ya da mau baca tulisan2 ku… hehe…
      Hmm… aku rasa Arlin punya banyak kosa kata tapi mungkin kurang di latih aja…
      aku juga ga punya banyak kosa kata tapi nekad aja coba-coba menuangkan ide ke dalam tulisan,
      salah benar ga perduli yang penting nulis… tar belakangan baru di koreksi….
      cobain dech… pasti bisa…
      chayoo…

    anjani said:
    November 8, 2009 pukul 9:02 am

    .,ea mpunn…so sweet bgt cie puisix……..quw ampe t’ksan…..buat lagi donk ,, tpi jgan yg bertema cinta…….klo bsa sieh yg temax tentang kehidupan manusia yg lalai menjalani hidupx …thank’z…dear anjani,,,

      oedi responded:
      November 19, 2009 pukul 1:35 pm

      Makasih untuk komentnya…
      Hmm untuk permintaannya; usul yang menarik jd tar deh di usahakan… doain aja dapat ide… hehe…
      Thx

    farid angkasa subing said:
    November 16, 2009 pukul 3:00 am

    km seniman bgt…..

      oedi responded:
      November 19, 2009 pukul 1:18 pm

      ah nggak juga… biasa aja…

        Paitun Gundul said:
        Februari 27, 2020 pukul 1:31 pm

        dalam tetesan keringat
        peluh bercampur debu
        debu debu pekat
        debu debu hitam
        nempel diseluruh tubuh
        hitam pekat yang kau lihat
        kotor kumuh yang kau pandang
        hitam pekat
        kotor kumuh
        itulah diriku, diri yang penuh noda
        diri yang penuh kemunafikan
        diri yang penuh kesombongan
        jangan harap
        kau temukan cinta
        jangan harap
        kau temukan sayang
        karena cinta, sayang
        telah ku buang
        karena cinta, sayang
        telah ku bakar
        dalam onggok sampah
        cinta, sayang rindu
        bukan untuk mu
        bukan milik mu
        ku kan melayang
        terbang tinggi menembus awan
        kan ku bebaskan
        jiwa ku dari belenggu
        dari rantai yang mengkungkung
        bebas terbang melayang
        ke segenap penjuru negeri
        ku sebar…
        Ku tanam
        Benih benih cinta kasih

        Salam Gondal Gandul
        Hahahaha

    Adhy Nafhuzy said:
    Mei 20, 2010 pukul 12:59 am

    Wah bakal ada kahlil gibran era baru nich…….
    Saluut bro…. sudah tuangkan isi hati dan isi kepala melalui kata-kata bersayap.
    Selama berkarya maju terus n succes selalu

      oedi responded:
      Mei 20, 2010 pukul 11:32 am

      Amiiiin…..
      Terimakasih ya untuk kunjungan dan dukungannya di blog ini…. semoga bermanfaat.

    lukman said:
    Februari 10, 2011 pukul 8:50 am

    bos klo boleh kasih masukan ,bikin pantun donk d situs web nya…..hehehee

      oedi responded:
      Februari 10, 2011 pukul 1:02 pm

      Hmmm… nanti di coba deh… kalau ada ide…
      Terimakasih atas kunjungan, dukungan dan masukannya…. 🙂

    lukman said:
    Februari 10, 2011 pukul 8:52 am

    puisi nya pd keren2.

      oedi responded:
      Februari 10, 2011 pukul 1:03 pm

      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.

    Afifah said:
    Maret 31, 2011 pukul 2:22 am

    Tulisannya indah2…. pengen diajarin ngeblog jadinya…saya masih awam di wordpress

      oedi responded:
      Maret 31, 2011 pukul 2:50 am

      Subhanallah… syukurlah kalau senang dengan tulisan2 sederhana saya…
      Oh… ngeblog dg wordpress itu gampang banget kok, bahkan menurut saya paling gampang dari pada penyedia blog gratis lainnya… tinggal rajin explore aja pasti bisa dan lancar kok…
      Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat. Tetap SEMANGAT yach… 🙂

    Irham Hmpc Gorontalo said:
    Agustus 25, 2011 pukul 8:36 am

    Dalam diam dan keheningan malam..lahirlah Imajinasi..
    dari semua layar kehidupan, jadilah sebuah kata yang tersusun
    rapi dari seorang penyair… itulah Puisi..

    saya senang dengan puisinya kang oedi.,
    soalnya saya juga senang berpuisi dan berimajinasi.,
    salam dari Gorontalo., the hidden paradise

      oedi responded:
      September 8, 2011 pukul 5:10 am

      Subhanallah… kata yang bermakna… Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat…
      Senang rasanya ada yang turut gemar dengan puisi… karena darinya kita bisa bebas mengapresiasikan rasa yang ada di hati tanpa batasan yang kaku. Itulah cahaya yang berkilauan dalam heningnya kehidupan dunia…
      Salam kenal juga… semoga tetap terjalin silaturahim ini demi kebaikan… 🙂

    retna said:
    November 24, 2011 pukul 2:03 pm

    hem…… puisi mas Oedi memberikan nuansa sejuk di hati.. memberikan warna tersendiri… indah dan bermakna…
    trs berkarya ya! semangat dan…. i love ur poems!!

      oedi responded:
      Desember 2, 2011 pukul 7:17 am

      Subhanallah… makasih ya atas kunjungan dan dukungannya…demikian pula untukmu…
      Syukurlah bila demikian.. ikut senang deh… semoga bermanfaat ya.. 🙂

    ratin wahyu qyuqyu said:
    Desember 1, 2011 pukul 1:20 am

    puisinyaaa menggugahhhhh jiwaaa bgtttt,,,,,,,,,terutama tentang cintaxxx…….q pling suka…heeee

      oedi responded:
      Desember 2, 2011 pukul 8:11 am

      Subhanallah.. alhamdulillah… ikutan seneng deh..
      Syukurlah bila demikian, terimakasih atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat… 🙂

        ratin wahyu qyuqyu said:
        Desember 4, 2011 pukul 11:00 am

        amiiin

        oedi responded:
        Desember 9, 2011 pukul 7:26 am

        Amiin… Makasih ya utk kunjungan dan dukunganya, semoga bermanfaat… 🙂

    Mohenjodaro said:
    Maret 30, 2012 pukul 2:59 am

    (puisi pendek) kidung dunia: Aku terlahir di keluarga setan..bapa pemuja setan juga ibu berupa dasamuka..benar dikatakan salah..salah dikatakan benar..harta jadi sembahan mereka..makin tua makin menggila..tidak sadar usia semakin tua renta..padahal ajal kian tiba. (bdg 29/03/12)

    jihan said:
    Juni 28, 2013 pukul 12:45 pm

    keren bangeet

      oedi responded:
      Agustus 6, 2013 pukul 4:01 pm

      Subhanallah… makasih ya atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    sastrawacana said:
    Agustus 14, 2018 pukul 9:32 am

    Keren, bahasanya sastra banget

      Harunata-Ra responded:
      Agustus 15, 2018 pukul 12:56 am

      Terima kasih mas/mbak Sastrawacana atas kunjungan dan dukungannya, semoga bermanfaat.. 🙂

    Wisnu Murti said:
    Maret 11, 2019 pukul 1:16 am

    Puisi-puisi yang indah dan menyentuh hati

      Harunata-Ra responded:
      Maret 11, 2019 pukul 1:59 am

      Terima kasih atas kunjungan dan dukungannya mas Wisnu Murti.. Puisi2 Anda di blog juga bagus2 kok.. Nama blognya aja puisiwisnu gitu… mantap 🙂

        Wisnu Murti said:
        Maret 18, 2019 pukul 4:36 am

        maturnuwun…met berkarya terus…semoga njenengan makin sukses dan bahagia dlam berkarya…aamiin

        Harunata-Ra responded:
        Maret 18, 2019 pukul 10:51 am

        Nuwun utk doanya mas.. Gitu juga utk njenengan.. 😊🙏

    Asyifa Wahida said:
    Juni 8, 2019 pukul 3:55 am

    Matur suwun sampun diizinkan kagemm ngopi da mnyimpan puisi2 yg luar biasa kagungan panjenengan enggih mas…

      Harunata-Ra responded:
      Juni 9, 2019 pukul 7:55 am

      Nggih mbak Asyifa, sami2lah.. nuwun juga karena sudah mau.. semoga bermanfaat.. 🙂

    Indah wulandari said:
    Agustus 10, 2019 pukul 10:09 am

    Bolehkah puisi” nya saya jadikan sebuah musikalisasi puisi? 😇

      Harunata-Ra responded:
      Agustus 10, 2019 pukul 1:50 pm

      Hmm tadi siang saya sempet baca2 lagi halaman Puisi_ku di blog ini.. Eeee gak taunya ada yg pengen bikin musikalnya.. Ini beneran Mbak? Ya kalo saya sih monggo ajalah.. Seneng bgt malah.. Dan kalo berkenan tolong dong dikirimkan hasilnya nanti.. 😊🙏

    Basto Kopi said:
    Agustus 28, 2020 pukul 11:12 pm

    Terima kasih, puisinya bagus2. baca juga puisi saya tentang cinta dan narkoba
    https://www.dilut.com/puisi-kisah-cinta-dan-rindu-pecandu-narkoba/

      Harunata-Ra responded:
      Agustus 29, 2020 pukul 1:44 am

      Terima kasih juga atas kunjungannya, semoga bermanfaat.. 🙂
      Syukurlah kalo suka, oke nanti saya akan berkunjung..

    Kang Nuddin said:
    Juli 22, 2021 pukul 10:54 am

    Kadang, keindahan hidup tak semua bisa dinikmati oleh semua orang hidup. Terimakasih sudah diajari untuk bisa menikmati hidup.
    meski hanya (sekadar) lewat untaian kata-kata.. …

      Harunata-Ra responded:
      Agustus 9, 2021 pukul 11:59 am

      Yap betul sekali, karena gak semuanya terbiasa untuk meresapi dan merenungi.. terima kasih juga kang karena masih mau berkunjung, moga ttp bermanfaat.. 🙂

Tinggalkan Balasan ke oedi Batalkan balasan